Tingkat Pencapaian Pertumbuhan Karang Jenis Montipora sp.

30 dan Edwads 1995 dalam jurnalnya menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kematian adalah pengikatan fragmen transplan. Tingkat kematian yang disebabkan oleh lepasnya fragmen karang dapat mencapai 25 setelah tiga bulan penanaman, dan akan terus berkurang sampai dengan 5 setelah fragmen karang melekat pada modul transplantasi. Kendala yang sama dijumpai pada penelitian yang dilakukan oleh Prawidya 1999 yang dilakukan di Pulau Pari. Persentase sintasan transplantasi Prawidya mengalami penurunan sebesar 22,22 atau dengan kata lain persentase sintasan yang tercatat pada akhir penelitian sebesar 77,78. Jaap 1999 juga menyatakan pentingnya pengikatan fragmen karang terikat secara kokoh dan kuat untuk mencegah fragmen karang terlepas dari modulnya.

4.3. Tingkat Pencapaian Pertumbuhan Karang Jenis Montipora sp.

Pertumbuhan didefinisikan oleh Syahrir 2003 sebagai proses pertambahan ukuran baik panjang, lebar, tinggi ataupun volume karang yang dapat mencirikan sifat hidup dari suatu individu. Secara umum pertumbuhan karang jenis Montipora sp. yang ditransplantasikan di Pulau Karya terus mengalami peningkatan yang tidak terlalu signifikan. Pada akhir penelitian, tinggi karang yang tercatat sebesar 8,5 cm dan panjang karang sebesar 7,15 cm. 31 6,08 7,02 7,10 7,13 7,13 7,15 6,68 7,62 7,96 8,08 8,08 8,50 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 April n=29 Mei n=29 Juni n=28 Juli n=26 Agust n=25 Sept n=18 Per tu m b u h an cm Perubahan waktu Panjang Tinggi Gambar 10. Tingkat pencapaian pertumbuhan fragmen karang jenis Montipora sp. Bulan April merupakan data awal pertumbuhan mutlak karang jenis Montipora sp. t . Dimensi rata-rata panjang dan tinggi karang tercatat pertama kali secara berturut-turut sebesar 6,08 ±1,45 cm dan 6,68 ±1,35 cm. Pada bulan Mei dimensi panjang dan tinggi karang bertambah menjadi 7,02 ±1,49 cm dan 7,62 ±1,47 cm. Selama enam bulan tingkat pertumbuhan mutlak panjang dan tinggi karang jenis Montipora sp. sebesar 7,15 ±1,38 cm dan 8,50 ±1,16 cm. Setelah enam bulan penanaman fragmen karang mengalami pertambahan tinggi lebih besar bila dibandingkan dengan pertumbuhan panjang. Berdasarkan Gambar 10 dapat dikatakan bahwa pertumbuhan karang jenis Montipora sp. cenderung mengalami pertambahan tinggi. Pola pertumbuhan yang cenderung meninggi tersebut diduga merupakan pola adaptasi terhadap tingkat sedimentasi untuk mencegah polip karang tertutupi partikel sedimen. Penelitian yang dilakukan oleh Phillip dan Fabricius 2002 menunjukan bahwa karang yang 32 terkena sedimentasi dengan kadar 2,5 g h cm -2 dalam jangka waktu lebih dari 24 jam akan menyebabkan penurunan jumlah zooxanthelae bahkan dapat menyebabkan bleaching pada karang. Pola pertumbuhan karang yang cenderung meninggi dapat juga disebabkan sifat terumbu karang yang fototaksis. Dengan tingkat sedimentasi yang cukup tinggi akan mengakibatkan cahaya matahari yang masuk kedalam perairan akan semakin berkurang sehingga fragmen karang tersebut akan mencari sumber cahaya berasal. Penelitian yang dilakukan oleh Weinberg 1996 in Supriharyono 2007 dengan satu perlakuan yaitu karang diberikan asupan sinar matahari yang cukup dengan kadar nutrient yang rendah dan karang lainnya yang diberikan perlakuan asupan nutrient yang cukup dengan kadar sinar matahari yang rendah menunjukan hasil karang yang memiliki asupan sinar matahari lebih banyak akan mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih cepat. Pola pertumbuhan fragmen karang yang terjadi berbeda dengan pola pertumbuhan pada fragmen karang yang ditransplantasikan di Pulau Kelapa. Yudasakti 2009 dengan penelitian transplantasi terumbu karang dengan jenis fragmen karang yang sama mengalami pola pertumbuhan yang cenderung memanjang. Rata-rata panjang dan tinggi awal fragmen yang digunakan adalah 80,84 mm dan 80,36 mm. Setelah enam bulan penanaman tinggi rata-rata fragmen karang bertambah 23,81 mm sedangkan panjang rata-rata fragmen karang bertambah 61,66 mm. Hal ini membuktikan bahwa pola pertumbuhan terumbu karang tidak akan sama disetiap lokasi. Peryataan tersebut sesuai dengan yang dinyatakan Clarck dan Edward 1995, kondisi lingkungan akan mempengaruhi laju pertumbuhan dan bentuk pertumbuhan. 33

4.4. Laju Pertumbuhan Karang Jenis Montipora sp.