Rancangan akhir Perletakan ruang terhadap tapak .1 Rancangan pertama

4.4.2 Rancangan akhir

Konsep urban catalyst yang dipakai pada rumah susun ini merupakan perwujudan untuk meningkatkan perhatian warga atau masyarakat terhadap perkembangan kawasan yang ada di kawasan kampung Hamdan dengan menerapkan rancangan kampung jajanan sebagai aktivitas pendukung kawasan tersebut. Untuk meningkatkan atau mempertinggi kualitas ruang dan kualitas sosial pada kampung jajanan tersebut, maka pada area tepi sungai dibuat juga taman wisata air yang akan menghubungkan kawasan kampung jajanan dengan kawasan yang ada di Istana Maimun dengan menggunakan perahu sebagai alat untuk mempermudah jalur bagi para wisatawan untuk mencapai kawasan sehingga sungai yang menjadi tema utama tidak lagi menjadi area belakang yang telah dilupakan. Fungsi taman wisata air ini juga untuk memperkuat konsep urban catalyst. Perencanaan tapak pada rumah susun ini telah dipikirkan secara matang yang terdiri dari: A. Area Rumah Susun B. Area Kampung Jajanan C. Area Taman D. Area Lapangan Olahraga E. Area Bersantai F. Area Water Taxi Deck G. Sungai Deli H. Rumah Penduduk I. Rumah Sakit Stella Maris Universitas Sumatera Utara Gambar 4.16 Rancangan akhir tapak Sumber: penulis, 2014 Area masuk dan keluar pada rumah susun terdapat pada Jl. Multatuli dimana kecil kemungkinan untuk terjadinya kemacetan pada area jalan tersebut. Untuk area masuk drop off ke rumah susun terdapat pada Jl. Samanhudi yang mana area masuk untuk kampung jajanan juga terdapat pada area jalan tersebut. Ini tidak menganggu Universitas Sumatera Utara area masuk untuk pengunjung ke kampung jajanan karena pada area drop off tidak terlalu banyak pengunjung. Area masuk baik pada rumah susun maupun kampung jajanan langsung menuju area parkir yang terdapat pada basement. Kawasan pada rumah susun ini menggunakan sistem terbuka dimana fasilitas pada rumah susun ini juga boleh digunakan oleh penduduk sekitar seperti tempat area lapangan olahraga. Untuk pengunjung yang berjalan kaki baik yang menggunakan angkot ataupun becak, masuk dari Jl. Ir. H. Juanda agar mudah dicapai oleh pengguna jalan kaki tersebut. Pada hunian rumah susun, terdapat podium yang terdiri dari 2 lantai, 1 basement, dan 8 lantai untuk hunian yang merupakan bangunan tipikal. Selain terdapat retail yang menjual pakaian ataupun aksesoris serta aktivitas pendukung lainnya, pada lantai dasar podium juga terdapat area serbaguna untuk penghuni yang akan menggadakan sebuah acara atau aktivitas lainnya yang tidak memungkinkan dilakukan di dalam rumah susun. Acara yang dimaksud di atas bisa berupa pengadaan pesta pernikahan bagi penghuni. Sedangkan pada lantai dua podium terdapat bookstore dan arena bermain anak-anak. Book store tersebut menjual buku-buku yang dibutuhkan seperti buku pelajaran dan catatan untuk menunjang pengetahuan bagi penghuni rumah susun. Arena bermain anak-anak bukan berarti anak-anak tersebut bermain seenaknya, tetapi pada arena tersebut anak-anak yang ada pada hunian rumah susun Universitas Sumatera Utara akan diberi pelajaran yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, arena bermain ini bisa juga disebut sebagai taman kanak-kanak. Ini juga berguna bagi ibu-ibu untuk menitipkan anak mereka selama mereka bekerja dengan perasaan aman. Pada lantai dua podium juga terdapat ruang untuk atm bagi pengunjung ataupun penghuni mengambil duit bila diperlukan. Desain tangga yang ada pada hunian rumah susun dibiarkan terbuka agar