No.25 tahun 2000. sedangkan asas dekonsentrasi diberikan pada daerah provinsi sebagai wilayan administrasi, untuk melaksanakan kewenangan
tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah. Asas tugas pembantuan adalah pemberian kewenangan oleh pemerintah
kepada daerah dan desa. Desentralisasi saat ini telah menjadi perhatian pokok dan
merupakan fenomena bagi Negara-negara di dunia, baik di Negara berkembang maupun di Negara-negara maju. Desentralisasi seakan
menjadi suatu resep atas kebijakan-kebijakan yang dapat mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi suatu Negara. Negara-negara di eropa
timur dan tengah saat ini banyak mengalami proses transisi dalam membenahi sistem keuangan. Pemerintah daerah dan perimbangan
keuangan pusat dan daera Bird, ebel, dan wallich, 1995 Perhatian kepada desentralisasi fiscal sudah demikian
mengglobal saat ini banyak Negara yang merubah tata pemerintahannya dari sentralistik menuju desentralistik, di antaranya adalah Meldova
IMF, 1999, Uganda Livingstone dan chalton, 2001 Indonesia Boedjonegoro dan Asanuma, 2000. Filipina Eatan, 2001, da Afrika
Selatan Ahmad, 1998 dalam Khusaini, 2006
2.2.1.1 Sejarah Desentralisasi fiskal di Indonesia
Sejarah perkembangan sistem tata pemerintah di Indonesia telah mengalami pasang surut mengikuti irama rezim yang sedang berkuasa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
saat itu. Sejak pemerintahan Republik Indonesia berdiri terdapat beberapa Undang-undang tentang pemerintahan daerah yang telah
ditetapkan silih berganti untuk mencari bentuk dan sistem pemerintahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat itu,
sampai tahun 1959 berlaku de facto federalism, yaitu lemahnya kekuasaan pusat atas daerah seiring dengan turunnya efektivitas
kekuasaan pusat dan merebaknya gerakan separatisme di Indonesia. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menandai sentralisasi sepenuhnya berada di
tangan pemerintah pusat hingga tahun 1956.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.1 Perjalanan Desentralisasi di Indonesia
Periode Konfigurasi
Politik UU Desentralisasi
Hakikat Desentralisasi
Perjuangan Kemerdekaan
1945-1949 Demokrasi
UU No. 1 Tahun 1945
UU No. 22 tahun 1948
Otonomi luas
Pasca Kemerdekaan
1950-1959 Demokrasi
UU No. 1 tahun 1957 Otonomi Luas
Demokrasi Terpimpin
1959-1965 Otorotarian
Perpres No.6 tahun 1959
UU No. 18 tahun 1965
Otonomi terbatas
Orde Baru 1965-1998
Otorotarian UU No. 5 tahun 1974 Sentralisasi
Pasca Orde Baru1998-
sekarang
Demokrasi UU No. 22 Tahun
1999 UU No. 25 tahun
1999 UU No. 32 Tahun
2004 UU No. 33 tahun
2004 Otonomi Luas
Sumber:Kuncoro,2002
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sesuai UU No.32 tahun 2004, daerah diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan seluruh fungsi pemerintahan, kecuali
kewenangan pemerintahan dalam bidang pertahanan keamanan, politik luar negeri, yustisi, moneter, dan fiscal nasional serta agama.Dengan
pembagian kewenangan fungsi tersebut pelaksanaan pemerintahan di daerah di laksanakan berdasarkan asas desentralisasi, asas dekonsentasi,
dan tugas pembantuan. Prinsip-prinsip yang terkandung dalam UU tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Dijelaskan daftar tugas, baik untuk provinsi maupun kabupaten
kota. b.
Memuat daftar urusan wajib untuk provinsi dan kabupaten kota. c.
Departemen dalam Negeri menentukan daerah penghasil sumber daya alam antara provinsi dan kabupaten kota.
d. Memuat pembagian hasil sumber daya alam antara provinsi dan
kabupatenkota. e.
Daerah tidak dapat secara langsung mengajukan pinjaman hutang luar negeri tetapi daerah dapat melakukan pinjaman dari
pemerintah daerah lain. f.
Mengatur tentang pemilihan langsung kepala daerah wakil kepala daerah.
Pengembangan kelembagaan yang mengarah pada tata pemerintahan yang lebih baik, implementasi desentralisasi fiskal dan kebijakan-
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kebijakan lain yang lebih baik akan memerlukan waktu yang lama, tahunan bahkan dekade. ginting dan candra, 2000
2.2.1.2 Indikator Desentralisasi Fiskal