7
menjadi dasar investor dalam menginvestasikan dananya terhadap nilai pasar dari saham perusahaan perbankan di Indonesia.
Dari permasalahan yang dikemukakan di atas dan data yang ditampilkan, peneliti tertarik untuk menganalisis apakah ada pengaruh antara Economic Value
Added EVA, Return on Equity ROE, Earning Per Share EPS terhadap Market Value MV. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian-penelitian
terdahulu. Hal ini disebabkan peneliti ingin menguji kembali hasil dari penelitian terdahulu. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu
dengan menggunakan sampel yang lebih banyak dan untuk periode laporan keuangan tahun 2011-2013 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Market Value MV pada Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011- 2013”.’
1.2. Rumusan Masalah
Seperti yang telah dikemukakan diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah Economic Value Added EVA berpengaruh terhadap Market
Value MV pada industri perbankan di bursa efek Indonesia? 2.
Apakah Return on equity ROE berpengaruh terhadap Market Value MV pada industri perbankan di bursa efek Indonesia?
8
3. Apakah Earning Per Share EPS berpengaruh terhadap Market Value
MV pada industri perbankan di bursa efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada pada sub-bab sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Economic Value Added EVA terhadap
Market Value MV pada industri perbankan di bursa efek Indonesia. 2.
Untuk mengetahui pengaruh Return on equity ROE terhadap Market Value MV pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share EPS berpengaruh
terhadap Market Value MV pada industri perbankan di bursa efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi market value.
2. Bagi investor, hasil penelitian ini mampu menjadi dasar pertimbangan untuk
melakukan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3.
Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan informasi dalam menentukan antara economic value added, return on
9
equity, return on assets, profitability, earning per share untuk diterapkan dalam strategi portofolio investasi.
4. Bagi akademisi, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi Market Value.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Analisis Laporan Keuangan
2.1.1.1 Definisi Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu berupa ringkasan atau ikhtisar peristiwa-peristiwa keuangan suatu perusahaan
untuk suatu periode tertentu. Oleh sebab itu untuk memberikan suatu batasan yang baik, maka terlebih dahulu akan diberikan pengertian akuntansi. Warren, et
al 2006:10 “akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan”. Warren, et al 2006:24 mengatakan bahwa “laporan keuangan merupakan
laporan akuntansi yang menghasilkan informasi bagi pemakai yang diperoleh dari transaksi yang dicatat dan diikhtisarkan”. Dengan demikian dapat
disimpulkan, bahwa laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan posisi keuangan, laporan arus kas, dan catatan atas
laporan keuangan. Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi
letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut
dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu. Dalam Stice, et al 2009:792 “The Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan
11
laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki
kriteria sebagai berikut ini :
1. Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap
laporan harus sama.
2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam
pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan
penjelasan yang sama.
3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan
dari perubahan diungkapkan.
4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari
diungkapkan
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat
adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk
menginterpretasikannya. Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai
menurut Kasmir, 2008:69 yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Vertikal Statis
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam
satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya.
12
2. Analisis Horizontal Dinamis
Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan
terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.1.1.2 Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan dirancang untuk membantu pemakai laporan dalam mengidentifikasi hubungan-hubungan dan trend-trend yang terjadi. Kinerja masa
lalu sering merupakan indikator baik mengenai kinerja di masa yang akan datang. Pihak-pihak yang membutuhkan seperti kreditor dan pemegang saham perlu
mengetahui posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan, akan terlihat kinerja perusahaan
apakah mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan bagi berbagai
pihak dengan adanya analisis laporan keuangan menurut Harahap 2008:195 terdapat beberapa tujuan dari analisis laporan keuangan, yaitu :
1.Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
2.Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata explicit dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan implicit
3.Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4.Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern
13
laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5.Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti prediksi, peningkatan rating
6.Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan
merupakan tujuan analisa laporan keuangan juga antara lain: 1 dapat menilai prestasi perusahaan.
2 dapat memproyeksi keuangan perusahaan. 3 dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek
waktu tertentu: a.
Posisi keuangan Asset, neraca dan modal b.
