sama dengan DAU plus Dana Penyeimbang TA 2002. Oleh karena itu, diberikan tambahan dana melalui Dana Penyeimbang TA 2003.
Berdasarkan pasal 7 ayat 1 UU No.251999, plafon DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 25 dari PDN dalam APBN. Dalam
praktek dirinci menjadi: 1.
Dibagi antara Provinsi dan KabupatenKota, dengan rasio 10 Provinsi dan 90 KabupatenKota. Pasal 7 ayat 2 UU
No.251999. 2.
Dalam implementasinya, plafon DAU untuk provinsi 10 lebih kecil dari kebutuhan DAU-nya. Kenyataannya, plafon DAU TA
2002 Provinsi 10 sebesar Rp. 6.911,41 miliar ternyata lebih kecil dibandingkan DAU Provinsi TA 2001 ditambah Dana Kontinjensi
yang mencapai Rp. 7.465,46 miliar. Untuk mengkompensasi kekurangan, dana ditambahkan melalui
Dana Penyeimbang. Dengan asumsi terdapat tambahan dana untuk DAU melalui Dana Penyeimbang, sebenarnya kebutuhan plafon DAU
lebih besar dari 25 PDN netto dalam APBN.
2.2.4.2 Dana Alokasi Khusus
DAK ditujukan untuk daerah khusus yang terpilih untuk tujuan khusus.Karena itu, alokasi yang didistribusikan oleh pemerintah pusat
sepenuhnya merupakan wewenang pusat untuk tujuan nasional khusus. Kebutuhan khusus dalam DAK meliputi:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
1. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah terpencil yang tidak mempunyai akses yang memadai ke daerah lain
2. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah yang menampung transmigrasi
3. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik yang terletak di daerah pesisir kepulauan tidak memadai
4. Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah guna mengatasi dampak kerusakan lingkungan.
UU No. 251999 pasal 8 menggariskan bahwa kebutuhan khusus yang dapat dibiayai dengan DAK antar lain kebutuhan yang
tidak dapat diperkirakan secara umum dengan menggunakan rumus DAU atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.
Empat puluh persen dari penerimaan negara yang berasal dari Dana Reboisasi disediakan kepada daerah sebagai DAK. DAK
diberikan kepada daerah tertentu berdasarkan usulan daerah dengan penyediaan Dana Pendamping 10 yang berasal dari penerimaan umum
APBD kecuali untuk DAK Reboisasi. Untuk APBN Tahun Anggaran 2001 dan 2002, DAK hanya berasal dari Dana Reboisasi DR masing-
masing dengan jumlah Rp 700,6 miliar dan Rp 817,3 miliar. APBN Tahun Anggaran 2003 dianggarkan Rp 2.616,6 miliar yang terdiri dari
DAK-DR sebesar Rp 347,6 miliar dan DAK non DR sebesar Rp 2.269 miliar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Persyaratan untuk memperoleh DAK adalah sebagai berikut: Daerah perlu membuktikan bahwa daerah kurang mampu
membiayai seluruh pengeluaran usulan kegiatan tersebut dari PAD, Bagi Hasil Pajak dan SDA, DAU, Pinjaman Daerah, dan lain-lain
penerimaan yang sah. a
Daerah menyediakan dana pendamping sekurang-kurangnya 10 dari kegiatan yang diajukan kecuali untuk DAK dari Dana
Reboisasi b. Kegiatan tersebut memenuhi kriteria teknis sektor kegiatan yang
ditetapkan oleh Menteri Teknis Instansi terkait. Kegiatan DAK berdasarkan PP 1042000 meliputi:
a. DAK digunakan untuk membiayai investasi pengadaan dan atau
peningkatan dan atau perbaikan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang;
b. Dalam keadaan tertentu, DAK dapat membantu membiayai
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana tertentu untuk periode terbatas, tidak melebihi 3 tiga tahun.
2.2.5 Pola Hubungan Keuangan dan Tingkat Kemandirian Daerah