Kebijakan Deviden KAJIAN PUSTAKA

25 penggunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada packing order theory adalah : Internal Fund dana internal, Debt hutang, dan Equity modal sendiri Kaaro, 2003;53 dalam Saidi, 2001. Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh “sorotan dan publisitas publik” sebagai akibat penerbitan saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru Suad Husnan, 1996;325, hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan haraga saham lama. Kedua, manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya informasi asimetrik antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.

2.4. Kebijakan Deviden

Suatu perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan di sisi lain juga membayarkan dividen kepada para pemegang saham tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan, sebab jika makin tinggi dividen yang dibayarkan kepada pemilik berarti semakin sedikit laba yang ditahan yang dapat dipergunakan sebagai modal sendiri 26 sehingga pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan perusahaan dalam menghasilkan profotabilitas. Presentase dividen yang dibayarkan terhadap laba bersih atau laba setelah pajak Earning After Tax disebut dengan dividend payout ratio. Dengan demikian melalui pembayaran dividen kebijakan dividen adalah salah satu cara untuk mangurangi agency cost karena konflik antara manajemen dengan pemegang saham akan berkurang Easterbrook 1984 dalam jurnal Ismiyati dan Hanafi 2003:268.

2.4.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Riyanto 1995:267 faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Posisi likuiditas perusahaan Posisi kas atau likuiditas dari perusahaan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen merupakan cash outflow. Maka semakin kuat posisi likuiditas perusahaan berarti semakin besar lemempuan untuk membayar dividen. 2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang Apabila suatu perusahaan akan memperoleh hutang baru atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus sudah direncanakan bagaimana caranya untuk 27 membayar kembali hutang tersebut. Hutang dapat dilunasi pada hari jatuh temponya dengan mengganti hutang tersebut dengan hutang baru atau alternative dengan cara perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang berasal dari keuntungan untuk melunasi hutang tesebut. 3. Tingkat pertumbuhan perusahaan Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan “earning”nya dari pada dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. 4. Pengawasan terhadap perusahaan 5. Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya dengan dana yang berasal dari sumber intern saja dengan alasan jika dibiayai dengan dana yang berasal dari penjualan saham baru akan melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula jika dibiayai dengan utang akan membesar risiko financialnya. Mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam rangka usaha memperhankan control terhadap perusahaan berrarti akan mengurangi Dividend Payout Ratio. 28

2.4.2. Berbagai Kebijakan Deviden

Menurut Riyanto 1995:269 macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain : 1. Kebijakan dividen yang stabil 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu. 3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang konstan 4. Kebijakan dividen yang fleksibel. Teori kebijakan dividen menurut Myron Gordon dan John Litner mengemukakan bahwa tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh investor akan meningkatkan sebagai akibat penurunan pembayaran dividen. Investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa pembayaran dividen daripada menunggu capital gain. Teori Gordon-Lintner ini dikenal dengan nama “Bird in the Hand Theory”. Gordon –Lintner beranggapan bahwa investor memandang satu burung ditangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara. Mereka berpendapat bahwa kemungkinan capital gains yang diharpakan lebih besar resikonya disbanding dividend yield yang pasti Sartono, 2001 :284. 29

2.4.3. Struktur Aktiva Asset Structure

Besar kecilnya jenis-jenis aktiva yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan dalam perusahaan juga ditentukan atau dipengaruhi oleh jenis-jenis dan jumlah dari sumber-sumber peermodalan yang digunakan untuk membiayainya Riyanto, 1995:298. Pada perusahaan, untuk mengetahui komposisi aktiva digunakan rumus rasio anatar aktiva lancar dan aktiva tetap. Oleh karena itu komposisi aktiva perusahaan merupakan unsur penting yang harus dipertimbangkan didalam perusahaan usaha mengatur tingkat risiko finasial yang bersangkutan dengan struktur permodalannya, seperti halnya pasiva yang menggambarkan sumber-sumber permodalan dengan pihak siapa perusahaan itu memperoleh modalnya.

