Teori Strukturalisme Insiden LANDASAN TEORETIS

6

BAB II LANDASAN TEORETIS

2.1 Teori Strukturalisme

Karya sastra fiksi atau puisi merupakan sebuah totalitas yang dibangun oleh berbagai unsur pembangunnya. Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kekuatan yang indah Abrams dalam Nurgiyantoro 2002:36. Di pihak lain, struktur karya sastra juga menyaran pada pengertian hubungn antar unsur intrinsik yang bersifat timbal-balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Secara sendiri, terisolasi dari keseluruhannya, bahan, unsur, atau bagian-bagian tersebut tidak penting, bahkan tidak ada artinya. Tiap bagian akan menjadi berarti dan penting setelah ada dalam hubungannya dengn bagian- bagian yang lain, serta bagaimana sumbangannya terhadap keseluruhan wacana Nurgiyantoro 1994:36. Menurut Hawkes dalam Nurgiyantoro 1994:37 strukturalisme pada dasarnya dipandang sebagai cara berfikir tentang dunia kesusastraan yang lebih merupakan susunan hubungan daripada susunan benda. Dengan demikian, kodrat setiap unsur dalam sebagian sistem struktur itu baru mempunyai makna setelah berada dalam hubungannya dengan unsur-unsur yang lain yang terkandung di dalamnya. 7 Analisis struktural karya sastra, yang dalam hal ini karya fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antar unsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. Dengan demikian, pada dasarnya analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya satra seperti halnya tokoh dan penokohan.

2.2 Insiden

Dalam literatur bahasa Inggris sering digunakam istilah action aksi tindakan dan event peristiwa kejadian secara bersma-sama atau bergantian. Sebenarnya kedua istilah itu menyarankan kepada dua hal yang berbeda. Action merupakan suatu aktivitas yang dilakukan tokoh. Event lebih luas cakupannya dibandingkan action, sebab dapat menyaran pada hal yang dialami atau dilakukan oleh tokoh manusia dan hal yang di luar aktivitas manusia. Menurut Nurgiantoro 1994:117 peristiwa adalah peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Sehubungan dengan peristiwa atau kejadian Sukada 1987: 57 menggunakan istilah insiden untuk menyebut event. Menurut Sukada 1987:58 insiden adalah merupakan peristiwa atau kejadian yang terkandung dalam cerita. Insiden merupakan unsur pembangun struktur cerita. Di dalam insiden terdapat ide, tendens, amanat, motif, dan latar yang dituangkan pengarang. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa insiden adalah kejadian atau tindakan yang dilakukan tokoh dalam cerita yang menjadikan beralihnya sutau peristiwa dalam cerita. 8

2.3 Pengertian dan Unsur Cerkak