BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan Tanaman Industri
Hutan Tanaman Industri HTI merupakan salah satu pengelolaan hutan yang diperuntukan sebagai bahan baku pulp, paper serta untuk kayu pertukangan
dengan karakteristik hutan yang homogen. Soedjarwo 1986 dalam Notohadiningrat 2006 menyatakan bahwa HTI dikembangkan di lahan hutan
yang kurang produktif belukar, padang alang-alang, bekas tebangan hutan alam yang berproduktifitas rendah, dan bekas perladangan. Informasi mengenai luas
HTI di Indonesia telah mencapai 1,2 juta ha dan sebagian besar berupa tanaman Mangium Mohammed dan Rimbawanto 2006 dalam Nuhamara 2008. Menurut
Badan Litbang Kehutanan 2005 yang bersumber dari Ditjen Bina Produksi Kehutanan 2005, perkembangan pembangunan hutan tanaman di Indonesia yang
sudah di tanami seluas 2,5 juta ha dan 6,8 juta ha yang belum ditanami melalui SK HPHTI definitif, SK HPHTI sementara dan SK HPHTI pencadangan.
Berdasarkan PP Nomor 6 tahun 1999 tujuan pengembangan hutan tanaman adalah untuk memperbaiki potensi hutan yang terlanjur rusak, tanpa menimbang
untuk memenuhi ketidakpastian bahan baku industri Srihadiono 2005. Srihadiono 2005 menambahkan bahwa tujuan utama pembangunan Hutan
Tanaman Industri HTI adalah : 1 Menunjang pengembangan industri hasil hutan dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah, 2 Meningkatkan
produktifitas lahan dan kualitas lingkungan hidup dan 3 Memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha. Tujuan formal pembangunan HTI secara sistematis
dapat dipahami dalam empat tujuan pokok, yaitu : 1 Meningkatkan produktifitas kawasan hutan produksi yang kritis dan tidak produktif, 2 Membangun hutan
untuk menghasilkan bahan baku industri hasil hutan, 3 Membangun industri hasil hutan yang hasil industrinya dapat dipasok ke pasar global dan 4
Memperluas kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat Srihadiono 2005.
2.2 Deskripsi Tanaman Mangium