Cerkak “Sopir Taksi” Cerkak “Tangga Kamar”

103 entek sabungkus. Sesasi telung puluh bungkus. Ateges setahun telung atus suwidak bungkus. Yen sabungkuse digawe rega rong ewu rupiah ngono wae, wis pirang atus ewu dhuwit sing kobong. hlm. 100 “Dahulu aku masih bisa ngotot ketika istriku protes masalah rokok. Merokok itu sama saja dengan membakar uang, kata istriku sambil cemberut.” Coba kmu pikir, satu hari kamu merokok habis satu bungkus. Sebulan tuga puluh bungkus. Artinya satu tahun tiga ratus enam puluh bungkus. Kalau satu bungkusnya seharga dua ribu rupiah, sudah berapa ribu uang yang terbakar. Pada cerkak ini juga terdapat paribasan, paribasan yaitu kalimat atau kumpulan kata yang mempunyai arti atau makna. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan di bawah ini: Pikiranku bruwet nggeret jangkahku tumuju kreteg kang misahake kampungku lan kampung sebelah. Aku nyawang mengisor banyu butheg kuwi nggambarake buthege atiku. hlm. 108 “Pikiran bunruku membawa langkahku menuju jembatan yang memisahkan desaku dengan desa sebelah. Aku melihat ke bawah air keruh itu menngambarkan keruhnya hatiku.” Pada cerkak ini bahasa yang digunakan bersifat eksplisit dan mudah dipahami. Dengan demikian aspek bahasa pada cerkak “Rokok” telah memenuhi kriteria bahan ajar untuk SMA.

12. Cerkak “Sopir Taksi”

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerkak “Sopir Taksi” ini sederhana sehingga mudah dipahami dan sesuai dengan tahap perkembangan bahasa. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan di bawah ini. Dadi sopir taksi genah dudu cita-citaku. Lha yen juragan taksi mbok menawa isih klebu pengangen-angen. Karepku mbiyen mlebu fakultas hukum kuwi ya ben dadi hakim utawa jaksa. Saora-orane pengacara. Nanging ya kuwi mau, 104 sarehne kahanan ora mungkinanke, ketambah bandha cupet, dadine ya nyambutgawe sakecekele. hlm. 109 “Menjadi sopir taksi memang bukan cita-citaku. Kalau yang punya taksi mungkin masih termasuk harapan. Mauku dulu masuk fakultas hukum itu agar jadi hakum atau jaksa. Setidaknya jadi pengacara. Tetapi ya itu tadi, karena keadaan yang tidak memungkinkan, ditambah harta yang mepet, jadinya ya kerja sedapatnya. Pada cerkak ini juga terdapat paribasan, paribasan yaitu kalimat atau kumpulan kata yang mempunyai arti atau makna. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan di bawah ini: “Mas, ora diselaki yen aku kliru langkah. Sasuwene iki, ya durung suwe jane, aku nyimpen wewadi sing rumangsaku wis primpen lan ngati-ati. Nanging nyatane Mas heri ngerti. Aku ya wis ngira sadurunge, yen barang mambu mono embuh kapan kuwi mesthi bakal konangan.” hlm. 115 “Mas, tidak kupungkiri kalau aku salah langkah. Selama ini, ya belum lama, aku menyimpan rahasia yang menurutku sudah tersimpan dan hati-hati. Tetapi nyatanya Mas Heri tahu. Aku juga sudah mengira sebelumnya, kalau sesuatu yang berbau entah itu kapan pasti akan ketahuan. Pada cerkak ini bahasa yang digunakan bersifat eksplisit dan mudah dipahami. Dengan demikian aspek bahasa pada cerkak “Sopir Taksi” telah memenuhi kriteria bahan ajar untuk SMA.

13. Cerkak “Tangga Kamar”

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerkak “Tangga Kamar” ini sederhana sehingga mudah dipahami dan sesuai dengan tahap perkembangan bahasa. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan di bawah ini. Pintu kamarku lan pintu kamare dheweke persis adhep- adhepan. Mung dipisahake koridor ambane watara sameteran. Dadi cedhak banget. Saka jarak semono aku ajeg krungu yen dheweke nyanyi atawa nangis. Pancen ya mung 105 swara. Mula aku ya ora bisa crita kepriye lageyane yen dhong nyanyi utawa nangis. Kamare ajeg tutupan rapet. Semono uga korden jendhelane. Kaya dene kamarku, embuh awan embuh bengi, lampu neone ajeg murub. hlm. 118 “Pintu kamarku dan pintu kamarnya berhadapan. Hanya dipisahkan koridor yang lebarnya sekitar satu meter. Jadi sangat dekat. Dari jarak segitu aku selalu mendengar kalau dia menyanyi atau menangis. Memang hanya suara. Maka aku tidak bisa cerita seperti apa kalau dia sedang menyanyi atau menangis. Kamarnya selalu ditutup rapat. Begitu juga dengan jemdelanya. Seperti kamarku, entah siang entah malam, lampu neon-nya selalu hidup. Pada cerkak ini juga terdapat paribasan, paribasan yaitu kalimat atau kumpulan kata yang mempunyai arti atau makna. Hal ini dapat dilihat pada cuplikan di bawah ini: Dheweke mesem, mung dhapur tata krama. Semono uga aku. Arep ngundang, nyatane durung ngerti jenenge. hlm. 118 “Dia tersenyum, hanya sekedar untuk tata krama. Begitu juga aku. Mau memanggil, nyatanya belum tahu namanya.” Ah, An Saumpama dina bisa kaputer bali kaya pandom jam … Mbokmenawa ora kaya mengkene penutuping uripmu. hlm. 124 “Ah, An Seandainya hari bisa berputar seperti jarum jam… mungkin tidak akan seperti ini akhir hidupmu.” Pada cerkak ini bahasa yang digunakan bersifat eksplisit dan mudah dipahami. Dengan demikian aspek bahasa pada cerkak “Tangga Kamar” telah memenuhi kriteria bahan ajar untuk SMA.

14. Cerkak “Tebusan”