Penyusunan kurva tinggi pohon

terdapat bermacam jenis pohon, yang dapat digolongkan dalam kelompok- kelompok jenis berdasarkan nilai komersialnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kurva tinggi pohon yang digunakan di hutan alam adalah kurva tinggi dari berbagai kelompok jenis Sutarahardja 2008.

2.8 Penyusunan kurva tinggi pohon

Kegiatan inventarisasi tegakan yang memerlukan waktu yang cukup lama dan cukup sulit adalah pengukuran tinggi pohon dibandingkan dengan pengukuran diameter pohon. Pengukuran tinggi pohon dikatakan cukup sulit karena dalam mengukur tinggi suatu pohon seringkali terhambat dengan tertutupnya pucuk pohon oleh tajuk pohon di sampingnya, selain itu diperlukan waktu yang cukup lama untuk mencari tempat dalam membidik pucuk pohon dengan alat yang digunakan. Kendala-kendala dalam mengukur tinggi pohon sangatlah tidak mungkin untuk dihilangkan karena kesalahan dalam pengukuran tinggi pohon di lapangan dimana kesalahan bukan hanya terjadi dari faktor manusia saja tetapi alat dan lingkungan pun dapat menjadi kendala dalam melakukan pengukuran. Dengan berbagai alasan dalam pengukuran tinggi pohon, maka kurva tinggi perlu disediakan sebagai alat untuk mempermudah pengukuran dimensi pohon. Penyusunan kurva tinggi pohon tersebut menggunakan dasar hubungan antara tinggi pohon dengan diameter pohon. Selain itu, hubungan tinggi pohon dengan diameter pohon sering dibutuhkan untuk bahan dasar analisis penyusunan tabel volume lokal local volume table. Dengan tersedianya tabel tinggi pohon, maka pada kegiatan inventarisasi hutan tidak lagi diperlukan pengukuran tinggi pohon, melainkan cukup dengan mengukur diameter pohon. Tinggi pohon dapat ditentukan dengan tabel tinggi pohon atas dasar diameter pohon yang diukur Departemen Kehutanan Republik Indonesia 2007. Penyusunan kurva tinggi pohon dengan melihat hubungan antara tinggi pohon dengan diameter pohon dapat dibuat dengan cara ploting free hand methods atau hubungan tersebut dinyatakan dengan menggunakan fungsi matematis mathematical functions dan diolah dengan menggunakan analisis regresi regression analysis. Bentuk kurva bervariasi dari suatu tegakan hutan dengan tegakan hutan yang lain, sehingga untuk menggambarkan hubungan antara tinggi dengan diameter, banyak fungsi matematis yang menggambarkan hubungan tersebut. beberapa fungsi yang telah dikembangkan diantaranya adalah Husch et al . 2003; Van Laar Akca 1997 dan Husch 1963 dalam Panjaitan 2009: Ln h = b + b 1 d Hines dan Douglas, 1990 h = 1b +b 1 d Irianto, 2004 h = b d b1 Irianto, 2004 h = b + b 1 d Siregar 2004 h = b + b 1 d + b 2 d 2 Departemen Kehutanan Republik Indonesia 2007. Dimana : b ,b 1, b 2 = konstanta h = tinggi pohon d = diameter pohon setinggi dada 1,3 m dari permukaan tanah ln = lon Pada model-model tersebut dapat digunakan satuan metriks, yaitu meter m untuk tinggi pohon dan satuan centimeter cm untuk diameter pohon. Untuk tujuan pembuatan kurva tinggi ini perlu dilakukan pengukuran tinggi pohon dan diameter pohon dengan teliti dan benar terhadap sejumlah pohon-pohon contoh atau pohon-pohon model sample trees yang dirancang tersebar merata representative pada setiap ukuran kelas diameter pohon, pada setiap kelas umur pohon dan pada kelompok-kelompok jenis pohon. Pohon contoh yang dipilih hendaknya pohon yang sehat dan baik pertumbuhannya. Kurva tinggi yang dapat digunakan adalah kurva yang hubungan antara diameter dan tingginya cukup kuat. Perbedaan kurva tinggi untuk kelompok jenis yang sama menyatakan perbedaan lokasi dimana pohon contoh diambil. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi yang berbeda, memperoleh kurva tinggi yang berbeda pula sehingga setiap IUPHHK sebaiknya mempunyai kurva yang berasal dari wilayahnya masing-masing Sutarahardja 2008.

2.9 Validasi Kurva Tinggi Pohon