Hasil usaha perusahaan c.
Likuiditas d.
Solvabilitas e.
Aktivitas f.
Rentabilitas g.
Indikator pasar modal 4 menilai perkembangan dari waktu ke waktu
5 melihat komposisi struktur keuangan, arus dana. 7.Dapat menetukan peringkat rating perusahaan menurut kriteria tertentu yang
sudah dikenal dalam dunia bisnis.
14
8.Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9.Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuanga, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Analisis laporan keuangan juga memiliki manfaat. Ada beberapa manfaat bagi perusahaan dalam penggunaan analisis laporan keuangan menurut Kasmir
2008:68. Secara umum dikatakan bahwa manfaat analisis laporan keuangan adalah :
1.Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode; 2.Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan; 3.Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4.Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5.Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6.Dapat digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
15
2.1.2 Rasio Keuangan 2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan
Rasio keuangan atau analisis rasio ratio analysis ” merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”Wild dan
Subramanyam, 2010:40. Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu
membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun- tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan
lainnya.
Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area
yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam
menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya,
rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren
dan ukurannya di masa depan. Rasio keuangan memiliki keunggulan, sehingga para pihak pemakai
laporan keuangan sering menggunakan rasio keuangan. Menurut Harahap
2006:298 ada beberapa keunggulan rasio keuangan yaitu :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca
dan ditafsirkan.
16
2. Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3.
Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4.
Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi z-score.
5. Rasio menstandarisir size perusahaan.
6. Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7. Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan
prediksi di masa yang akan datang.
2.1.2.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka
pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang debt yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva
lancar. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.
Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan
17
likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya,
perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.
Menurut Kasmir 2008:134 “jenis rasio likuiditas yang ada seperti current ratio, quick ratio atau acid test ratio, cash ratio, rasio perputaran
kas, inventory to net working capital”. 2.
Rasio Solvabilitas Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor
jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya Wild dan Subramanyam. 2010:46.
Menurut Kasmir 2008:155 “beberapa jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan perusahaan adalah debt to asset ratio, debt to equity
ratio, long term debt to equity ratio, tangible asset debt coverage, current liabilities to net worth, time interest earned, dan fixed charge coverage”.
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur
tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild dan Subramanyam 2010:45 dapat
dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas cash turover, rasio
18
perputaran piutang usaha account receveible turnover, rasio perputaran persediaan inventory turnover, rasio perputaran modal kerja working
capital turnover, rasio perputaran aset tetap PPE turnover, dan rasio perputaran total aset total asset turnover.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat
efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan
harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Menurut Kasmir 2008:199 rasio profitabilitas dapat
diklasifikasikan menjadi 4 yaitu: 1.
Profit margin profit margin on sales yang terdiri dari a.
Gross Profit margin b.
Net Profit Margin 2.
Return on Investment ROI 3.
Return on Equity ROE 4.
Laba Per Lembar Saham 5.
Rasio Ukuran Pasar Rasio ini disebut juga market meansure Wild dan Subramanyam,
2010:45. Analisis rasio keuangan yang menjadi obyek penelitian bagi
19
peneliti adalah rasio ukuran pasar. Rasio ini adalah rasio yang paling sering dipergunakan oleh pihak investor di bursa efek. Rasio ini
menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat
ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang
di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Yang
berdampak naiknya harga pasar saham di pasar modal.
2.1.3 Market Value
Market value merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan dan biasanya
tercermin pada nilai pasar saham perusahaan. MV adalah keseluruhan nilai saham yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan kata lain, MV adalah jumlah yang
harus dibayar untuk membeli perusahaan secara keseluruhan. Nilai pasar MV adalah harga saham pada akhir tahun. Nilai pasar yang semakin tinggi
menunjukkan bahwa saham tersebut sangat diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin
besar.
MV = harga saham pada akhir tahun
20
2.1.4 Economic Value Added
EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari
modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham. 2.1.4.1 Keunggulan dan Kelemahan EVA
EVA memiliki beberapa kelemahan dan keunggulan, sebagai penilai kinerja perusahaan EVA memiliki beberapa keunggulan. Berikut keunggulan
EVA:
1. EVA memiliki hubungan yang erat dengan Net Present Value NPV
2. EVA dipengaruhi oleh semua keputusan yang dibuat oleh manajer.
3. EVA merupakan indeks yang tepat untuk menentukan reward manajer.
4. EVA merupakan ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk
menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran lain.
