39
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diambil untuk memperoleh bahan atau
keterangan data dengan cara mempelajari serta mencatat dari data dokumen dan laporan keuangan dari masing–masing perusahaan yang
diserahkan dari BEI. Adapun data sekunder yang diambil, meliputi: 1.
Data perkembangan kebijakan hutang perusahaan Property dan Real Estate yang diteliti yaitu periode 2005 – 2008.
2. Laporan keuangan perusahaan Property dan Real Estate yang diteliti
per 31 Desember selama periode 2005 – 2008.
3.3.2. Sumber Data
Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa laporan keuangan Property dan Real Estate Tahun 2005-2008 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia, selama 4 tahun ICMD Indonesia Capital Market Directory.
3.3.3. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang pergunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data secara dokumentasi
adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen – dokumen dengan cara mencari dan mengumpulkan data dengan mengambil data –
40
data yang sudah dipublikasikan oleh pemerintah, industri atau sumber – sumber individual. Data ini diambil atau digunakan sebagian dari data
yang telah di catat atau dilaporkan.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak, untuk mengetahuinya dapat
dilakukan dengan metode Komolgorov Smirnov Sumarsono 2004:40. Pedoman dalam mengambil keputusan adalah:
a. Nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5, maka
distribusi adalah tidak normal. b.
Nilai signifikan nilai probabilitas lebih dari 5, maka distribusi adalah normal.Sumarsono, 2004:43.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji F
dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka harus di penuhi diantaranya tiga asumsi dasar yang tidak boleh
dilanggar oleh regresi linier berganda, yaitu : a.
Tidak boleh ada autokorelasi. b.
Tidak boleh ada multikolinieritas
41
c. Tidak boleh ada heterokedastisitas.
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE Best Linier
Unbiased Estimator, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.
1. Multikolinieritas
Tujuan uji multikolinieritas adalah menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. karena dalam
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolinieritas atau
tidak, dapat digunakan uji multikolinieritas. Ghozali, 2006: 91. Menurut Ghozali 2006: 91, deteksi adanya multikolinieritas
adalah multikolinieritas dapat dilihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya.tolerance mengukur nilai variabilitas
variabel inpenden yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama nilainya
dengan VIF tinggi karena VIF = 1 Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adannya multikolinieritas adalah
nilai Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10.
42
2. Heterokedastisitas
Tujuan uji ini heterokedastisitas adalah menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak
terjadi heterokedastisitas. Diantara cara untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah menggunakan Uji Glejser Ghozali, 2006:
108. Menurut Ghozali 2006: 108, deteksi adanya heterokedastisitas
adalah : -
Nilai probabilitas 5 tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Nilai probabilitas 5 mengandung adanya heterokedastisitas 3.
Autokorelasi Tujuan uji autokorelasi ini adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara korelasi penganggu pada tahun ini dengan periode tahun sebelumnya. Untuk mengetahui apakah
terjadi autokorelasi atau tidak, dapat digunakan uji Durbin Watson. Ghozali, 2006: 95.
43
Untuk mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson
uji DW dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 3.1 : Kriteria Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 d d Ada autokorelasi positif
L
d
L
≤ d ≤ d Tidak ada kesimpulan
U
d
U
d 4-d Tidak ada autolorelasi
U
4-d
U
≤ d ≤ 4-d Tidak ada kesimpulan
L
4-d
L
Ada autokorelasi negatif d 4
Gambar 3.1 : Kurva Uji Autolorelasi
3.4.3. Teknik Analisis
Teknik analisa yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Dikarenakan dalam analisis pemilihan regresi linier berganda
dapat menerangkan ketergantungan satu variabel terikat Y yaitu Kebijakan Hutang dengan satu atau lebih variabel bebas X, yang
meliputi empat variabel bebas yaitu DPR, AS, Profitability dan Free Cash Flow.
Ada autokorelasi
positif Daerah
keragu- raguan
Daerah keragu-
raguan Ada
autokorelasi negatif
Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi
negatif
dL dU
4-dU 4-dL
4
44
Sesuai dengan tujuan dan hipotesis yang diajukan peneliti, maka kaitan antara variabel penelitian dapat digunakan kedalam model sebagai
berikut : Y =
β +
β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e
i
Keterangan : Y
: Kebijakan Hutang X
1
: Dividend Payout X
2
: Asset Structure X
3
: Profitabilitas X
4
: Free Cash Flow β
: Konstanta β
1
, β
2
, : Koefisien Regresi
e
i
3.4.4. Uji Hipotesis
: Variabel Pengganggu
a. Uji kecocokan model