Budaya Crita Cekak Cerkak sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA

19 mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama dan kemungkinan pemahaman situasi atau pemecahan problem yang dihadapi. Kutipan di atas jelas bahwa pertimbangan psikologi sangat perlu ditempuh dalam memilih bahan pembelajaran. Jika tidak memungkinkan siswa enggan mengikuti pelajaran yang akan diselenggarakan. Oleh karena itu dalam memilih bahan ajar hendaknya sesuai dengan perkembangan jiwa dan psikologi peserta didik. Pada masa SMA juga dikatakan ambang masa dewasa karena pada masa ini remaja mulai bertindak dan berperilaku seperti orang dewasa Soeparwoto, dkk 2007:63.

2.6.3 Budaya

Pemilihan bahan ajar dari sudut latar belakang budaya dapat diartikan sebagai upaya pemilihan bahan ajar dengan memepertimbangkan kesesuaian dengan kepercayaan, kesenian, adat istiadat ataupun mata pencaharian yang ada di lingkungan tempat siswa berada. Menurut Rahmanto 1988:31 siswa akan mudah tertarik dengan karya sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka, mereka kan tertarik dengan karya sastra yang menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan mereka. Contohnya anak yang berada di lingkungan pertanian akan lebih akrab dengan karya sastra yang berkisah tentang kebun sawah. Sedangkan anak yang hidup di lingkungan pantai akrab dengan laut dan nelayan. Jika anak yang hidup di lingkungan kota akrab dengan karya sastra yang berada di tempat-tempat hiburan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cerita yang memiliki latar belakang yang sama dengan kehidupan siswa akan membuat siswa tertarik 20 terhadap cerita yang dibacanya. Karya sastra dengan latar budaya sendiri perlu dikenal agar siswa memahami budaya sendiri sebelum mencoba mengetahui budaya lain. Meskipun demikian, siswa juga perlu diperkenalkan dengan cerita-cerita berlatar budaya di luar budaya mereka untuk memeperluas wawasannya dan memahami berbagai macam peristiwa kehidupan. Dalam hal ini sastra merupakan cara terbaik bagi siswa untuk mengenal latar belakang budaya lain di bawah pengarahan guru. 21

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif ini adalah pendekatan yang memusatkan perhatian pada unsur-unsur intrinsik seperti halnya tokoh dan penokohan. Pendekatan ini digunakan dengan alasan bahwa pendekatan objektif merupakan suatu pendekatan yang memberikan perhatian penuh pada teks karya sastra sebagai struktur yang otonom. Sejalan dengan itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strukturalisme. Teori strukturalisme sangat penting dalam penelitian ini, teori tersebut digunakan untuk mengetahui isi cerita secara keseluruhan dan keterkaitan antar unsur pembangun cerita yang berada dalam sebuah karya sastra seperti halnya tokoh dan penokohan.

3.2 Sasaran Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini mengambil sasaran penelitian aspek tokoh dan penokohan 15 cerkak Panggung Sandiwara karya Daniel Tito. Tokoh- tokoh tersebut akan dianalisis unsur penokohannya dan kemungkinan kesesuaiannya sebagai bahan ajar di SMA. Data penelitian ini berupa aspek tokoh dan penokohan pada 15 cerkak dalam buku kumpulan cerkak Panggung Sandiwara karya Daniel Tito, 15 cerkak yaitu “BMW 318i”, “Bu Gin”, “Dalan”,