Pengolahan Gambaran Umum Perpustakaan Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara (IAIN-SU)

23 b Pemesanan melalui agen Pemesanan ini dilakukan apabila bahan pustaka yang dipesan dalam jumlah banyak dan diterbitkan lebih dari satu penerbit c Pemesanan secara tetap Pemesanan ini dilakukan untuk bahan pustaka yang diterbitkan secara berseriberkala, seperti jurnal, najalah, dll

2. Sumbangan atau Hadiah

Selain pembelian koleksi bahan pustaka juga dapat diperoleh melalui sumbangan atau hadiah. Sumbangan atau hadiah bisa didapat dari departemen pendidikan atau perpustakaan lain yang telah menjalin kerja sama antar perpustakaan.

3. Tukar-menukar

Tukar-menukar ini biasanya dilakukan oleh 2 perpustakaan atau lebih yang telah menjalin kerjasama. Hal ini dilakukan apabila terdapat koleksi yang memiliki kelebihan eksemplar atau apabila perpustakaan tidak mendapatkan bahan pustaka yang diinginkan sehingga meminta bantuan dengan perpustakaan lain.

4. Titipan

Apabila sebuah perpustakaan atau instansi lain melakukan penitipan bahan pustakanya ke sebuah perpustakaan maka harus terjalin kesepakatan antar dua belah pihak agar tidak terjadi kesalah pahaman di kemudian hari.

5. Penerbitan Sendiri

Penambahan koleksi dengan penerbitan sendiri diperoleh dari terbitan lembaga induknya. Perpustakaan hendaknya dijadikan sebagai pusat penyimpanan depository semua terbitan lembaga induknya. Koleksi yang diperoleh melalui lembaga induk yang bersangkutan akan sangat membantu kelancaran tugas lembaga ilmiah dalam penyebaran informasi yang diterbitkan lembaga tersebut.

2.7 Pengolahan

Menurut Kumar 2003: 135 mengenai pengolahan bahwa: First of all easing of the back and cutting open of the pages is done. Next classification and cataloguing take place. This is followed by stamping, 24 tagging, date labeling, pocket fixing and fixing ownership slip. The completion work is carried out. After this checking of classification and cataloguing take place. Finally catalogue cards are filed. Maksud dari pernyataan diatas adalah dalam melakukan pengolahan bahan pustaka adalah pertama-tama memeriksa kembali bahan pustaka, selanjutnya melakukan proses klasifikasi dan katalogisasi, kegiatan ini dilanjutkan dengan memberi stempel, memberi label pustaka, memberi kantong peminjaman, dan slip kepemilikan, setelah itu memeriksa kembali klasifikasi dan katalogisasinya dan terakhir membuat kartu katalog. Menurut Sutarno NS 2006: 179 pengolahan adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima di perpustakaan samapai dengan penempatan di rak atau di tempat tertentu yang telah disediakan. Untuk kemudian siap digunakan oleh pengguna.

1. Inventarisasi

Inventarisasi merupakan kegiatan dalam hal penginventarisasian bahan pustaka ke dalam buku induk. Seperti pencatatan dalam kolom induk dari mulai nomor urut, tanggal, sumber, pembelian, hadiah, tukar-menukar dll, nomor inventaris, pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, jumlah judul, eksemplar, nomor kelas, bahasa, jenis koleksi fiksi, nonfiksi, referensi dan keterangan. Selain itu setiap buku atau bahan pustaka lainnya harus dicap aau distempel agar menandakan bahwa bahan pustaka tersebut milik perpustakaan. Selain itu pendataan bahan pustaka dapat didata menggunakan komputer, dan pada kegiatan ini alangkah baiknya pabila perpustakaan telah menggunakan otomasi perpustakaan. Dengan menggunakan otomasi perpustakaan tentu akan lebih memudahkan baik itu pustakawan dalam kegiatan inventarsisasi maupun pengguna dalam pencarian bahan pustaka. 25 Berikut merupakan contoh kolom inventarisasi suntuk bahan monograf: Tgl No. Indu k Pengarang Judul +Kolasi Judul Seri Kota Terbit; Penerbit Tahu n Bahasa Jumlah Harga Asal Buku No. Klas In Asing Judul Eks 5-1 2010 1D 2010 ANDRES Budidaya Petani ii,31p.:Ilu s.;27 cm - Yogyakarta : Kanisius 2009 v - 1 5 - Hadiah 633.875 And b Sumber : Partini 2000: 12 Berikut merupakan contoh cap milik perpustakaan : MILIKKOLEKSI PUSAT PERPUSTAKAAN DAN PENYEBARAN TEKNOLOGI PERTANIAN Sumber : Partini 2000: 7

2. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan kegiatan untuk mengelompokkan subjek bahan pustaka yang sesuai dengan nomor kelas bahan pustaka. Dan klasifikasi yang dikenal adalah menggunakan Dewey Decimal Classification DDC, Universal Decimal Classification UDC, Library of Congress Classification LCC, dll. Selain itu pada Dewey Decimal Classification DDC, ada sepuluh kelas utama yaitu: 000 Karya Umum 100 Filsafat dan Psikologi 200 Agama 300 Ilmu-ilmu Sosial 400 Bahasa 500 Sains Murni 600 Ilmu Terapan Teknologi 700 Kesenian, Hiburan, Olahraga 800 Kesusasteraan 900 Sejarah, Geografi, Biografi 26

3. Katalogisasi

Tylor dalam Hasugian menyatakan 2009:152 menyatakan bahwa; “Katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain katalog berbentuk buku, katalog berbentuk kartu, katalog berbentuk mikro, katalog komputer terpasang. Untuk pengolahan perpustakaan secara konvensional sering menggunakan katalog kartu. Dan pada katalogisasi yang merupakan kegiatan membuat deskripsi data bibliografi suatu bahan pustaka menurut standar atau peraturan tertentu. Hasil dari mengkatalogisasi dapat berupa deskripsi entry yang dibuat dalam bentuk kartu katalog atau yang dimuat dalam pangkalan data komputer. Katalog kartu yang standar menggunakan karton halus, kat dan tipis berukuran 12,5 x 7,5 cm, berlubang yang terletak di bagian sisi bagian bawah, dan di tengah-tengah antara sisi kiri dan kanan kartu. Kartu-kartu katalog yang dibuat dapat terdiri atas: a. Katalog pengarang b. Katalog judul c. Katalog subjek d. Katalog klasifikasi Katalog perpustakaan Sumber: Hasugian 2009 : 153 612 6 Cra Crawley, Lawrence Q. R Reproduction sex and preparation for marriage Lawrence Q. Crawley ssssssssssa and J. R Clarke. - -3rd. Ed. - - Oxford: Clarendon Press, 1986 Aaaaaaaaaaaaa 464 p. : ilus.; 23 cm Aaaaaaaaaaaa Bib. : pada setiap bab Aaaaaaaaaaaaa Ind. : p. 453 – 464 Aaaaaaaaaaaaa ISBN : 0-19-857639-0 Aaaaaaaaaaaaa REPRODUCTION 2. SEX 3. MARRIAGE AAAAAAA Clarke, J. R II. Judul 27

4. Pelabelan

Pelabelan ialah kegiatan membuatmenulis nomor penempatan call number pada setiaap bahan pustaka, kemudian menempatkannya pada punggung masing-masing buku dengan nomor kelas yang telah ditentukan. Kegunaan dari kegiatan ini adalah adalah untuk memudahkan pencarian koleksi yang diinginkan sesuai dengan nomor kelas yang ditentukan tanpa harus melihat satu persatu rak buku. Label yang berisikan nomor panggil memiiki aturan dalam penempelannya. Sutarno NS 2006: 184 mengutarakan bahwa; “Label dibuat dan ditempatkan pada punggung bagian bawah ± 3 cm dari ujung bawah buku”. Kemudian label buku berisi nomor panggilkode klasifikasi, tiga huruf pertama pengarang, dan satu huruf pertama judul buku. Berikut merupakan contoh pelabelan bahan pustaka: Pelabelan Bahan Pustaka

2.8 Pelayanan Pengguna