ditujukan untuk mendapatkan data volume pohon yang kemudian dikonversi sehingga diperoleh besarnya potensi dari hutan tersebut. Adapun dimensi pohon
yang diukur adalah diameter dan tinggi pohon. Pengukuran diameter pohon dilakukan pada ketinggian setinggi dada dengan ketentuan 1,3 m di atas
permukaan tanah, sedangkan dalam pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang kemudian dibidikkan ke arah ujung pohon.
Hush 1987 dalam Atmosoemarto 1993, menyatakan bahwa inventarisasi hutan adalah kegiatan atau usaha untuk menerangkan tentang kualitas dan
kuantitas massa kayu tegakan hutan serta berbagai karakteristik tempat tumbuhnya. Suatu inventarisasi hutan lengkap dipandang dari segi penaksiran
kayu, harus berisi deskripsi areal berhutan serta pemilikannya, penaksiran volume penaksiran lain misalnya berat pohon-pohon yang masih berdiri dan penaksiran
pertumbuhan dan pengaturan hasil. Dalam pengertian khusus, inventarisasi hutan biasanya dianggap sebagai padanan dari penaksiran massa kayu Atmosoemarto
1993.
2.4 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 6 tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta pemanfaatan hutan, pemegang
IUPHHK-HA, dan pemegang IUPHHK-HT, diwajibkan menyusun Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu RKUPHHK sepuluh tahunan yang
disusun berdasarkan inventarisasi hutan menyeluruh berkala IHMB. Pedoman IHMB tertuang dalam Kepmen No. P. 34Menhut-II2007, 24 Agustus 2007 dan
diperbaharui dengan Kepmen No. P. 33Menhut-II2009, tanggal 11 Mei 2009 dengan tujuan dari IHMB antara lain Sutarahardja, 2008:
1. Untuk mengetahui kondisi sediaan tegakan hutan timber standing stock secara berkala
2. Sebagai bahan penyusunan RKUPHHK dalam hutan alam dan atau RKUPHHK dalam hutan tanaman dan KPH sepuluh tahunan
3. Sebagai bahan pemantauan kecenderungan trend kelestarian sediaan tegakan hutan pada KPH maupun IUPHHK
Inventarisasi hutan menyeluruh berkala dilakukan dengan bantuan beberapa alat bantu ukur untuk memperlancar dalam pengukuran. Alat bantu ukur dalam
kegiatan IHMB berupa kurvatabel tinggi pohon, tabel volume pohon, dan tabel berat pohon yang disusun berdasarkan data pohon contoh dengan menggunakan
analisis data yang dapat dilakukan dengan free hand method maupun dengan regression analysis methods.
Pohon contoh atau pohon model adalah pohon yang diambil sebagai contoh atau sampel yang diukur diameter, tinggi dan volumenya yang lebih akurat untuk
digunakan sebagai bahan dasar dalam penyusunan alat bantu ukur IHMB, yang dipilih secara purposive Sutarahardja 2008.
2.5 Pengukuran Diameter Pohon
Diameter merupakan salah satu variabel yang mempunyai arti penting dalam pengumpulan data tentang potensi hutan untuk keperluan pengelolaan.
Pengukuran diameter pohon yang biasa dilakukan adalah diameter setinggi dada dbh. Diameter adalah jarak yang menghubungkan antar dua titik pada lingkaran
penampang melintang pohon yang melalui titik tengah penampang. Di Indonesia, diameter diukur pada ketinggian batang 1,30 meter di atas permukaan tanah
Departemen Kehutanan Republik Indonesia 1992.
2.6 Pengukuran Tinggi Pohon