penghuni yang berada di tangga tidak merasa takut karena suasana yang tertutup pada tangga, dari tangga tersebut penghuni yang turun bisa sekaligus menikmati view keluar bangunan. Selain itu, tangga pada hunian berada di tengah bangunan yang berupa selasar antar penghubung bangunan yang berada di sebelah Selatan dengan bangunan yang berada di Utara. Perletakan tangga ini juga memudahkan penghuni untuk langsung turun ke bawah bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pada area kampung jajanan terdapat 1 basement, dan 3 lantai untuk area pusat kuliner. Sistem penghubung antara lantai 1 dan lantai 2 akan menggunakan tangga yang terdapat pada tengah bangunan sebanyak 2 tangga. Pada lantai 1 dan 2 terdapat area untuk memasak dan tempat untuk menghidangkan makanan yang akan dijual serta tempat makan, sedangkan di lantai 3 hanya terdapat area untuk makanan saja. Jadi bagi pengunjung yang datang, ingin ke lantai 3 harus memesan makanan terlebih dahulu. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.17 Denah lantai dasar kampung jajanan Sumber: penulis, 2014 Gambar 4.18 Denah lantai dua kampung jajanan Sumber: penulis, 2014 Gambar 4.19 Denah lantai tiga kampung jajanan Sumber: penulis, 2014 Denah untuk kampung jajanan menggunakan grid 8x8m, dengan luas area sekitar 2043 m 2 . Kampung jajanan ini terdiri dari 3 lantai ditambah 1 lantai basement Universitas Sumatera Utara yang memiliki daya tampung untuk parkir sekitar 36 unit mobil, dan 203 unit sepeda motor. Kios yang ada di kampung jajanan terdiri dari 48 kios, masing-masing kios memiliki luas sekitar 16 m 2 . Kios untuk area memasak hanya terdapat pada lantai 2, sedangkan pada lantai 3 hanya terdapat tempat untuk menikmati makanan. Penghubung antara lantai 1 dengan lantai 2 atau seterusnya hanya dengan menggunakan tangga, tangga terbuat dari bahan kayu. Gambar 4.20 Denah lantai basement kampung jajanan Sumber: penulis, 2014 Di lantai basement kampung jajanan terdapat ruang ME dan area untuk penyimpanan bahan makanan, ini berguna untuk memudahkan pemesanan agar langsung ke area parkir sehingga tidak menganggu pengunjung yang datang ke kampung jajanan. Pengunjung yang dapat ditampung pada area kampung jajanan ini bisa mencapai sekitar 500 orang pengunjung. Untuk pembagian kios dibagikan masing- Universitas Sumatera Utara masing kepada penghuni tetap sekitar 100 kk, karena kios yang terdapat pada kampung jajanan hanya sekitar 48 kios maka penghuni yang tidak mendapatkan kios akan diberikan 1 unit retail yang terdapat pada area rumah susun. Bagi pengangguran yang tidak memiliki pekerjaan pada rumah susun, maka bisa bekerja sebagai pegawai pada kampung jajanan maupun retail yang terdapat di area kawasan sehingga terciptalah sebuah lapangan kerja pada area rumah susun tersebut. Dengan adanya lapangan kerja ini, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar khususnya masyarakat yang ada di Kampung Hamdan. Untuk skenario penghunian dibagi sebagai berikut: Luas unit rumah susun terdiri dari tipe 36m 2 , 45m 2 , dan 54m 2 Tabel 4.1 Skenario Ganti Untung Hunian Kepemilikan Legal No Luas rumah sebelumnya Banyak unit Skenario Ganti Untung 1 50 m 2 15 unit 1 unit tipe 36 1 kios pasar 2 75 m 2 15 unit 1 unit tipe 45 1 kios pasar 3 100 m 2 40 unit 1 unit tipe 54 1 unit retail Sumber: penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Skenario Ganti Untung Pasar Kepemilikan Illegal Sumber: penulis, 2014 Tabel 4.3 Skenario Ganti Untung Pasar No Luas rumah sebelumnya Banyak unit