Gambar 4  Diagram hubungan tinggi total dengan diameter pohon kelas umur III di lokasi Satui.
5.2.2. Penyusunan Model Persamaan Regresi
Alternatif  model  yang  digunakan  dalam  penyusunan  model  kurva  tinggi adalah :
Model Linear h  = a + bd
Model Logaritma h  = a d
b
atau  log h = log a + b log d Model Eksponensial  h  = a + b ln d
Model Polynomial h  = a + b
1
d + b
2
d
2
Dimana :      h = Tinggi total m
d = Diameter pohon 1,3 cm dari atas tanah
a, b
1
, b
2
= konstanta Model persamaan regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan dapat dilihat
pada Tabel 7. Tabel 7  Persamaan regresi kurva tinggi berdasarkan kelas umur di setiap lokasi
LokasiKU Model
Persamaan R
2
SE F
hitung
Kintap
KU II Model 1
H = 4,5957 + 0,4437 D 0,9143
0,3818 309,2585
Model 2 H = 3,1611 D
0,4595
0,9068 0,0198
282,1723 Model 3
H = 0,0162 + 3,9826 ln D 0,8963
0,4200 250,5650
Model 4 H = 3,7259 + 0,6334 D - 0,0095 D
2
0,9196 0,3764
160,0284
Tabel 7  Lanjutan
LokasiKU Model
Persamaan R
2
SE F
hitung
Kintap
KU III Model 1
H = 8,058343+ 0,359508 D 0,9442
0,6297 862,5776
Model 2 H = 4,253375 D
0,432745 0,9496
0,0182 960,6032
Model 3 H =-2,467409 + 6,072561 ln D
0,9193 0,7569
581,3386 Model 4
H = 6,900114 + 0,49212 D - 0,003061D
2
0,9534 0,5813
510,9878 MT
Model 1 H = 15,9934+ 0,156172 D
0,9117 0,5179
650,4472 Model 2
H = 10,783417 D
0,1945192
0,8823 0,0126
472,4657 Model 3
H = 7,505828 + 3,9564817 ln D
0,8642 0,6423
400,8883 Model 4
H = 15,825755 + 0,1686886 D - 0,00021 D
2
0,9120 0,5212
321,1579
Satui
KU III Model 1
H = 8,297728237 +  0,421896678 D 0,9065
1,1188 513,6998
Model 2 H = 3,940748498 D
0,487783
0,8421 0,0351
282,7316 Model 3
H =  -8,71601 + 8,722072 ln D 0,8339
1,4912 266,0274
Model 4 H = 8,983911 + 0,356984 D
+
0,00129 D
2
0,9077 1,1223
255,6185 Keterangan : H = Tinggi total pohon, D =Diameter pohon 1,3 m dari atas tanah
Rumus  pengukuran  tinggi  total  pohon  dalam  pustaka  menggunakan  galah sepanjang lima 5 meter, sedangkan dalam penelitian digunakan galah sepanjang
empat  4  meter  sehingga  rumus  yang  digunakan  dalam  mengukur  tinggi  total pohon mengikuti panjang galah.
Pengklasifikasian kelas umur pada IUPHHK-HT PT. Hutan Rindang Banua berdasarkan  daur  tanaman  yaitu  enam  6  tahun  dengan  selang  tiap  kelas  umur
dua  2  tahun.  Khusus  untuk  tanaman  masak  tebang  pada  IUPHHK-HT  ini memiliki  umur tanaman  di  atas  enam  6  tahun,  karena  pada  areal  kerja  tersebut
tidak terjadi aktivitas penebangan. Hasil  analisis  regresi  diambil  tiga  kategori  yang  dapat  menunjukkan  baik
atau tidaknya suatu persamaan untuk digunakan yaitu koefisien determinasi R
2
, standar  error  SE  dan  nilai  F
hitung
.  Koefisien  determinasi  R
2
adalah  untuk melihat  besarnya  keseragaman  peubah  tidak  bebas  tinggi  pohon  yang  dapat
dijelaskan  peubah  bebasnya  diameter  pohon.  Koefisien  determinasi  R
2
digunakan  sebagai  informasi  mengenai  kecocokan  suatu  model  yang  dijadikan
sebagai  ukuran  seberapa  baik  garis  regresi  mendekati  nilai  data  asli  yang  dibuat model.  Menurut  Sarwono  2010  jika  R
2
=  1  maka  angka  tersebut  menunjukkan garis  regresi  cocok  dengan  data  secara  sempurna,  sedangkan  R
2
=  0  akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara peubah bebas diameter pohon
dengan  peubah  tak  bebasnya  tinggi  pohon.  Suharlan  et  al.  1976  dalam Panjaitan  2009  menambahkan  bahwa  nilai  koefisien  determinasi  sebesar  50
merupakan batas minimal yang digunakan dalam penyusunan model kurva tinggi yang dianggap cukup memadai. Semakin besar nilai determinasi, maka persamaan
