Fragmen karang keras Konstruksi modul

18 dari tiga titik lokasi yang berbeda. Pembedaaan lokasi dari ketiga titik tersebut dimaksudkan agar parameter kimia di seluruh lokasi transplantasi dapat diamati. Sampel air yang sudah diambil kemudian dibawa ke laboratorium yang kemudian diukur kandungan nitrat, amonia dan ortofosfatnya. Cara yang serupa juga dilakukan pada saat mengukur tingkat sedimentasi di lokasi transplantasi. Sediment trap yang telah diletakan di awal penelitian kemudian diangkat dan dipindahkan ke wadah plastik yang kemudian di ukur partikel sedimen yang terperangkap pada alat tersebut.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1. Fragmen karang keras

Penempelan fragmen karang di setiap modul menggunakan bahan semen sebagai media perekat. Fragmen karang diharapkan menempel kuat pada substrat dan modul transplantasi dan tidak mudah lepas akibat hempasan gelombang, arus, maupun predator. Penempelan setiap fragmen karang diberi jarak ± 15 cm agar tidak terjadi kompetisi ruang dari setiap fragmen karang. Contoh fragmen karang yang telah menempel pada modul disajikan pada Gambar 4. Pemilihan spesies yang ditransplantasikan dilakukan berdasarkan kelimpahannya yang cukup luas di sekitar lokasi penelitian sehingga fragmen karang dapat lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan mengurangi tingkat kematian fragmen karang. Adapun spesies yang ditransplantasikan pada daerah tersebut terdiri dari 9 genus, salah satunya adalah karang jenis Montipora sp. yang digunakan sebagai biota penelitian. 19 sumber foto : beginer subhan Gambar 4. Fragmen karang yang ditransplantasikan

3.3.2. Konstruksi modul

Proses pembuatan modul transplantasi dilakukan pada bulan Februari selama satu minggu. Modul transplantasi yang terbuat dari campuran semen, pasir, batu kerikil dan diberi rangka besi agar konstruksi kuat, kemudian dicetak dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari tripleks dengan dimensi panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 35 cm. Konstruksi modul yang telah diletakan di bawah air disajikan pada Gambar 5. Modul transplantasi dibentuk menyerupai meja dengan tujuan untuk menyediakan tempat perlindungan bagi ikan maupun biota lain yang hidup di sekitar lokasi transplantasi. Manfaat lain dari modul transplantasi bagi biota adalah permukaan modul yang dibuat kasar. Permukaan modul yang kasar tersebut diduga akan memudahkan bagi planula karang untuk menempel sehingga kegiatan transplantasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat lain bagi ekosistem di perairan Pulau Karya. 20 sumber foto : beginer subhan Gambar 5. Contoh modul transplantasi di Pulau Karya Modul transplantasi yang telah selesai kemudian dijemur selama 2-3 hari agar kering seutuhnya dan dapat digunakan sebagai substrat hidup karang. Setiap modul transplantasi memiliki 6 lubang sebagai tempat peletakkan fragmen karang yang ditransplantasikan. Lubang-lubang tersebut kemudian di isi dengan fragmen karang dan direkatkan menggunakan semen. Pada Gambar 6 disajikan salah satu modul yang telah siap untuk diamati. sumber foto : beginer subhan Gambar 6. Penempelan fragmen karang pada modul transplantasi 60 cm 40 cm 35 cm 21 Penurunan modul transplantasi dari kapal ke dalam air dilakukan dengan menjatuhkan modul transplantasi ke dalam perairan dengan hati-hati, kemudian penempatan modul transplantasi di dalam air dan pengaturan posisi modul transplantasi dilakukan dengan bantuan beberapa pelampung agar modul tranplantasi dapat diangkat dan diatur posisinya di dalam air. Setelah modul transplantasi diatur dengan memberi jarak ± 1 meter antar modul, dilakukan proses penomoran modul transplantasi dengan menggunakan nomor yang terbuat dari resin yang telah diberi pewarna kuning. Pengaturan posisi dan penomoran modul transplantasi dilakukan agar proses pengamatan dan pengambilan data pertumbuhan karang mudah dilakukan. Secara keseluruhan, alur kegiatan penelitian transplantasi yang dilakukan di Pulau Karya disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Alur kegiatan pengamatan Tahap Persiapan tidak berhasil Tahap Pengamatan Persiapan Bahan modul Pembuatan Modul Penyediaan Fragmen Penanaman Fragmen Aklimatisasi Pengamatan Laju Pertumbuhan 22

3.3.3. Pengukuran parameter fisika dan kimia perairan