5. Ada hubungan antara EVA dengan Market Value perusahaan.
6. EVA juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan
kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu. 7.
EVA menunjukkan bahwa nilai perusahaan tergantung langsung pada kinerja manajemen.
8. EVA menjadi dasar untuk menentukan tujuan investasi dalam suatu proyek.
21
Namun EVA juga memiliki kelemahan, yaitu sebagai berikut: 1.
EVA biasanya dihitung berdasarkan langkah historis 2.
Analisis Economic Value Added kadang-kadang tidak praktis, misalnya pada perusahaan-perusahaan yang baru didirikan.
2.1.4.2 Perhitungan EVA
Untuk dapat menjadi alat pengukur kinerja, EVA dihitung sebagai berikut
Brigham dan Houston, 2006:165: EVA = Modal ekuitasROE – Biaya modal ekuitas
Dapat disimpulkan dari perhitungan diatas yaitu sebagai berikut:
1. Jika EVA
0 hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
2. Jika EVA
0 hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.
3. Jika EVA = 0 hal ini menunjukkan perusahaan dalam keadaan impas
karena semua laba yang tersedia digunakan untuk membayar kewajiban kepada para pemegang saham dan investor.
2.1.5 Return on Equity
ROE Return on Equity Merupakan pengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Dengan rasio
ini investor maupun manajer dapat mengidentifikasikan kekuatan laba dalam nilai investasi dari para investor. Biasanya rasio ini dibandingkan dngan perusahaan
lain yang berada dalam satu industri yang sama. Ketika perusahaan memiliki ROE
22
yang cukup tinggi, maka perusahaan tersebut dapat atau mampu menghasilkan kas
untuk kegiatan internal perusahaan.
ROE =
���� ����� ℎ ������ ℎ ����� ����� �������
2.1.6
Earning per Share
EPS merupakan salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan,karena besar kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba perusahaan.
Dalam berinvestasi di bursa, setidaknya investor akan memperlihatkan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per lembar saham earning per share atau
EPS”. EPS =
���� ����� ℎ ������ ℎ ����� ����� ℎ ��ℎ�� �������
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian penulis disajikan pada Tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Variabel
Hasil Penelitian
1. Noer
Sasongko dan Nila
Wulandari 2006
Pengaruh EVA dan Rasio-
Rasio Profitabilitas
terhadap Harga Saham
Variabel independen :
EVA, ROA, ROE, ROS,,BEP dan
EP Variabel
dependen: Harga Saham
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS
berpengaruh positif signifikan 5 pada harga
saham. EVA, ROA, ROE, ROS,,BEP dan EVA tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham
2. Dwiatma
Patriawan 2008
Analisis Pengaruh
Earning PerShare
Variabel independen:
Earning PerShare EPS,
Hasil menunjukkan bahwa EPS berpengaruh
signifikan dan positif terhadap perubahan harga
23 EPS, Return
on Equity ROE dan
Debt to Equity Ratio DER
terhadap Harga Saham
Return on Equity ROE dan Debt
to Equity Ratio DER
Variabel dependen:
Harga Saham saham, ROE berpengaruh
signifikan dan negatif terhadap harga saham,
DER berpengaruh tidak signifikan dan negatif
terhadap harga saham. Secara simultan
EPS,ROE,DER berpengaruh terhadap
perubahan harga saham.