regresi tersebut semakin baik. Hasil analisis regresi pada Tabel 7 menunjukkan bahwa pada lokasi Kintap
persamaan 4 memiliki nilai R
2
tertinggi di banding tiga persamaan dengan nilai R
2
masing-masing  sebesar  0,9196  91,96,  0,9534  95,34  dan  0,9120 91,20.  Hal  ini  juga  terjadi  pada  lokasi  Satui  dengan  kelas  umur  III  yang
memiliki  R
2
0,9077  90,77  untuk  persamaan  4.    Berdasarkan  nilai  R
2
maka persamaan  4  merupakan  persamaan  penduga  terbaik  yang  menjelaskan  tinggi
total pohon berdasarkan diameter pohon. Hubungan  liniear  yang  kuat  antara  tinggi  total  pohon  dengan  diameter
pohon  dapat  diketahui  dari  semakin  besar  nilai  korelasinya.  Semakin  besar korelasi  antara  tinggi  total  pohon  dengan  diameter  pohon,  maka  semakin  kuat
hubungan keduanya, sebaliknya semakin besar nilai korelasi maka semakin  kecil nilai  standar  error  SE.  Standar  error  merupakan  standar  simpangan  data  pada
tebaran  scatter  diagram  data  yang  mengikuti  pola  liniear.  Jadi  semakin  kecil standar  error
suatu  persamaan,  maka  persamaan  tersebut  semakin  baik  karena data  menyebar  mengikuti  pola  linear  yang  mengartikan  bahwa  pengaruh
perubahan  peubah  bebas  diameter  pohon  akan  diikuti  dengan  berubahnya peubah  tak  bebas  tinggi  total  pohon.  Berdasarkan  hasil  analisis  pada  Tabel  7
diketahui  bahwa  pada  lokasi  Kintap  dan  Satui  persamaan  2  memiliki  nilai  SE yang  lebih  kecil  dibanding  tiga  persamaan  lainnya  yaitu  pada  lokasi  Kintap
dengan kelas umur II memiliki nilai SE 0,0198; kelas umur III memiliki nilai SE 0,018 dan MT memiliki nilai SE 0,0126 serta pada lokasi Satui dengan kelas umur
III  memiliki  nilai  SE  0,0351.  Berdasarkan  nilai  SE-nya  maka  persamaan  2
merupakan  persamaan  penduga  tinggi  pohon  terbaik  karena  memiliki  nilai  SE yang paling kecil.
Pengujian  keberartian  peranan  peubah  bebas  diameter  pohon  terhadap peubah  tak  bebasnya  tinggi  pohon  dilakukan  melalui  uji  signifikasi  F-Test
dengan membandingkan  nilai F
hitung
dan F
tabel.
Menurut Draper dan Smith 1992 dalam  Panjaitan  2009,  apabila  F
hitung
F
tabel
pada  taraf  nyata  1  maka sedikitnya  ada  satu  peubah  bebas  yang  mempengaruhi  peubah  tidak  bebas
sehingga persamaan regresi  yang diuji dapat diterima. Semakin besar nilai F
hitung
suatu persamaan, maka persamaan regresi tersebut semakin baik dalam menduga tinggi pohon. Berdasarkan Tabel 7 pada lokasi Kintap KU II, Ku III dan MT serta
lokasi Satui dengan kelas umur III memiliki nilai F
hitung
F
tabel
pada tingkat nyata 1,  yang  berarti  bahwa  peubah  bebas  diameter  pohon  yang  dimasukkan  ke
dalam persamaan regresi sangat berpengaruh nyata dalam menduga peubah tidak bebasnya tinggi pohon.
Hasil analisis regresi pada Tabel 7 menunjukkan bahwa persamaan 1 pada lokasi  Kintap  dengan  kelas  umur  II  memiliki  nilai  F
hitung
tertinggi  309,2585; sedangkan  pada  kelas  umur  III  persamaan  2  memiliki  nilai  F
hitung
tertinggi 960,6032 dan tanaman MT persamaan 1 memiliki nilai F
hitung
tertinggi 650,4472 serta  lokasi  Satui  kelas  umur  III  persamaan  1  memiliki  nilai  F
hitung
tertinggi 513,6998.  Berdasarkan  nilai  F
hitung
maka  persamaan  1  merupakan  persamaan terbaik dalam menduga peubah bebas diameter pohon terhadap peubah tak bebas
tinggi pohon pada  lokasi Kintap kelas umur  II  dan MT serta lokasi Satui kelas umur  III,  sedangkan  persamaan  terbaik  pada  lokasi  kintap  kelas  umur  III  yaitu
persamaan 2 karena memiliki nilai F
hitung
terbesar. Persamaan-persamaan  yang  telah  dibuat  untuk  mencari  penduga  tinggi
