4.1 Massa Bangunan
Massa bangunan terbentuk dari suatu pemikiran seorang arsitek dengan memperhatikan keadaann sekitar kawasan yang akan dibangun.
4.1.1 Rumah Susun
• Massa 1
Gambar 4.1 Massa bangunan pertama
Sumber: penulis, 2014 Massa bangunan pertama di rancang berbentuk hurup I, R, dan S. pemikiran
ini datang dikarenakan ingin membuat bangunan terlihat lebih ramping dan semua unit nantinya akan mendapatkan bukaan atau pencahayaan semua ke dalam ruangan
dengan menyediakan ruang terbuka di tengah bangunan. Selain membuat ruang terbuka di tengah bangunan, perbedaan ketinggian bangunan juga menjadi pemikiran
dalam mendapatkan sebuah pencahayaan. Tetapi setelah dirancang, bangunan ini tidak sesuai harapan dan juga terlihat gemuk.
Universitas Sumatera Utara
• Massa 2
Gambar 4.2 Massa bangunan kedua Sumber: penulis, 2014
Massa kedua berbentuk huruf T dengan desain bangunan secara memanjang. Setelah didirikan, massa bangunan ini terlihat monoton.desain
bangunan yang seperti ini membuat ruang terbuka lebih banyak sehingga membuat bangunan tersebut kurang memikirkan kebutuhan ruang terhadap
bangunan.
Universitas Sumatera Utara
• Massa 3
Gambar 4.3 Massa bangunan ketiga Sumber: penulis, 2014
Dari massa bangunan pertama dan kedua, massa bangunan ketiga inilah yang dipakai dalam proyek rancangan karena bangunan tersebut
memiliki pemikiran desain secara matang. Pencahayaan menjadi tolak ukur utama dalam pembuatan desain, dengan adanya void antara massa 1 dengan
massa 2, dan juga void di tengah bangunan untuk pemisahan unit. Bangunan ini diharapkan tidak kurangnya penggunaan cahaya dalam ruangan. Massa 1
dan massa 2 dihubungkan oleh adanya selasar yang berisi tempat untuk sirkulasi vertikal seperti tangga.
Bangunan ini juga dilengkapi dengan adanya aktivitas ekonomi di lantai dasar dan lantai 2.
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Kampung Jajanan
• Bentukan pertama
Gambar 4.4 Massa kampung jajanan pertama Sumber: penulis, 2014
Massa bangunan kampung jajanan di desain dengan menggunakan konsep terbuka terhadap bangunan. Dinding yang digunakan berdinding miring dengan
adanya bukaan yang memenuhi dinding tersebut. untuk menghindari panas, pada dinding bangunan menggunakan media tanam vertikal.
Kampung jajanan akan direncanakan terdiri dari 2 lantai, pada lantai 1 dan 2 akan disediakan sebagai tempat-tempat kios untuk warga yang berfungsi sebagai
tempat memasak, dan pada lantai atas bangunan terdapat rooftop yang berfungsi sebagai tempat untuk pengunjung mencicipi makanan yang ada di kampung jajanan
tersebut. Di lengan bangunan pada lantai dua juga tidak berbeda fungsinya dengan rooftop. Di lantai dasar juga terdapat beberapa tempat yang diletakkan berdekatan
Universitas Sumatera Utara
dengan tepi sungai. Ini berguna untuk pengunjung melihat ataupun menikmati suasana yang ada di tepi sungai tersebut.
• Bentukan kedua
Gambar 4.5 Massa kampung jajanan kedua Sumber: penulis, 2014
Massa bangunan kampung jajanan yang kedua tidak terlalu banyak berbeda dengan massa bangunan yang pertama. Yang menjadi perbedaan
hanya pada dinding yang menggunakan dinding setengah untuk membuat pengunjung bisa melihat pemandangan dari dalam. Selain itu, bangunan yang
kedua ini tidak memakai rooftop. Karena bangunan yang didesain menggunakan konsep terbuka, maka pada dinding bangunan dibatasi oleh
railing.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Konsep Denah 4.2.1 Denah Pertama