26
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Parameter Fisika dan Kimia
Kondisi perairan di pulau Karya untuk beberapa parameter berada pada kisaran yang tidak aman sesuai dengan baku mutu air laut yang dikeluarkan oleh
Kementrian Lingkungan Hidup KLH Tabel 5. Parameter yang berada di atas kisaran aman adalah parameter salinitas, nitrat dan fosfat.
Tabel 5. Hasil pengukuran parameter fisika-kimia perairan
Parameter Satuan
Bulan Baku
Mutu April
Mei Juni
Juli Aug
Sept
Salinitas PSU
32 31
31 30
30 32
33-34 Suhu
⁰C 28,5
28,7 29
29,5 29
28,7 28-30
Kekeruhan NTU
0,82 1,32
0,82 0,8
1,5 1,7
5 Kecepatan Arus
ms 0,03
0,09 0,11
0,25 0,07
0,08 -
Arah Arus ⁰
121,7 126
126 127
100 114
- Kecerahan
100 100
100 100
100 100
5 Nutrien
Nitrat mgl
0,0320 0,0130
0,073 0,0010
0,0089 0,005
0,00 8
Orthophosphat mgl
0,013 0,018
0,03 0,008
0,0273 0,011
0,01 5
Ammonia mgl
0,199 0,12
0,088 0,104
0,0300 0,046
0,3 Sedimentasi
mgcm2hari 1,375
1,895 2,155
2,309 5,714
5,823 -
Baku mutu merujuk pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup tentang baku mutu kualitas air untuk biota No. 179 tahun 2004.
Salinitas yang diamati berada pada kisaran 30-32 PSU. Kisaran nilai salinitas tersebut masih berada di bawah kisaran aman baku mutu air laut.
Rachmawati 2001 menyatakan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan kadar salinitas menurun yaitu pasokan air tawar, badai dan hujan. Supriharyono 2007
menyatakan karang hermatipik tidak dapat bertahan pada salinitas yang
27
menyimpang dari salinitas air laut normal 32-35 PSU. Kisaran nilai salinitas yang didapat menunjukan bahwa salinitas di perairan pulau Karya tidak mendukung
untuk terumbu karang tumbuh secara optimal. Selain salinitas, faktor pembatas pertumbuhan karang adalah suhu.
Perubahan suhu secara mendadak sekitar 4-6
o
C di bawah atau diatas ambang batas dapat mengurangi pertumbuhan karang, bahkan dapat mematikannya
Supriharyono 2007. Kisaran nilai suhu yang diamati di Pulau Karya berada pada kisaran nilai 28-29
⁰C dan kisaran nilai tersebut termasuk kedalam kisaran aman baku mutu 28-30
⁰C. Kisaran nilai suhu yang teramati di Pulau Karya merupakan kisaran nilai yang dapat mendukung pertumbuhan karang. Pernyataan
tersebut didukung oleh pernyataan Wells in Supriharyono 2007, suhu yang baik untuk pertumbuhan karang adalah berkisar antara 25-29
o
C. Nilai pengamatan intensitas cahaya matahari menunjukan pada kedalaman
tiga meter memiliki intensitas cahaya matahari 100 dan nilai baku mutu 5 m menunjukan nilai minimal kedalaman yang ditembus oleh cahaya matahari.
Keadaan tersebut menunjukan bahwa pada lokasi transplantasi memiliki intensitas cahaya matahari yang cukup bagi terumbu karang tumbuh secara optimal.
Peningkatan masukan nutrient yang ditambah dengan punumpukan sedimen diduga memiliki efek yang serius terhadap terumbu karang Cortes dan
Risk 1992 in Koop et al., 2001. Kandungan nitrat di perairan Pulau Karya dari enam bulan pengamatan, hanya pada bulan Juli dan September kandungan nutrien
berada di bawah nilai aman tabel 5. Kisaran nilai nutrien yang berada di atas nilai aman juga teramati pada unsur fosfat. Pada bulan Mei, Juni dan Agustus
kandungan fosfat di perairan pulau Karya berada di atas nilai 0,008 mgl.
28
Berbeda dengan kedua unsur diatas, kandungan unsur amonia di perairan Pulau Karya selama enam bulan memiliki kisaran aman yaitu berada di bawah nilai 0,3
mgl. Kandungan nutrien dilihat dari unsur nitrat, fosfat dan amonia yang
terkandung di perairan Pulau Karya, dapat dikatakan bahwa perairan Pulau Karya memiliki kandungan nutrien yang tidak mendukung pertumbuhan terumbu
karang. Koop et al. 2001 menyatakan tingginya tingkat nutrien memberikan efek yang besar pada tingkat organisme meningkatnya mortalitas, mengurangi
tingkat reproduksi karang akan tetapi tidak menyebabkan ekosistem karang berubah dan didominasi oleh makroalaga.
4.2. Sintasan Fragmen Karang Jenis Montipora sp.