2.4.4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemempuan perusahaan dalam memperoleh laba. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal Saidi, 2004:48. Profitabilitas dinyatakan dalam rasio, rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. 30

2.4.5. Free Cash Flow

Ross et al. 2000 mendefinisikan bahwa free cash flow merupakan kas perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham yang tidak diperlukan untuk modal kerja atau investasi pada asset tetap. Free cash flow biasanya menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dinatara kedua belah pihak, yaitu pemegang saham menginginkan sisa dana tersebut dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Manajer berkeinginan dana yang digunakan untuk investasi pada proyek-proyek yang menguntungkan karena pada masa mendatang akan menambah insentif bagi manajer. Free cash flow belum banyak mendapat perhatian di Indonesia karena perusahaan-perusahaan tidak melaporkan secara aksplisit. Berbeda dengan praktik di Amerika Serikat, free cash flow sudah cukup mendapat perhatian terbukti telah ada badan independen seperti Value Line Investment Survey yang mengumumkan free cash flow secara yang dimiliki yang dimiliki perusahaan.

2.4.6. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang

Perusahaan. Kebijakan dividen dividend payout berkaitan dengan keputusan mengenai seberapa besar laba perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau menahannya untuk diinvestasikan kembali ke dalam 31 perusahaan. Apabila dividen yang dibayarkan semakin tinggi, maka dana yang tersedia untuk reinvestasi akan semakin rendah. Perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah besar maka untuk membiayai investasinya diperlukan tambahan dana melalui hutang sehingga kebijakan dividen mempengaruhi kebijakan hutang secara searah Ismiyanti dan Hanafi, 2003:264, sedangkan menurut Wahidahwati 2002:10 menyatakan bahwa pembayaran dividen muncul sebagai pengganti utang di dalam struktur modal, pembayaran dividen akan mengurangi sumber- sumber dana yang dikendalikan oleh manajer, sehingga mengurangi kekuasaan manajer dan membuat pembayaran dividen mirip dengan monitoring capital market yang terjadi jika perusahaan memperoleh modal baru sehingga mengurangi biaya keagenan.

2.4.7. Pengaruh Struktur Asset Asset Structure Terhadap Kebijakan

Hutang Perusahaan Struktur asset yang ada pada perusahaan akan berpengaruh terhadap kebijakan hutang yang dilakukan oleh perusahaan. Jumlah kekayaan dapat dijadikan jaminan perusahaan, artinya kreditur akan lebih mudah memberikan pinjaman bila disertai dengan jaminan yang besar, maka akan mengurangi risiko kebangkrutan. Perusahaan yang struktur aktivanya lebih fleksibel akan cenderung menggunakan hutang lebih besar dari pada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel karena kreditur akan member pinjaman bila ada jaminan Wahidahwati, 2002:10 32

2.4.8. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan

Profitabilitas akan berpengaruh terhadap kebijakan suatu perusahaan. Jika keuntungan yang diperoleh perusahaan rendah maka tingkat kebijakan hutang perusahaan akan semakin tinggi, hal ini disebabkan perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya dan sebaliknya jika keuntungan yang diperoleh perusahaan semakin tinggi maka tingkat kebijakan hutang perusahaan akan semakin rendah dikarenakan perusahaan mengalokasikan keuntungan untuk sumber dana internal Saidi, 2004:48. Menurut Arifin, 2005:78 apapun jenis industrinya, perusahaan yang paling tinggi profitabilitasnya adalah yang porsi hutang paling rendah. Maka dalam suatu industry profitabilitas berhubungan terbalik dengan leverage. Pecking order theory dalam Saidi 2004:46 yang dikenalkan pertma kali oleh oleh Donalson pada tahun 1961 secara singkat teori ini menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan, apabila pendanaan dari luar di perlukan maka perusahaan barulah akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi baru akhirnya apabila masih belum mencukupi barulah saham baru diterbitkan. 33

2.4.9. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Hutang Perusahaan

Menurut Jensen 1986 menyatakan bahwa perusahaan dengan free cash flow besar cenderung akan mempunyai level hutang yang lebih akan menurunkan agency cost free cash flow. Penurunan tersebut menurunkan sumber-sumber discreationary, khususnya aliran kas dibawah kendali menajemen. Disisi lain, perusahaan dengan tingkat free cash flow rendah akan mempunyai level utang rendah sebab mereka tidak harus mengandalkan utang sebagai mekanisme untuk menurunkan agency cost of free cash flow.

2.5. Kerangka Konseptual

Dokumen yang terkait

Pengaruh Nilai Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI 2011-2013

2 94 91

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 46 97

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2009-2013.

0 4 13

PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT PENGARUH FREE CASH FLOW TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2001-2007.

0 4 11

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 84

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 25

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Analisis Pengaruh Free Cash Flow, Return On Equity dan Managerial Ownership Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 16

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO, ASSET STRUCTURE, PROFITABILITAS DAN FREE CASH FLOW TERHADAP REALISASI KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21