Hubungan Penggunaan Sepatu Boot dengan Keracunan

69 5,1. Sedangkan petani yang menyemprot hama yang menggunakan sarung tangan 1 orang 100,0, yang mengalami keracunan 0 0,0 dan yang normal 1 orang 100,0.

4.3.6 Hubungan Penggunaan Sepatu Boot dengan Keracunan

Berdasarkan hasil uji Fisher’s Exact Test, maka didapat p value sebesar 0,146. Maka p value lebih besar dari 0,05 0,1460,05 sehingga Ha ditolak yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan sepatu boot dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot hama di Desa Pedeslohor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Eta Dian Sukmawati , yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan penggunaan sepatu boot dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot jeruk di Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadiredjo Kabupaten Temanggung Tahun 2000 Dengan p value sebesar 0,146. Maka p value lebih besar dari 0,05 0,1460,05 sehingga Ha di tolak yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan sepatu boot dengan keracunan pestisida pada petani penyemprot hama di Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadiredjo Kabupaten Temanggung Tahun 2000. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada bukti yang signifikan antara penggunaan sepatu boot dengan keracunan pestisida pada penelitian yang dilakukan oleh Eta Dian Sukmawati. Teori yang dikemukakan oleh Sugeng Budiono, 2003:239 menyebutkan bahwa alat pelindung diri ini tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuhnya tetapi akan dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Penelitian 70 ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Sartono,2001:8 yang mengemukakan bahwa keracunan pestisida dapat terjadi karena masuknya pestisida yang berlebih atau karena mengabaikan prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja serta peralatan kerja yang kurang memadai. Efek dan gejala keracuan dapat terjadi karena terkontaminasi bahan pada kulit antara lain dapat menimbulkan dermatosis Sartono,2001:47. Data penelitian yang didapat dari petani Desa Pedeslohor Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal, dapat dilihat bahwa petani yang menyemprot hama yang tidak menggunakan sepatu boot sebanyak 38 orang 100,0, yang mengalami keracunan 36 orang 94,7 yang normal 2 orang 5,3. Sedangkan petani yang menyemprot hama yang menggunakan sepatu boot sebanyak sebanyak 2 oarng 100,0, yang mengalami keracunan 1 orang 50,0 dan yang normal 1 orang 50,0.

4.3.7 Hubungan Penggunaan Baju Lengan Panjang dengan Keracunan

Dokumen yang terkait

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot Jeruk Di Desa Cinta Rakyat Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Tahun 2010

5 63 122

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Aktivitas Cholinesterase Darah Petugas Penyemprot Pestisida Jenis Malathion di Kota Medan

0 27 9

(ABSTRAK) ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI SAYUR DI DESA PANDANSARI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES TAHUN 2010.

0 0 3

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA NGRAPAH KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008.

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA NGRAPAH KECAMATAN BANYUBIRU KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008.

1 1 73

(ABSTRAK) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT HAMA DI DESA PEDESLOHOR KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL.

0 0 3

KAJIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT CABE DI DESA CANDI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 0 2

85 1 165 1 10 20161107

0 0 14

GAMBARAN PERILAKU PENGGUNAAN PESTISIDA DAN GEJALA KERACUNAN YANG DITIMBULKAN PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG

0 8 78

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI HORTIKULTURA DIKECAMATAN JORLANG HATARAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2005

0 1 8