3.4 Teknik Analisis
3.4.1 Index Desentralisasi Fiskal
Index ini dapat dipergunakan untuk menganalisa kemandirian suatu daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan keuangan dari
daerahnya sendiri. Rasio yang digunakan untuk mengukur index, dalam analisis ini ada dua macam yaitu:
1. Rasio Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Total
Pendapatan Daerah TPD 2.
Rasio Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP Dari index ini dapat dilihat seberapa besar daerah dapat
memenuhi penerimaannya. Penerimaan daerah terdiri atas 5 pos yaitu Bagian Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran, Bagian Pendapatan Asli Daerah, Bagian Dana Penimbangan, Bagian Pinjaman Pemerintah Daerah, dan lain-lain
penerimaan yang sah. Reksohadiprodjo, 2001:155 :
i.
100 DaerahTPD
Penerimaan Total
PAD Daerah
Asli Pendapatan
ii.
100 DaerahTPD
Penerimaan Total
BHPBP Daerah
untuk Pajak
Bukan dan
Pajak Hasil
Bagi
iii.
100 DaerahTPD
Penerimaan Total
SB Daerah
Sumbangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dimana :
SB adalah Sumbangan Daerah atau biaya yang di peroleh
dari DAK Dana Alokasi Khusus di tambah DAU Dana Alokasi Umum .
SB= DAK + DAU
TPD adalah Total penerimaan Daerah yang di peroleh dari penjumlahan PAD,BHPBP,dan SB.
Dengan TPD = PAD + BPHPB +SB,jika hasil perhitungan meningkat maka derajat desentralisasi fiskalnya tingkat
kemandirian suatu daerah semakin menguat.
Derajat desentralisasi merupakan rata-rata rasio Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Total Penerimaan Daerah
TPD,rata-rata rasio Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak BHPBP terhadap TPD,serta rata-rata rasio Sumbangan
Daerah Bantuan SB terhadap TPD selama kurun waktu tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 yang di nyatakan
dalam satuan persen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Satuan Wilayah Pembangunan I
Pada landasan teori telah diuraikan bahwa Satuan Wilayah Pembangunan SWP IV terdiri dari tiga daerah yaitu Kabupaten Jember,
Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo. Berikut adalah gambaran umum mengenai kondisi secara umum ketujuh wilayah tersebut:
4.1.1.1 KondisiUmum Kabupaten Jember 4.1.1.1.1. Letak Geografis
Kabupaten Jember terletak di bagian timur propinsi jawa timur dan berjarak 198 km dari ibu kota Jawa Timur yaitu Surabaya dengan luas
wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 Ha. Dari segi topografi sebagian Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran rendah
yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang
relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan.Dari luas wilayah tersebut dapat dibagi menjadi berbagai
kawasan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.