19
peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini
menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat
ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang
di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang
berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.
2.1.3 Market Value
Market value merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya
tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. MV adalah keseluruhan nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, MV adalah jumlah yang
harus dibayar untuk membeli perusahaan secara keseluruhan. Nilai pasar MV adalah harga saham pada akhir tahun. Nilai pasar yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin
besar.
MV = harga saham pada akhir tahun
20
2.1.4 Economic Value Added
EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari
modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham. 2.1.4.1 Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan, sebagai penilai kinerja perusahaan EVA memiliki beberapa keunggulan. Berikut keunggulan
EVA:
1. EVA memiliki hubungan yang erat dengan Net Present Value NPV
2. EVA dipengaruhi oleh semua keputusan yang dibuat oleh manajer.
3. EVA merupakan indeks yang tepat untuk menentukan reward manajer.
4. EVA merupakan ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk
menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran lain.
5. Ada hubungan antara EVA dengan Market Value perusahaan.
6. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan
kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu. 7.
EVA menunjukkan bahwa nilai perusahaan tergantung langsung pada kinerja manajemen.
8. EVA menjadi dasar untuk menentukan tujuan investasi dalam suatu proyek.
21
Namun EVA juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut: 1.
EVA biasanya dihitung berdasarkan langkah historis 2.
Analisis Economic Value Added kadang-kadang tidak praktis, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang baru didirikan.
2.1.4.2 Perhitungan EVA
Untuk dapat menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung sebagai berikut
Brigham dan Houston, 2006:165: EVA = Modal ekuitasROE – Biaya modal ekuitas
Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas yaitu sebagai berikut:
1. Jika EVA
0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2. Jika EVA
0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
3. Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan impas
karena semua laba yang tersedia digunakan untuk membayar kewajiban kepada para pemegang saham dan investor.
2.1.5 Return on Equity
ROE Return on Equity Merupakan pengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Dengan rasio
ini investor maupun manajer dapat mengidentifikasikan kekuatan laba dalam nilai investasi dari para investor. Biasanya rasio ini dibandingkan dngan perusahaan
lain yang berada dalam satu industri yang sama. Ketika perusahaan memiliki ROE
22
yang cukup tinggi, maka perusahaan tersebut dapat atau mampu menghasilkan kas
untuk kegiatan internal perusahaan.
ROE =
���� ����� ℎ ������ ℎ ����� ����� �������
2.1.6
Earning per Share
EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan,karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan.
Dalam berinvestasi di bursa, setidaknya investor akan memperlihatkan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham earning per share atau
EPS”. EPS =
���� ����� ℎ ������ ℎ ����� ����� ℎ ��ℎ�� �������
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis disajikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Variabel
Hasil Penelitian
1. Noer
Sasongko dan Nila
Wulandari 2006
Pengaruh EVA dan Rasio-
Rasio Profitabilitas
terhadap Harga Saham
Variabel independen :
EVA, ROA, ROE, ROS,,BEP dan
EP Variabel
dependen: Harga Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS
berpengaruh positif signifikan 5 pada harga
saham. EVA, ROA, ROE, ROS,,BEP dan EVA tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham
2. Dwiatma
Patriawan 2008
Analisis Pengaruh
Earning PerShare
Variabel independen:
Earning PerShare EPS,
Hasil menunjukkan bahwa EPS berpengaruh
signifikan dan positif terhadap perubahan harga
23 EPS, Return
on Equity ROE dan
Debt to Equity Ratio DER
terhadap Harga Saham
Return on Equity ROE dan Debt
to Equity Ratio DER
Variabel dependen:
Harga Saham saham, ROE berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap harga saham,
DER berpengaruh tidak signifikan dan negatif
terhadap harga saham. Secara simultan
EPS,ROE,DER berpengaruh terhadap
perubahan harga saham.
3. Wibowo
Mailani 2010
Analisis Pengaruh Book
Value, Economic
Value Added, Intellectual
Capital terhadap
Market Value Studi pada
Emiten non Perbankan
Indeks LQ-45 Variabel
independen: Book Value,
Economic Value Added,
Intellectual Capital
Variabel dependen:
Market Value Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial
variabel Book Value, Economic Value Added,
Intellectual Capital berpengaruh signifikan
terhadap Market Value
4. Leony
Vitasari 2010
Analisis Pengaruh
Economic Value Added
EVA Terhadap
Market Value Added MVA
Pada Perusahaan
Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Independen: Economic Value
Added EVA Variabel
Dependen: Market Value
Added MVA Secara parsial, Economic
Value Added EVA
berpengaruh signifikan terhadap
Market Value Added MVA. Kenaikan
atau penurunan EVA akan berpengaruh terhadap
kenaikan atau penurunan MVA. Semakin tinggi
MVA, maka semakin baik kinerja yang telah
dilakukan oleh perusahaan.
5. Niekie
Arwiyati Shidiq
2012 Pengaruh EVA,
Rasio Profitabilitas,
dan EPS Terhadap
Harga Saham Pada
Perusahaan Asuransi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-
2010 Variabel
Independen: EVA, ROE,
ROA, ROS dan EPS
Variabel Dependen:
Harga Saham Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa EVA dan EPS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham
sedangkan ROE dan ROS berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap harga saham dan ROA
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga
saham. Nilai Adjusted R Square adalah 0,838, hal
ini berarti 83,8 variabel
24 dependen dapat dijelaskan
oleh variabel independen, sedangkan sisanya 16,2
dijelaskan oleh sebab- sebab lain diluar model.
6. Zadollah
Fathi 2012
Relationship the Economic
Value Added EVA With
Stock Market Value MV
and Profitability
Ratios Variabel
independen: Economic value
added, Return on equity, Return on
assets, Earning per share, and
Prifitability. Variabel
dependen: Market Value
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Economic value added, Return on equity,
Profitabilitas dan Earning per share berpengaruh
positif signifikan terhadap Market Value. Selain itu,
tidak ada hubungan yang signifikan antara Return on
asset terhadap Market Value
Sumber: data diolah penulis 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menjadi penting bagi investor maupun perusahaan terkait untuk mengetahui bagaimana kondisi kinerja
keuangan perusahaan yang dialami perusahaan. Apakah perusahaan berada diposisi bertumbuh, konstan ataupun mengalami penurunan kondisi keuangan.
Faktor ini menjadi penting untuk menstimulus minat investor untuk tetap mempertahankan dana yang dimilikinya pada perusahaan. Banyaknya alat ukur
yang digunakan dalam mengukur kondisi kinerja keuangan perusahaan. Namun, pada penelitian ini penulis membatasi tiga alat ukur yang dianggap penting
menjadi pertimbangan investor yaitu: EVA, ROE, dan EPS dalam mengukur kinerja keuangan serta memiliki pengaruh yang tercemin pada Market Value
MV perusahaan.