3. Wibowo
Mailani 2010
Analisis Pengaruh Book
Value, Economic
Value Added, Intellectual
Capital terhadap
Market Value Studi pada
Emiten non Perbankan
Indeks LQ-45 Variabel
independen: Book Value,
Economic Value Added,
Intellectual Capital
Variabel dependen:
Market Value Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara simultan maupun parsial
variabel Book Value, Economic Value Added,
Intellectual Capital berpengaruh signifikan
terhadap Market Value
4. Leony
Vitasari 2010
Analisis Pengaruh
Economic Value Added
EVA Terhadap
Market Value Added MVA
Pada Perusahaan
Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Independen: Economic Value
Added EVA Variabel
Dependen: Market Value
Added MVA Secara parsial, Economic
Value Added EVA
berpengaruh signifikan terhadap
Market Value Added MVA. Kenaikan
atau penurunan EVA akan berpengaruh terhadap
kenaikan atau penurunan MVA. Semakin tinggi
MVA, maka semakin baik kinerja yang telah
dilakukan oleh perusahaan.
5. Niekie
Arwiyati Shidiq
2012 Pengaruh EVA,
Rasio Profitabilitas,
dan EPS Terhadap
Harga Saham Pada
Perusahaan Asuransi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-
2010 Variabel
Independen: EVA, ROE,
ROA, ROS dan EPS
Variabel Dependen:
Harga Saham Hasil analisis regresi
menunjukkan bahwa EVA dan EPS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham
sedangkan ROE dan ROS berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap harga saham dan ROA
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga
saham. Nilai Adjusted R Square adalah 0,838, hal
ini berarti 83,8 variabel
24 dependen dapat dijelaskan
oleh variabel independen, sedangkan sisanya 16,2
dijelaskan oleh sebab- sebab lain diluar model.
6. Zadollah
Fathi 2012
Relationship the Economic
Value Added EVA With
Stock Market Value MV
and Profitability
Ratios Variabel
independen: Economic value
added, Return on equity, Return on
assets, Earning per share, and
Prifitability. Variabel
dependen: Market Value
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Economic value added, Return on equity,
Profitabilitas dan Earning per share berpengaruh
positif signifikan terhadap Market Value. Selain itu,
tidak ada hubungan yang signifikan antara Return on
asset terhadap Market Value
Sumber: data diolah penulis 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Alat pengukuran kinerja keuangan perusahaan menjadi penting bagi investor maupun perusahaan terkait untuk mengetahui bagaimana kondisi kinerja
keuangan perusahaan yang dialami perusahaan. Apakah perusahaan berada diposisi bertumbuh, konstan ataupun mengalami penurunan kondisi keuangan.
Faktor ini menjadi penting untuk menstimulus minat investor untuk tetap mempertahankan dana yang dimilikinya pada perusahaan. Banyaknya alat ukur
yang digunakan dalam mengukur kondisi kinerja keuangan perusahaan. Namun, pada penelitian ini penulis membatasi tiga alat ukur yang dianggap penting
menjadi pertimbangan investor yaitu: EVA, ROE, dan EPS dalam mengukur kinerja keuangan serta memiliki pengaruh yang tercemin pada Market Value
MV perusahaan.
25
EVA merupakan salah satu tolak ukur yang tepat untuk menilai kinerja keuangan. EVA dapat menjadi tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai dari
modal yang telah ditanamkan investor dan pemegang saham. Menurut hasil penelitian Mailani 2010, Shidiq 2012, Fathi 2012 yang menemukan bahwa
EVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Market Value. ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak
keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri saham. ROE adalah rasio yang memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat
pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang
diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil
penelitian Fathi 2012 yang menemukan bahwa ROE berpengaruh positif signifikan terhadap Market Value. Selain Shidiq 2012 menemukan ROE
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap harga saham. EPS adalah rasio antara laba bersih dibagi jumlah saham yang beredar.
Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Seorang investor
membeli dan mempertahankan saham suatu perusahaan dengan harapan akan memperoleh dividend atau capital gain. Apabila EPS perusahaan tinggi, akan
semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi. Pernyataan diperkuat oleh hasil penelitian
26
Patriawan 2008, Shidiq 2012, Fathi 2012 menemukan bahwa EPS berhubungan positif dan signifikan terhadap Market Value.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual ini dapat dikemukakan sebagai berikut : Market Value Y dipengaruhi oleh Economic
Value Added X
1
, Return on Equity X
2
dan Earning per Share X
3
. Secara sistematis kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1
berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian