2.2 Deskripsi Tanaman Mangium
Mangium merupakan salah satu tanaman yang memiliki pertumbuhan yang cepat, dapat beradaptasi terhadap tanah masam pH 4,5-6,5 di daerah tropis yang
lembab, selain itu tanaman ini juga telah dikembangkan secara luas di Indonesia dalam program pembangunan hutan tanaman industri, untuk memasok bahan baku
industri pulp dan kertas pada industri kehutanan Mindawati dan Enny 2005. Tanaman ini jika dilihat dari segi taksonomi dan tatanama, tergolong dalam famili
besar Fabaceae Mimosoideae dengan sinonim Rancosperma mangium Willd. Pedley dengan nama lokal mangium. Tanaman mangium memiliki penyebaran
alami di Queenstland utara Australia, Papua New Guinea hingga propinsi Papua dan Maluku. Selain itu ciri lain dari pohon mangium, selalu hijau, tinggi hingga
30 m, kulit kasar dan beralur, berwarna abu-abu atau coklat, ranting kecil seperti sayap, daun besar, panjangnya mencapai 25 cm, lebar 3-10 cm, hijau gelap
dengan empat urat longitudinal dan daun majemuk ketika bibit. Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan 2001.
Sifat tanaman Mangium pada waktu muda batang pohon bersifat lunak dan tumbuh cepat menjadi besar terutama jika tersedia hara yang cukup dan
lingkungan yang tepat. Selanjutnya diketahui pula bahwa pada waktu muda jaringan-jaringan yang dibentuknya berbeda dengan ketika pohon telah menjadi
dewasa. Apabila batangnya terluka, pohon dapat cepat memberikan reaksi untuk penyembuhannya. Haygreen dan Browyer 1998 dalam Nuhamara 2008.
2.3 Inventarisasi Hutan
Inventarisasi adalah suatu kegiatan untuk mengetahui jumlah kekayaan dalam kurun waktu tertentu Guralnek 1979 dalam Atmosoemarto 1993.
Informasi jumlah kekayaan tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dalam melakukan kegiatan-kegiatan berikutnya berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang telah lalu. Inventarisasi hutan juga dapat disebut sebagai suatu kegiatan untuk melihat
potensi dari suatu hutan dimana kegiatan ini dilakukan dengan mengukur dimensi suatu pohon yang dilaksanakan langsung di lapangan. Pengukuran dimensi pohon
ditujukan untuk mendapatkan data volume pohon yang kemudian dikonversi sehingga diperoleh besarnya potensi dari hutan tersebut. Adapun dimensi pohon
yang diukur adalah diameter dan tinggi pohon. Pengukuran diameter pohon dilakukan pada ketinggian setinggi dada dengan ketentuan 1,3 m di atas
permukaan tanah, sedangkan dalam pengukuran tinggi pohon dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang kemudian dibidikkan ke arah ujung pohon.
Hush 1987 dalam Atmosoemarto 1993, menyatakan bahwa inventarisasi hutan adalah kegiatan atau usaha untuk menerangkan tentang kualitas dan
kuantitas massa kayu tegakan hutan serta berbagai karakteristik tempat tumbuhnya. Suatu inventarisasi hutan lengkap dipandang dari segi penaksiran
kayu, harus berisi deskripsi areal berhutan serta pemilikannya, penaksiran volume penaksiran lain misalnya berat pohon-pohon yang masih berdiri dan penaksiran
pertumbuhan dan pengaturan hasil. Dalam pengertian khusus, inventarisasi hutan biasanya dianggap sebagai padanan dari penaksiran massa kayu Atmosoemarto
1993.
2.4 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB