70
ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono,2001:8 yang mengemukakan bahwa keracunan pestisida dapat terjadi karena masuknya
pestisida yang berlebih atau karena mengabaikan prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja serta peralatan kerja yang kurang memadai. Efek dan gejala
keracuan dapat terjadi karena terkontaminasi bahan pada kulit antara lain dapat menimbulkan dermatosis Sartono,2001:47.
Data penelitian yang didapat dari petani Desa Pedeslohor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, dapat dilihat bahwa petani yang menyemprot hama
yang tidak menggunakan sepatu boot sebanyak 38 orang 100,0, yang mengalami keracunan 36 orang 94,7 yang normal 2 orang 5,3. Sedangkan
petani yang menyemprot hama yang menggunakan sepatu boot sebanyak sebanyak 2 oarng 100,0, yang mengalami keracunan 1 orang 50,0 dan
yang normal 1 orang 50,0.
4.3.7 Hubungan Penggunaan Baju Lengan Panjang dengan Keracunan
Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact Test maka didapat p value sebesar 0,011 Maka p value lebih kecil dari 0,05 0,050,011 sehingga Ha diterima yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan baju lengan panjang dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot hama di Desa Pedeslohor Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh Eta Dian Sukmawati Tahun 2000, yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pemakaian baju lengan panjang dengan keracunan pada petani penyemprot
71
hama di Desa Tegalrejo Kecamatan. Ngadiredjo Kabupaten Temanggung Tahun 2000 dengan Dengan p value sebesar 0,011. Maka p value lebih kecil dari 0,05
0,050,011 sehingga Ha di terima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara penggunaan baju lengan panjang dengan keracunan pestisida pada petani
penyemprot hama di Desa Tegalrejo Kecamatan. Ngadiredjo Kabupaten Temanggung Tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa ada bukti yang signifikan
antara penggunaan baju lengan panjang dengan keracunan pada penelitian yang dilakukan oleh Eta Dian Sukmawati.
Penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono,2001:8 yang mengemukakan bahwa keracunan pestisida dapat terjadi
karena masuknya pestisida yang berlebih atau karena mengabaikan prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja serta peralatan kerja yang kurang
memadai. Penelitian lain menunjukan bahwa luas kulit yang terbuka akan mempengaruhi residu pestisida yang masuk ke dalam tubuh melalui kulit
Rahmawati, 2001. Data penelitian yang didapat dari petani Desa Pedeslohor Kecamatan
Adiwerna Kabupaten Tegal, dapat dilihat bahwa petani yang menyemprot hama yang tidak menggunakan baju lengan panjang sebanyak 37 orang 100,0, yang
mengalami keracunan sebanyak 36 orang 7,3 dan yang normal 1 orang 2,7. Sedangkan petani yang menyemprot hama yang menggunakan baju lengan
panjang sebanyak sebanyak 3 orang 100,0, yang mengalami keracunan 1 orang 33,3 dan yang normal sebanyak 2 orang 66,7.
72
4.3.8 Hubungan Posisi Penyemprotan Dengan Keracunan