Rata-rata prosentase free cash flow tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar -171052 dan free cash flow terendah terjadi pada tahun 2008
yaitu sebesar -537060.
4.3. Analisis dan Uji Hipotesis 4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Berikut ini hasil uji normalitas :
Tabel 4.6: Hasil Uji Normalitas No.
Variabel Penelitian Kolmogorov
Smirnov Tingkat
Signifikan 1.
2. 3.
4. 5.
Debt to Equity Ratio Y Dividend Payout Ratio X
1
Asset Structure X
2
Profitabilitas X
3
Free Cash Flow X
4
3,093 3,193
0,917 1,131
1,475 0,000
0,000 0,369
0,154 0,026
Sumber: Lampiran 4 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi yang
dihasilkan dari variabel asset structure X
2
dan profitabilitas X
3
lebih besar dari 5, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tersebut
berdistribusi normal. Sedangkan tingkat signifikansi yang dihasilkan dari Debt to Equity Ratio Y, dividend payout ratio X
1
, dan Free Cash Flow
X
4
Regresi linier berganda tetap dilanjutkan, walaupun variabel Debt to Equity Ratio Y, Dividend Payout Ratio X
lebih kecil dari 5, sehingga data pada variabel tersebut berdistribusi tidak normal.
1
, dan Free Cash Flow X
4
tidak berdistribusi normal, karena mempertimbangkan central limit theorem
untuk sampel yang lebih besar dari 30 n = 36, sehingga distribusi data variabel Debt to Equity Ratio Y, dividend payout ratio X
1
, dan Free Cash Flow X
4
Variabel Bebas dianggap berdistribusi normal Iskandar Itan, 2003 : 167.
4.3.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mendukung keakuratan hasil persamaan regresi yang dihasilkan, yang meliputi asumsi multikolinieritas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji Multikolinieritas
Ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF Variance inflation Factor, jika VIF lebih besar
dari 10 maka terjadi multikolinearitas, namun jika lebih kecil dari 10 tidak terjadi multikolinearitas
Tabel 4.7 : Nilai VIF Variance Inflation Factor VIF
Dividend Payout Ratio X
1
Asset Structure X
2
Profitabilitas X
3
Free Cash Flow X
4
1,085 1,069
1,097 1,068
Sumber: Lampiran 5 Hasil uji multikolinieritas di atas menunjukkan bahwa nilai VIF
pada variabel Dividend Payout Ratio X
1
, Asset Structure X
2
, Profitabilitas X
3
dan Free Cash Flow X
4
kurang dari angka 10 VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier berganda
yang digunakan bebas multikolinearitas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah uji Glejser. Berikut ini hasil uji Glejser :
Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Glejser
Variabel bebas t
Sig
hitung
Dividend Payout Ratio X
1
Asset Structure X
2
Profitabilitas X
3
Free Cash Flow X
4
-0,424 -1,012
-0,773
0,657 0,675
0,319 0,445
0,516
Sumber: Lampiran 6 Hasil uji glejser di atas menunjukkan bahwa tingkat signifikan pada
variabel Dividend Payout Ratio X
1
, Asset Structure X
2
, Profitabilitas X
3
dan Free Cash Flow X
4
Model Summary
b
,223
a
,050 -,073
31,55622 2,156
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
Predictors: Constant, x4, x1, x2, x3 a.
Dependent Variable: y b.
lebih besar dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier berganda yang digunakan
bebas heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin Watson. Dibawah ini merupakan hasil uji
Durbin Watson, yaitu: Tabel 4.9 : Hasil Uji Durbin Watson
Sumber: Lampiran 5 Nilai DW durbin watson yang dihasilkan sebesar 2,156 berada
diantara dU 1,24 dengan 4-dU 2,76 maka dapat disimpulkan bahwa
antar residual kesalahan pengganggu tidak terdapat korelasi atau persamaan regresi linier berganda yang digunakan bebas autokorelasi.
4.3.3. Persamaan Regresi Linier Berganda
Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa persamaan regresi linier berganda yang digunakan bebas dari multikolinieritas, heteroskedastisitas,
autokorelasi dan berdistribusi normal. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah :
Tabel 4.10 : Persamaan Regresi Linier Berganda Variabel Bebas
Koefisien regresi Konstanta
Dividend Payout Ratio X
1
Asset Structure X
2
Profitabilitas X
3
Free Cash Flow
X
4
16,924 -0,223
-0,345 -0,905
2,56E-006 Sumber: Lampiran 5
Berdasarkan tabel di atas maka model regresi yang dihasilkan adalah:
Y = 16,924 – 0,223 X
1
– 0,345 X
2
- 0,905 X
3
+ 2,56 x 10
-6
X
1. Konstanta a sebesar 16,924 menunjukkan besarnya nilai dari Debt to Equity Ratio Y, apabila Dividend Payout Ratio X
4
Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
1
, Asset Structure X
2
, Profitabilitas X
3
dan Free Cash Flow X
4
adalah konstan atau nol, maka nilai dari Debt to Equity Ratio Y adalah sebesar 16,924.
Dengan kata lain, apabila Dividend Payout Ratio X
1
, Asset Structure
X
2
, Profitabilitas X
3
dan Free Cash Flow X
4
adalah konstan atau nol, maka Debt to Equity Ratio mengalami kenaikan sebesar 16,924.
