14
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Laporan Keuangan
Menurut Harahap 2001:105, laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. Bagi para analis, Laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis
suatu perusahaan. Pada tahap pertama seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu perusahaan. Dan seandainyapun
dilakukannya ia tidak akan dapat mengetahui banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu maka yang paling penting adalah media
laporan keuangan ini. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi screen bagi analis dalam proses pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana kas
perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan
data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian atau
mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.laporan keuangan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai
pihak terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan bagian laba ditahan atau laporan modal sendiri dan laporan perubahan posisi keuangan atau
laporan sumber dan penggunaan dana. Jumingan, 2008: 4
15
2.2.2. Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan utama dan pendukung ini dapat disebutkan sebagai berikut Harahap, 2001:106:
1. Daftar Neraca yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu. 2.
Perhitungan LabaRugi yang menggambarkan jumlah hasil, Biaya dan LabaRugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan Sumber dan Penggunaan dana. Disini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode. 4.
Laporan Arus Kas. Disini digambarkan sumber dan penggunaan kas dalam satu periode.
5. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan berapa dan unsur
apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu barang. 6.
Laporan Laba Ditahan, menjelaskan posisi laba ditahan yang tidak dibagikan kepada pemilik saham.
7. Laporan perubahan modal, menjelaskan perubahan posisi modal baik
saham dalam PT atau Modal dalam perusahaan perseroan. 8.
Dalam suatu kajian dikenal Laporan Kegiatan Keuangan. Laporan ini menggambarkan transaksi laporan kauangan perusahaan yang
mampengaruhi kas atau ekuivalen kas.
16
2.2.3. Sifat Laporan Keuangan
Akutansi keuangan mamberikan informasi yang bersifat baku, terstandar dan bertujuan umum General Purpose. Format informasinya
sudah memiliki pola yang ditetapkan lembaga resmi yang berhak menyusun standart pelaporan akutansi. Di indonesia disebut SAK Standar
Akutansi Indonesia dikeluarkan IAI. Laporan dari akutansi keuangan ini dilindungi dan diawasi oleh pemerintah karena ia menyangkut kepentingan
umum. Laporan yang dikeluarkan akutansi keuangan dimanfaatkan masyarakat dalam menilai saham suatu perusahaan. Oleh karena itulah
maka tidak bisa begitu saja dikeluarkan laporan yang dipercaya sebelum ada proses penyaksian attest function atau audit yang dilakukan oleh
akuntan publik terdaftar yang juga kehadiranya diatur oleh pemerintah. Di Indonesia dimonitor oleh Departemen Keuangan dan IAI. Harahap,
2001:127 Kekuatan laporan keuangan menurut Harahap 2001:129 sebagai
informasi untuk tujuan pemakai umum yang dipercaya pada saat yang sama juga mengandung kelemahan. Kelemahannya terletak pada informasi
yang dikeluarkannya karena bersifat umum dan melayani semua pihak yang bisa memliki perbedaan dan preferensi terhadap suatu informasi.
Bagi manajer yang mengelola kegiatan perusahaan keterbatasan “general purpose“ ini terletak pada kekuatan standar penyusunan yang baku tadi,
karena dapat mendangkalkan informasi yang seharusnya diketahui secara lebih dalam, rinci dan komprehensif. Untuk maksud pengambilan
17
keputusan sehari-hari, manajer tertentu tidak merasa cukup dengan informasi yang ada. Ia perlu informasi daru berbagai sumber dan dari
sudut pandang yang berbeda. Oleh karena itu dia tidak bisa terikat dengan prinsip penyusunan laporan yang diatur oleh SAK tadi. Dari sinilah
muncul akutansi manajemen.
2.2.4. Tujuan Laporan keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut berbagai sumber dapat dilihat penjelasan di bawah ini :
Prinsip Akutansi Indonesia 1984 dalam Harahap 2001:132 menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan itu adalah sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2.
Untuk memberikan inforamasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto aktiva dikurangi kewajiban suatu
perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dala rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan
dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivasi pembiayaan dan investasi.
18
5. Untuk mengukapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akutansi yang dianut
perusahaan. APB Statement No 4 AICPA menggambarkan tujuan laporan
keuangan dengan membaginya menjadi dua yaitu : 1.
Tujuan umum “Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan
posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akutansi yang diterima” 2.
Tujuan khusus “Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan
bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan”.
2.2.5. Tujuan Laporan Keuangan Menurut SAK
Menurut Harahap 2001:134, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagaian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum
19
menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen stewardship atau pertanggung jawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat
demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
2.2.6. Pengertian Leverage Keuangan
Menurut Riyanto 1995:331 leverage dimaksudkan untuk mengukur sampel seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
hutang. Sartono 2001:120 menyatakan bahwa Financial Leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Perusahaan yang tidak mempunayi leverage berarti meggunakan modal sendiri 100. Penggunaan utang itu sendiri bagi
perusahaan mengandung tiga dimensi yaitu : 1.
Pemberian kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan.
2. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban
20
tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan ikut meningkat.
3. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh
dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan.
2.3. Struktur Modal