Penyimpangan Pemakaian yang berlebihan

37 Menurut para ahli, kualitas kertas yang baik sebagai bahan pustaka dan arsip adalah kertas yang bebas dari senyawa-senyawa asam dan lignin. Lignin adalah zat yang banyak terkandung didalam serat-serat selulosa pada kayu. Kertas yang banyak mengandung lignin akan merubah warna kertas dari putih menjadi kuning kecoklatan dan kertas menjadi lapuk. 2. Salah Penanganan Cara penanganan yang salah dan kurang hati-hati baik yang dilakukan oleh staf maupun pengguna dapat menyebabkan bahan pustaka menjadi rusak. Penanganan yang baik tidak dilakukan secara alamiah tetapi diajarkan. Sikap staf yang hati-hati dalam memperlakukan bahan pustaka merupakan contoh dan bukti pentingnya tindakan tersebut. Penanganan ini diatarannya adalah penyusunan shelving, sirkulasi perpindahan transif, menggunakan dan membaca bahan pustaka dan lain-lain agar lebih hati-hati. 3. Mutu Jilidan Untuk mendapatkan jilidan haruslah dipikirkan maksud dan tujuan serta bentuk jilidannya. Umumnya pustakawan menginginkan bentuk jilidan yang kuat tanpa memiliki kesesuaiannya sehingga sering sekali justru dapat menyebabkan kerusakan. Menjahit kembali akan menghasilkan jilidan yang kuat, namun dengan menjahit kembali kadang kala buku-buku menjadi tidak dapat dibuka secara punuh. Oleh karena itu sedapat mungkin jahitan asli tetap dipertahankan. Memotong bagian tepi buku biasanya dilakukan agar hasil jilidan terlihat rapih, tetapi bila suatu saat buku tersebut harus dijilid kembali maka volume buku akan berkurang bahkan memungkinkan hilangnya sebagian tulisan. Penggunaan bahan jilidan seperti katon, kertas pelindung yang mengandung asam dan lignin yang akan menyebabkan bahan kerusakan menjadi rapuh dan lemah. Karena asam yang terdapat pada karton dan lembar pelindung akan berpindah kedalam buku.

4. Penyimpangan

Kesalahan dapam penyimpanan barang dan peralatan dapat menyebabkan kerusakan fisik dan kimia. Kondisi ruang yang tidak sesuai akan penyebab tumbuhan jamur meningkatkan kandungan asam dan tempat bersarangnya serangga, tikus maupun mikroorganisme lainnya akan merugikan. Kondisi rak 38 penyimpanan yang kurang sesuai, misalnya kurang kuat, mudah terbakar, mempunyai sudut dan tepi yang tajam akan menyebabkan kerusakan. Memaksakan penyimpanan buku yang lebih tinggi dari lebar rak, akan merusakan jilidan dan kertas menjadi robek, begitu pula buku-buku yang lebarnya tidak sesuai, mengakibatkan buku akan terjuntai dan menjadi rusak.

5. Pemakaian yang berlebihan

Bahan pustaka yang sering dipakai atau dipinjamkan akan menyebabkan jilidan menjadi kendur dan kumal. Bahan pustaka akan menjadi semakin rusak apabila berada padatanggan pengguna atau peminjam yang tidak mengerti bagaimana memerlukannya bahanpustaka dengan baik. Karena itu bagi setiap pustakawan harus memeriksa keadaan buku ketika akan dipinjam atau dikembalikan. Selain itu perlu adanya kesadaran sendiri bagi pengguna untuk tidak merusak bahan pustaka yang sering dipinjam karena masih banyak pengguna lain yang akan menggunakannya. 39 BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN IAIN-SU

3.1 Sejarah Singkat Perpustakaan IAIN- SU

Perpustakaan IAIN-SU adalah perpustakaan akademik yang didirikan bersamaan dengan berdirinya induk institusinya yaitu IAIN-SU pada hari senin tanggal 24 Syawal 1398 H, bertepatan dengan tanggal 19 November 1973, tepat pada jam 10.00 WIB dengan nama “Perpustakaan Marah Halim”. Nama ini diambil dari nama pendirinya yaitu Brigjen H. Marah Halim Harahap, Gubernur KDH Tk. I Propinsi Sumatera Utara pada waktu itu. Perpustakaan IAIN-SU diresmikan oleh menteri Agama RI Pro. DR. H. A. Mukti Ali, di JL. Sutomo No. 1 Medan. Dengan semakin pesatnya perkembangan koleksi perpustakaan dan terbatasnya gedung yang ditempati pada waktu itu, maka pada tanggal 8 Februari 1990, perpustakaan dipindahkan ke Lantai 2 Mesjid Ulul Albab IAIN Sumatera Utara dan diberi nama “Perpustakaan IAIN-SU Medan”. Pada mulanya IAIN-SU mengelola 5 lima unit perpustakaan, yaitu : Perpustakaan Marah Halim sebagai perpustakaan induk, Perpustakaan Fakultas Tarbiyah, Perpustakaan Fakultas Syariah, Perpustakaan Fakultas Dakwah, dan Perpustakaan Fakultas Usluhuddin. Pada perkembangan selanjutnya, perpustakaan-perpustakaan fakultas tersebut dileburkan dan koleksinya disatukan di perpustakaan pusat. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 14 Juli 1995 berdasarkan kebijakan Rektor IAIN-SU tertanggal 8 Mei 1995. Sejak saat itu IAIN-SU hanya memiliki satu perpustakaan utama. Ketika kampus IAIN-SU pindah dari jalan Sutomo ke jalan Wilem Iskandar Psr V Medan Este lokasi sekarang pada tahun 1995, Perpustakaan IAIN – SU juga dipindahkan dari lantai 2 Mesjid Ulul Albab di Sutomo ke lantai 3 gedung perkuliahan Faklutas Tarbiyah di lokasi baru tersebut. Dengan semakin meningkatnya jumlah koleksi dan pengguna perpustakaan, yang berarti semakin beratnya daya beban gedung lantai 3 tersebut, maka perpustakaan kemudian dipindahkan ke lantai 1 gedung yang sama pada tahun 1998.