2. Koefisien regresi pada variabel Dividend Payout Ratio X
1
b
1
adalah sebesar -0,223 berarti jika Dividend Payout Ratio X
1
naik sebesar satu satuan maka Debt to Equity Ratio Y akan turun sebesar 0,223 dengan
asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan. 3. Koefisien regresi pada variabel
Asset Structure
X
2
b
2
adalah sebesar -0,345 berarti jika
Asset Structure
X
2
naik sebesar satu satuan maka Debt to Equity Ratio Y akan turun sebesar 0,345 dengan asumsi variabel
bebas lainnya adalah konstan. 4. Koefisien regresi pada variabel
Profitabilitas
X
3
b
3
adalah sebesar -0,905 berarti jika
Profitabilitas
X
3
naik sebesar satu satuan maka Debt to Equity Ratio Y akan turun sebesar 0,905 dengan asumsi variabel
bebas lainnya adalah konstan. 5. Koefisien regresi pada variabel Free Cash Flow
X
4
b
4
adalah sebesar 2,56 x 10
-6
berarti jika Free Cash Flow
X
4
naik sebesar satu satuan maka Debt to Equity Ratio Y akan naik sebesar 2,56 x 10
-6
Uji F dapat digunakan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah cocok atau sesuai untuk mengetahui pengaruh variabel
dengan asumsi variabel bebas lainnya adalah konstan.
4.3.4. Uji F dan Uji t 4.3.4.1. Uji F
bebas terhadap variabel terikat. Hasil dari uji kesesuaian model adalah sebagai berikut:
Tabel 4.11 : Hasil Uji F Variabel Bebas
F Sig
hitung
R
2
Dividend Payout Ratio X
1
Asset Structure X
2
Profitabilitas X
3
Free Cash Flow
X
4
0,404 0,804
0,050
Sumber: Lampiran 5 Berdasarkan uji F pada tabel di atas menunjukkan nilai F
hitung
yang dihasilkan sebesar 0,404 dengan tingkat signifikan sebesar 0,804 lebih dari
5 sig 0,05 yang artinya model regresi linier berganda yang digunakan adalah tidak cocok atau tidak sesuai untuk mengetahui pengaruh secara
bersama-sama variabel
Dividend Payout Ratio
X
1
,
Asset Structure
X
2
,
Profitabilitas X
3
dan Free Cash Flow
X
4
terhadap kebijakan hutang perusahaan Debt to Equity Ratio Y.
Besarnya pengaruh variabel
Dividend Payout Ratio
X
1
,
Asset Structure
X
2
,
Profitabilitas X
3
dan Free Cash Flow
X
4
terhadap kebijakan hutang perusahaan Debt to Equity Ratio Y dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi R-squareR
2
. Nilai koefisien determinasi R-squareR
2
yang dihasilkan sebesar 0,050 hal ini menunjukkan bahwa variabel variabel
Dividend Payout Ratio
X
1
,
Asset Structure
X
2
,
Profitabilitas X
3
dan Free Cash Flow
X
4
berpengaruh terhadap variabel kebijakan hutang perusahaan Debt to Equity Ratio Y sebesar 5 sedangkan sisanya sebesar 95
dijelaskan oleh variabel lain.
4.3.4.2. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui variabel mana saja yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel struktur modal. Berikut ini
hasil uji t masing-masing variabel bebas : Tabel 4.12 : Hasil Uji t
Variabel Bebas t
Sig
hitung
Dividend Payout Ratio X
1
Asset Structure X
2
Profitabilitas X
3
Free Cash Flow
X
4
-0,203 -0,997
-0,480 -0,334
0,840 0,327
0,634 0,741
Sumber: Lampiran 5 Berdasarkan tabel di atas dapat menunjukkan bahwa :
1. Nilai t
hitung
pada variabel
Dividend Payout Ratio
X
1
sebesar -0,203 dengan tingkat signifikan sebesar 0,840 diatas 5 sig 5, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti variabel
Dividend Payout Ratio
X
1
secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Publik di BEI Y.
2. Nilai t
hitung
pada variabel
Asset Structure X
2
sebesar -0,997 dengan tingkat signifikan sebesar 0,327 diatas 5 sig 5, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti variabel
Asset Structure X
2
3. Nilai t secara parsial
tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Publik di BEI Y.
hitung
pada variabel
Profitabilitas X
3
sebesar -0,480 dengan tingkat signifikan sebesar 0,634 diatas 5 sig 5, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti variabel
Profitabilitas X
3
secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Publik di BEI Y.
4. Nilai t
hitung
pada variabel Free Cash Flow
X
4
sebesar -0,334 dengan tingkat signifikan sebesar 0,741 diatas 5 sig 5, maka H
diterima dan H
1
ditolak yang berarti variabel Free Cash Flow
X
4
5. Hipotesis ke-5 : “Diduga bahwa variable profitability mempunyai pengaruh yang dominan daripada Asset Structure, Profitabilitas dan Free
secara parsial tidak berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti
dan Real Estate yang Go Publik di BEI Y. Berdasarkan penjelasan dari hasil uji t di atas, dapat disimpulkan
bahwa : 1. Hipótesis ke-1 : “Diduga bahwa terdapat pengaruh antara Dividend
Payout Ratio terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Publik di BEI”, tidak teruji kebenarannya
2. Hipótesis ke-2 : “Diduga bahwa terdapat pengaruh antara Asset Structure terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real Estate
yang Go Publik di BEI”, tidak teruji kebenarannya. 3. Hipotesis ke-3 : “Diduga bahwa terdapat pengaruh antara Profitabilitas
terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Publik di BEI”, tidak teruji kebenarannya.
4. Hipotesis ke-4 : “Diduga bahwa terdapat pengaruh antara Free Cash Flow terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real
Estate yang Go Publik di BEI”, tidak teruji kebenarannya.
Cash Flow terhadap kebijakan hutang pada perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Publik di BEI”, tidak teruji kebenarannya.
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 4.4.1. Implikasi