Formulasi Pestisida Landasan Teori

15 Insektisida organofosfat atau lebih dikenal senyawa OP pada saat ini hampir mencapai lebih dari 50 dari insektisida yang terdafar. Organofostat adalah insektisida penghambat Chollinesterase dan bekerja melalui perut, racun kontak sistemik dan fumigasi Baehaki, 1993:18.

2.1.4 Formulasi Pestisida

Suatu jenis pestisida dapat diperoleh dalam beberapa bentuk formulasi yang berbeda, misalnya dalam bentuk cair, emulsi pekat ataupun berbentuk butiran. Pestisida diformulasikan ke dalam berbagai bentuk agar dapat bertahan lama dalam penyimpanannya, dapat digunakan secara efektif, aman bagi pemakai, aman bagi lingkungan, dan mudah digunakan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana Soetikno S. Sastroutomo, 1992:13. Berikut ini beberapa formulasi pestisida yang sering dijumpai. 2.1.4.1 Cairan emulsi Emulsifiable Concentrates Komposisi pestisida cair biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu: bahan aktif, pelarut, serta bahan perata. Pestisida golongan ini disebut sebagai bentuk cairan emulsi karena berupa cairan pekat yang dapat dicampur dengan air dan akan membentuk emulsi. Contoh: Bazazinon 4530 EC, Dharmabas 50 EC, Hopcin 50EC, Kiltop 50 EC, Sumibas 75 EC, Dimecron 30 ES, Dursban 155 E, dan Terrazolle 25 EC Rudy Tarumingkeng, 1992:22. 2.1.4.2 Debu Dust Debu merupakan formulasi pestisida yang paling sederhana untuk memudahkan pemakaianya dan juga merupakan formulasi kering yang mengandung konsentrasi bahan aktif yang sangat rendah yaitu berkisar antara 16 1-10 Sutikno S. Sastroutomo, 1992:15. Komposisi pestisida formulasi debu ini biasanya terdiri atas bahan aktif dan zat pembawa seperti talek. Dalam bidang pertanian pestisida formulasi debu ini kurang banyak digunakan karena kurang efisien, walaupun penggunaanya mudah untuk digunakan di kawasan yang sempit. Hanya 10-40 saja apabila pestisida formulasi debu ini diaplikasikan dapat mengenai sasaran tanaman. Debu pestisida ini mudah melekat pada daun yang basah, oleh karena itu sering digunakan pada waktu masih pagi. Contohnya: Sevin 5D, dan Manzate D Subiyakto Sudarmo, 1991:22. 2.1.4.3 Butiran Formulasi ini menyerupai debu tetapi dengan ukuran yang lebih besar dan dapat digunakan langsung tanpa dicairkan atau dicampur dengan bahan pelarut. Bahan aktif pada formulasi ini, pada mulanya berbentuk cair tetapi setelah dicampur dengan butiran bahan aktifnya akan menyerap atau melekat pada butiran. Jumlah bahan aktif yang terdapat pada formulasi ini biasanya berkisar antara 2-25. Bentuk butiran ini biasanya digunakan ke tanah untuk membasmi jasad-jasad pengganggu yang terdapat di permukaan tanah atau di dalam tanah. Formulasi butiran ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan bentuk formulasi lainya. Beberapa di antaranya ialah tidak perlu dilarutkan tetapi dapat digunakan secara langsung, menggunakan alat sederhana, mengurangi kesalahan dalam mencampur, dan dapat digunakan dari udara karena cukup berat dan sukar untuk ditiup angin Sutikno S. Sastroutomo, 1992:16. 17 2.1.4.4 Fumigansia fumigan Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap, yang berfungsi untuk membunuh hama. Biasanya digunakan di gudang penyimpanan. Contohnya: Methyl bromide, Gammexane, CH 3 Br, DD, dan Carbondisulfide Subiyakto Sudarmo, 1991:22. 2.1.4.5 Gas Fumigan merupakan formulasi yang berada dalam bentuk gas atau cairan yang mudah menguap. Gas ini dapat terisap atau diserap oleh kulit. Fumigan sering digunakan untuk mengendalikan hama-hama gudang, dan jamur patogen yang berada di dalam tanah. Fumigan dapat memberikan pengaruh yang total terhadap segala jenis jasad pengganggu termasuk biji-biji gulma dalam tanah. Gas-gas yang digunakan dalam fumigasi sangat beracun terhadap manusia. Oleh karena itu langkah-langkah keselamatan perlu diambil seperlunya. 2.1.4.6 Aerosol Bahan aktif insektisida jenis ini harus larut dan mudah menguap dengan ukuran butiran yang kurang dari 10 µm sehingga mudah terhisap oleh manusia sewaktu bernafas. Senyawa ini akan menyerap ke dalam jaringan pernafasan dan paru-paru. Oleh karena itu, bernafas sewaktu penyemprotan tidak dianjurkan. 2.1.4.7 Serbuk larut air Formulasi ini merupakan formulasi kering. Perbedaannya dengan serbuk basah adalah formulasi ini dapat membentuk larutan jika dicampur dengan air, sedangkan serbuk basah hanya terjadi pencampuran saja. Formulasi ini biasanya mengandung 50 bahan aktif. Kadang kala bahan pembasah atau bahan perata di 18 perlukan jika akan digunakan untuk penyemprotan tanaman yang mempunyai permukaan batangdaun yang licin atau berbulu Sutikno S. Sastroutomo, 1992: 12.

2.1.5 Kelompok Pestisida Golongan Organofosfat

Dokumen yang terkait

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Jeruk Di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2010

5 63 122

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Aktivitas Cholinesterase Darah Petugas Penyemprot Pestisida Jenis Malathion di Kota Medan

0 27 9

(ABSTRAK) ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI SAYUR DI DESA PANDANSARI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2010.

0 0 3

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA NGRAPAH KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA NGRAPAH KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008.

1 1 73

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

0 0 3

KAJIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT CABE DI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

85 1 165 1 10 20161107

0 0 14

GAMBARAN PERILAKU PENGGUNAAN PESTISIDA DAN GEJALA KERACUNAN YANG DITIMBULKAN PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

0 8 78

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI HORTIKULTURA DIKECAMATAN JORLANG HATARAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2005

0 1 8