pohon  terbaik  maka  dilakukan  pemberian  peringkat  skoring  pada  setiap persamaan. Pemberian peringkat untuk setiap persamaan dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 8  Penentuan persamaan penduga tinggi pohon terbaik kelas umur II lokasi Kintap
No Persamaan
R
2
SE F
hitung
Peringkat Peringkat
Akhir R
2
SE  F
hitung
Total 1
H = 4.59565 + 0.44373D
0,9143 0,3818
309,2585 3
2 4
9 1
2 H = 3.1611
D
0.459499
0,9068 0,0198
282,1723 2
4 3
9 1
3 H = 0.01617 +
3.9826 ln D 0,8963
0,4200 250,5650
1 1
2 4
3 4
H = 3.7259 +0.6334D -
0.0095 D
2
0,9196 0,3764
160,0284 4
3 1
8 2
Keterangan :  = persamaan terbaik; H =tinggi total; D =Diameter pohon 1,3 m dari atas tanah
Tabel 9  Penentuan persamaan penduga tinggi pohon terbaik kelas umur III lokasi Kintap
No Persamaan
R
2
SE F
hitung
Peringkat Peringkat
Akhir R
2
SE  F
hitung
Total 1  H = 8,0583 +
0.3595D 0,9442
0,6297 862,5776
2 2
3 7
3 2  H = 4.253375
D
0.4327
0,9496 0,0182
960,6032 3
4 4
11 1
3  H = - 2.4674 + 6.0725 ln D
0,9193 0,7569
581,3386 1
1 2
4 4
4  H = 6.9001+ 0.4921 D
– 0.00306 D
2
0,9534 0,5813
510,9878 4
3 1
8 2
Keterangan :  = persamaan terbaik; H=tinggi total; D =Diameter pohon 1,3 m dari atas tanah
Tabel 10  Penentuan persamaan penduga tinggi pohon terbaik kelas masak tebang lokasi Kintap
No Persamaan
R
2
SE F
hitung
Peringkat Peringkat
Akhir R
2
SE  F
hitung
Total 1
H = 15.9934 + 0.1561 D
0,9117 0,5179
650,4472 3
3 4
10 1
2 H = 10.7834
D
0.1945
0,8823 0,0126
472,4657 2
4 3
9 2
3 H = 7.5058 +
3.95648 ln D 0,8642
0,6423 400,8883
1 1
2 4
4
Tabel 10  Lanjutan
4 H = 15.82575 +
0.168689 D - 0.00021 D
2
0,9120 0,5212
321,1579 4
2 1
7 3
Keterangan :  = persamaan terbaik; H =tinggi total; D =Diameter pohon 1,3 m dari atas tanah
Tabel  11    Penentuan  persamaan  penduga  tinggi  pohon  terbaik  kelas  umur  III lokasi Satui
No Persamaan
R
2
SE F
hitung
Peringkat Peringkat
Akhir R
2
SE  F
hitung
Total 1  H = 8.2977 +
0.4219 D 0.906476  1.118843  513.6998
3 3
4 10
1 2  H = 3.9407
D
0.4878
0.842136  0.035132  282.7316 2
4 3
9 2
3  H = -8.7160 + 8.7220 ln D
0.83387 1.491185  266.0274
1 1
2 4
4 4  H = 8.9839 +
0.3569D + 0.0013 D
2
0.907677  1.122277  255.6185 4
3 1
8 3
Keterangan :  = persamaan terbaik; H =tinggi total; D =Diameter pohon 1,3 m dari atas tanah
Pemilihan persamaan terbaik berdasarkan penilaian peringkat pada tabel  di atas,  maka  diperoleh  persamaan  terbaik  dalam  menduga  tinggi  total  pohon
berdasarkan  diameternya.  Pada  Tabel  8  dapat  dilihat  bahwa  untuk  lokasi  Kintap kelas umur II  diperoleh dua persamaan penduga terbaik yaitu persamaan 1 H =
4,595650269  +  0,443731  D  dan  persamaan  2  H  =  3.161113  x  D
0.459499
, sedangkan  untuk  persamaan  yang  terpilih  yaitu  persamaan  2  karena  dua
persamaan  tersebut  memiliki  nilai  determinasi  R
2
yang  tidak  berbeda  jauh sedangkan  nilai  SE  yang  sangat  jauh  berbeda,  sehingga  pemilihan  persamaan
sebagai  penduga  tinggi  pohon  terbaik  untuk  kelas  umur  II  lokasi  Kintap  adalah persamaan 2.
Persamaan  terpilih  untuk  menduga  tinggi  total  pohon  pada  lokasi  Kintap kelas  umur  III  yaitu  persamaan  2  H  =  4,253375  D
0,432745
yang  dapat  dilihat pada Tabel 9, sedangkan untuk MT dapat dilihat pada Tabel 10 bahwa persamaan
terpilih  yaitu  persamaan  1  H=  15,99340196  +  0,156172D,  serta  pada  lokasi Satui dengan kelas umur III dapat dilihat pada Tabel 11 bahwa persamaan terpilih
yaitu  persamaan  1  H  =  8,297728237  +  0,421897D,  karena  memiliki  nilai  R
2
0.906476 dan nilai SE 1.118843 terbaik kedua serta memiliki nilai F
hitung
terbesar 513.6998 dibanding tiga persamaan lainnya.
5.2.3. Validasi Model Persamaan Penduga Tinggi Pohon