Sumber Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah PAD

makroskopis 5. Peningkatan kemampuan apratur Dinas Pendapatan Daerah yang disertai penyempurnaan administrasi dan sistem akuntansi 6. Mengefektifkan pengenaan local user changes Selama ini, PAD dalam pembiayaan kebutuhan daerah disebagian besar daerah kurang dari 10 dan sangat bervariasai antar daerah dari 10 hingga 50. Penguasaan sumber-sumber penerimaan pajak oleh pemerintah pusat pada dasarnya dengan administrasi pemungutan, mobilitas objek pajak, fungsi stabilisasi, dan distribusi dari pajak. Hal ini menjadi alasan yang kuat bagi pemerintah pusat untuk memiliki basis pajak-pajak yang besar. Permasalahan lain yang berkaitan dengan PAD adalah kewenangan perpajakan taxing power daerah yang sangat terbatas yang tercermin dari rendahnya kontribusi PAD terhadap APBD rata- rata kurang dari 10. Keadaan ini kurang mendukung akuntabiitas dari penggunaan anggaran daerah dimana keterbatasan dana transfer dari pusat untuk membiayai kebutuhan daerah idealnya dapat ditutup oleh daerah dengan menyesuaikan basisi pajak atua tarif pajak daerahnya. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila taxing power dari daerah diperbesar.

2.2.2.1 Sumber Pendapatan Daerah

Pada umumnya fungsi-fungsi yang berifat nasional berada ditangan pemerintah pusat, sedang sedang fungsi-fungsi yang bersifat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. lokal biasanya diserahkan kepadala pemerintah daerah, dengan tujuan untuk mendekatan pelayanan kepada masyarakat seperti halnya dengan pendidikan dasar, pembangunan jalan lokal dan sebagainya. Berdasarkan asas desentralisasi hal-hal yang menyangkut kebijaksanaan, perencanaan, pengawasan maupun pembiayaan kegiatan-kegiatan pemerintah daerah menjadi tugas dan wewenang pemerintah daerah. Keuangan daerah dengan adanya penyelenggara fungsi-fungsi pemerintah, yang dilaksanakan dalam dua atau lebih tingkat pemerintahan berdasarkan atas desentralisasi. Dengan demikian pemerintah perlu memiliki sumber-sumber keuangan agar hal-hal tersebut di atas dapat diselenggarakan sebaik mungkin. Sumber-sumber keuangan daerah dapat diperoleh melalui berbagai cara yaitu: 1. Pemerintah daerah dapat mengumpulkan dana dari pajak daerah yang telah disetujui oleh pemerintah pusat. 2. Pemerintah dareah dapat mengambil bagian dalam pendapatan pajak sentral yang dipungut oleh daerah, misalnya sekian persen dari pajak sentral tersebut. 3. Pemerintah daerah dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga, pasar, bank atau pemerintah pusat 4. Pemerintah daerah dapat menerima bantuan atau subsidi dari pemerintah pusat Kaho, 2005 : 140-141. Sebelum dikeluarkannya undang-undang otonomi daerah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tahun1999, sumber keuangan daerah, baik propinsi, kabupaten, maupun kotamadya menurut UU Nomor 5 tahun 1974 adalah sebagai berikut: 1. Penerimaan asli daerah PAD 2. Bagi hasil pajak dan non pajak 3. Bantuan pusat APBN untuk daerah tingkat I dan tingkat II 4. Pinjaman daerah 5. Sisa lebih anggaran tahun lalu 6. Lain-lain penerimaan daerah yang sah Sedangkan sesuai dengan pasal 79 UU Nomor 22 tahun1999 dan pasal 3, 4, 5 dan pasal 6 UU Nomor 25 tahun 1999, sumber pendapatan daerah terdiri atas sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah Pendapatan yang menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan baik rutin maupun pembangunan, terdiri atas: a. Hasil pajak daerah b. Hasil restribusi daerah c. Hasil perusahaan daerah d. Penerimaan lain-lain dan pendapatan dinas-dinas 2. Dana Perimbangan, terdiri dari: a. Bagian daerah dari penerimaan pajak bumi dan bangunan PBB, Bea perolehan atas tanah dan bangunan BPHIB b. Dana alokasi umum DAU Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. c. Dana alokasi khusus DAK 3. Pinjaman Daerah Untuk membiayai kebutuhan daerah berkaitan dengan penyediaan prasarana yang dapat menghasilkan pengeluaran modal, daerah yang dapat melakukan pinjaman, baik dari dalam negeri pusat dan lembaga keuangan maupun dari luar negeri dengan persetujuan pemerintah pusat, atau dengan penerbitan obligasi dan dari luar negeri, dengan persetujuan pemerintah pusat. Ketentuan penggunaan pinjaman daerah adalah sebagai berikut: a. Pinjaman jangka panjang, untuk membiayai pembangunan prasarana yang merupakan asset daerah, yang dapat menghasilkan penerimana untuk pembayaran pinjaman yang bersangkutan, serta memberikan manfaat bagi pelayanan umum b. Pinjaman jangka pendek, hanya dapat dilakukan dalam rangka pengelolaan kas daerah. 4. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pendapatan daerah di Indonesia diklasifikasikan sebagai pendapatan rutin dan pembangunan, klasifikasi ini disesuaikan dengan jenis pembiayaan kegiatan dari pemerintah daerah. Pendapatan rutin berasal dari pendapatan asli daerah, subsidi dari pemerintah pusat dan pendapatan rutin lainnya. Pendapatan asli daerah meliputi pendapatan yang berasal dari pajak dan bukan pajak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.2.2 Pendapatan Asli Daerah Sebagai Bagian dan Pendapatan Daerah