Skenario Uang ganti rugi 1 50 m 2 24 unit 36 m 2 + 1 kios pasar 16 m 2 - 2 75 m 2 24 unit 45 m 2 + 1 kios pasar 16 m 2 14 m 2 x Rp. 3.500.00 = Rp. 49.000.000,- 3 100 m 2 34 unit 54 m 2 + 1 unit retail 36 m 2 10 m 2 x Rp. 3.500.000 = Rp. 35.000.000,- 4 100 m 2 7 unit 54 m 2 + 1 unit retail 54 m 2 - 5 100 m 2 11 unit 54 m 2 + 1 unit restoran atau cafe 54 m 2 - Sumber: penulis, 2014 Pada area tepi sungai, dibuat area untuk jalur air atau disebut water taxi deck dengan menggunakan perahu yang menghubungkan area kampung jajanan dengan Istana Maimun sehingga pengunjung atau wisatawan bisa juga menikmati makanan yang ada pada kampung jajanan ini seperti terlihat pada gambar 4.21. Karena pada No Tipe unit Banyak unit Uang jual beli 1 Unit tipe 36 10 unit Sesuai kebutuhan 2 Unit tipe 45 10 unit Sesuai kebutuhan 3 Unit tipe 54 10 unit Sesuai kebutuhan Universitas Sumatera Utara area Istana Maimun juga belum ada tempat untuk water taxi deck, maka diusulkan kepada pemerintah atau walikota untuk membuat jalur tersebut. Jika terjadi hujan yang akan menyebabkan banjir, area jalur sungai tetap terpakai karena sekitar kawasan terdapat area untuk pengendalian banjir pada sungai tersebut. Selain itu, untuk menghubungkan kawasan dengan kampung sebelah, dibuat jembatan penghubung agar memudahkan warga sekitar untuk mencapai area kampung jajanan seperti terlihat pada gambar 4.23. Gambar 4.21 Sketsa Area Water Taxy Deck Sumber: penulis, 2014 Gambar 4.22 3D Area Water Taxy Deck Sumber: penulis, 2014 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.21 Sketsa Jembatan Penghubung ke Kampung Sebelah Sumber: penulis, 2014 Gambar 4.21 3D Jembatan Penghubung ke Kampung Sebelah Sumber: penulis, 2014 Area perkantoran pada kawasan tersebut yang memiliki pegawai juga bisa menikmati makanan pada kampung jajanan, pegawai tersebut bisa masuk dari Jl. Multatuli dengan mengelilingi area sekitar rumah susun dengan menikmati pemandangan yang ada pada kawasan tersebut, sedangkan pengunjung yang datang Universitas Sumatera Utara ke Rumah sakit Stella Maris bisa masuk melalui Jl. Samanhudi. Dengan ini, maka kampung jajanan tersebut bukan saja menjadi katalisator bagi rumah susun tersebut tetapi juga menjadi katalisator bagi Kota Medan. Kampung jajanan ini menyediakan makanan siap saji seperti bakso, mie ayam, sate, minuman kaleng, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 66

BAB V PENERAPAN STRUKTUR TERHADAP RANCANGAN

Penggunaan material yang di gunakan pada bangunan yaitu menggunakan material yang memiliki tingkat absorbsi yang rendah terhadap radiasi matahari, sehingga radiasipanas matahari yang di terima oleh bangunan tidak terlalu banyak, sehingga termal dalam bangunan tersebut tidak tinggi. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05PRTM2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertingkat Tinggi pada bab 1 tentang criteria perencanaan, maka pembangunan rumah susun memiliki criteria khusus yaitu: a. Rusuna bertingkat tinggi yang direncanakan harus mempertimbangkan identitas setempat pada wujud arsitektur bangunan tersebut; b. Masa bangunan sebaiknya simetri ganda, rasio panjang lebar LB 3, hindari bentuk denah yang mengakibatkan puntiran pada bangunan; c. Jika terpaksa denah terlalu panjang atau tidak simetris, pasang dilatasi jika perlu; d. Denah unit rusuna bertingkat tinggi harus fungsional, efisien dengan sedapat mungkin tidak menggunakan balok anak, dan memenuhi persyaratan penghawaan dan pencahayaan; Universitas Sumatera Utara