Ritual Persiapan Ritual Istighosah

6. terhindar dari mara bahaya atau sebagai daful bala’ 7. agar cepat dapat jodoh 8. agar cepat dikaruniai keturunan 9. agar dagangannya lancar bagi para pedagang. Ratih 25 tahun pelaku tradisi mengatakan “ kula mriki badhe nyuwun marang Allah supaya kula ndang diparingi keturunan, amarga mpun dangu anggenku emah-emah nanging dereng diparingi anak” Sumber data no 2 pelakumasyarakat. ‘...saya ke sini untuk meminta kepada Allah supaya saya cepat dikaruniai anak karena sudah lama saya berumah tangga saya berumah tangga tapi belum juga dikaruniai anak…’ Sumber data no 2 pelakumasyarakat. Dalam tradisi manganan ada beberapa proses atau langkah-langkah yang harus dilakukan dari sebelum upacara tersebut dilakukan sampai selesai. Tahapan-tahapan atau langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.

4.2.3.1 Ritual Persiapan

sebelum tradisi manganan dilakukan terlebih dahulu membentuk panitia yang terdiri dari beberapa perangkat desa. Panitia mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dalam upacara tradisi manganan. Persiapan dilakukan pada hari kamis sore oleh panitia sekitar pukul 15:30-17:00. Panitia membersihkan tempat sekitar makam mbah Sayyid dan membuat tenda atau tratag di sekitar makam tersebut. Tenda tersebut yang akan digunakan oleh masyarakat untuk melaksanakan tradisi sebagai pelindung dari panasnya terik matahari. Setelah selesai melakukan tugasnya para panitia pulang untuk bersiap-siap karena pada malam harinya para panitia akan melaksanakan tradosi di punden Mbah Sayyid.

4.2.3.2 Ritual Istighosah

Istighosah merupakan salah satu rangkaian prosesi ritual keagamaan yang menjadi bagian dari serangkaian ritual yang dilakukan dalam tradisi manganan. Ritual istighosah merupakan ritual keagaman yang didalamnya membacakan tahlil dan kalimat-kalimat thoyyibah. Ritual istighosah dilakukan istighosah dilaksanakan di Punden Mbah Sayyid di desa Bumiharjo kecamatan Keling kabupaten Jepara pada hari kamis malam jumat pada pukul 21:00WIB sampai dengan pukul 23:00WIB. ritual ini diikuti oleh segenap perangkat desa, pemuka agama, dan juru kunci. Dalam tradisi ini yang memimpin doa-doa dan pembacaan kalimat thoyyibah adalah juru kunci dan salah seorang pemuka agama yang sudah ditunjuk oleh panitia. Sebagian panitia ada yang datang dengan membawa sedekah berupa nasi dan ingkung yang sudah dipersiapkan dari rumah. Nasi dan ingkung yang dibawa ini nantinya yang akan dimakan bersama-sama dengan yang lain yang tidak membawa nasi dan ingkung setelah cara isthigosah selesai. Sebelum istighosah dimulai terlebih dahulu para peserta yang mengikuti ritual ini berwudlu di sumur atau sungai yang terletak di sebelah punden atau makam mbah Sayyid. Berwudlu merupakan cara bagi umat Islam untuk menghilangkan hadas kecil, supaya dalam melaksakan ritual istighosah semua dalam keadan suci dari hadas besar maupun kecil. Setelah selesai wudlu maka semua peserta istighosah memasuki makam Mbah Sayyid untuk melaksanakan ritual pembacaan istighosah. Selesai istighosah semua peserta keluar dari dalam makam menuju halaman makam. Panitia bekerja sama dalam menata tempat dan menggelar tikar untuk acara makan bersama. Setelah persiapan tempat selesai maka para peserta istighosah makan bersama nasi dan ingkung yang sudah dibawa oleh sebagian peserta istighosah.

4.2.3.3 Acara Sambutan