Penokohan Tokoh dan Penokohan

11 lembaga, yang ada di dunia nyata. Sedangkan tokoh netral adalah tokoh cerita yang bereksitensi demi cerita itu sendiri. Ia hadir semata-mata hanya demi cerita atau bahkan dialah sebenarnya yang empunya cerita, pelaku cerita, dan yang diceritakan Altenbern dan Lewis dalam Nurgiyantoro 1994:190-191. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa tokoh yaitu individu rekaan yang ada dalam suatu cerita dan mengalami peristiwa dalam cerita itu.

2.4.2 Penokohan

Penokohan adalah pembicaraan mengenai cara-cara pengarang menampilkan pelaku melalui sifat, sikap, dan tingkah laku. Aminuddin 2002:79 menyatakan bahwa penokohan adalah cara pengarang menampilkn tokoh atau pelaku. Kecenderungan cerkak cerpen modern adalah penokohan pada unsur perwatakan tokohnya Sumardjo dan Saini K.M 1986:63. Pernyataan ini menyiratkan bahwa unsur tokoh dan penokohan merupakan unsur pembangun cerkak cerpen yang penting tentunya dengan tidak mengecilkan pentingnya unsur-unsur yang lain. Tokoh atau karakterisasi adalah proses yang dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fisiknya Tarigan, 1983:141. Tokoh pengertiannya lebih sempit dari pada penokohan. Karena didalam penokohan mencakup siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik 12 pewujudan dan pengembangan pada tokoh dalam sebuah cerita Nurgiyantoro 1994:166. Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa penokohan merupakan penggambaran perilaku atau sifat-sifat psikologi mengenai tokoh cerita. Dengan menggunakan peristiwa-peristiwa yang dialami tokoh dan sikap-sikap tokoh terhadap peristiwa itu kemudian diketahui karakter tokoh. Karakter yang bisa dikenali diselaraskan dengan istilah tokoh utama dan tokoh lawan dibedakan menjadi tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Jadi, penokohan adalah penyajian tokoh dengan karakternya yang ditampilkan dalam cerita tokoh dan dapat digambarkan secara langsung atau tidak langsung baik melalui sifat, sikap maupun tingkah laku yang ditampilkan oleh pengarang. Sumardjo 1986:65-66 mengungkapkan beberapa cara yang digunakan pengarang untuk menggambarkan cerita. Cara tersebut adalah sebagai berikut: 1 Melalui apa yang diperbuatnya, tidakan-tindakannya terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis. Watak seseorang memang kerap kali tercermin dengan jelas pada sikapnya dalam mengahadapi situasi gawat penting karena ia tidak bisa berpura-pura, ia akan bertindak spontan menurut karakternya, situasi di sini tidak perlu yang berbahaya tetapi situasi yang mengharuskan dia mengambil keputusan dengan segera. 2 Melalui ucapan-ucapannya, dari apa yang diucapkan oleh seorang tokoh cerita. Kita dapat mengenali apakah ia orang tua, orang dengan 13 pendidikan rendah atau tinggi, sukunya, wanita atau pria, orang berbudi halus atau kasar dan sebagainya. 3 Melalui penggambaran fisik tokoh, penulis sering memuat deskripsi mengenai bentuk tubuh dan wajah tokoh-tokohnya, yaitu tentang cara berpakaian, bentuk tubuhnya dan sebagainya. Tetapi dalam cerpen modern cara ini sudah jarang dipakai. Dalam cerita fiksi lama penggambaran fisik kerap kali dipakai untuk memperkuat watak tokohnya. 4 Melalui pikiran-pikirannya, melukiskan apa yang dipikirkan oleh seorang tokoh adalah salah satu cara penting untuk membentangkan perwatakannya. Dengan cara ini pembaca dapat mengetahui alasan-alasan tindakannya. 5 Melalui penerangan langsung, dalam hal ini penulis membentangkan panjang lebar watak tokoh secara langsung. Hal ini berbeda sekali dengan cara tidak langsung yang mengungkapkan lewat perbuatannya, apa yang diungkapkannya menurut pikirannya dan sebagainya. Baribin 1989:57 menyatakan bahwa ada dua cara Penggambaran perwatakan dalam prosa fiksi yaitu: 1 Secara analitik cara singkap Yang dimaksud dengan cara singkap adalah pengarang langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh. Pengarang langsung menyebutkan bahwa tokoh tersebut, misalnya keras hati, keras kepala, penyayang dan sebagainya. 14 2 Secara dramatik cara lukis Yang dimaksud Penggambaran watak tokoh yang tidak dicerminkan secara langsung tetapi disampaikan sebagai berikut: a. Pilihan nama tokoh misalnya nama semacam Ijah untuk menyebut pembantu dan nama Laura untuk anak gadis putri majikan. b. Melalui penggambaran fisik atau postur tubuh, cara berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh lain dan lingkungannya. c. Melalui dialog yaitu dialog tokoh yang bersangkutan atau interaksi dengan tokoh lain. Berdasarkan uraian di atas penokohan atau perwatakan tokoh dalam cerita dapat digambarkan secara langsung dan tidak langsung.

2.5 Pengajaran Apresiasi Sastra di SMA