Studi Banding Proyek Sejenis

1.2.5 Studi Banding Proyek Sejenis

Inventarisasi data terbagi dua yaitu data sekunder yang informasi data didapat dari peta, peraturan uu, data kawasan, dan jurnal yang berkaitan dengan kasus proyek. Sedangkan yang kedua, data primer yang didapat dari kegiatan survei serta melakukan pengamatan pada kawasan. Dalam melakukan survei, peta memang dibutuhkan untuk perancang agar mendapatkan analisa langkah-langkah kerja apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan survei berlangsung supaya pekerjaan kita lebih terarah. Untuk menambah wawasan, maka dilakukan studi banding untuk mendapatkan perbandingan kondisi tapak yang akan direncanakan. Studi banding yang dilakukan dengan mencari tentang proyek sejenis yang sudah terlaksana berupa tentang arsitektur tepi sungai dan lebih tepatnya lagi tentang rumah susun yang berorientasi pada area tepi sungai. Studi banding tentang rumah susun yang sudah terlaksana merupakan solusi untuk menangani permukiman kumuh dan mengurangi kepadatan bangunan. Dari studi banding yang diperoleh, maka didapatlah pengetahuan tentang bagaimana mendesain bangunan rumah susun yang tidak akan menyebabkan area permukiman tersebut menjadi kumuh. Selain itu, studi banding yang dicari juga diperoleh dari beberapa jurnal yang berkaitan dengan proyek tersebut. Pengetahuan tentang permasalahan permukiman kumuh atau bangunan tepi sungai yang berkaitan dalam isi jurnal berupa: Universitas Sumatera Utara 1. Perencanaan kualitas fisik bangunan secara vertical ini gunanya untuk menghindari pengembangan rumah secara horizontal yang cenderung memakan lahan Putro, 2011. 2. Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam perencanaan di kawasan pinggiran sungai antara lain: memundurkan bangunan setback dari pinggir sungai, membuat dinding penahan untuk mengurangi terjadinya erosi yang akan mendangkalkan aliran sungai, dan membuat jalur hijau di pinggiran sungai sebagai barrier terhadap terjadinya erosi Putro, 2011. 3. Dalam pengembangan kawasan waterfront perlu memperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhinya antara lain: aspek ekonomi yang mencakup besaran nilai lahan serta potensi perekonomian yang dapat dikembangkan oleh suatu kota; aspek sosial meliputi penyediaan fasilitas sosial sepanjang badan air sebagai tempat berkumpul, bersenang-senang serta untuk menikmati fasilitas yang tersedia; aspek preservasi bersifat melindungi adanya bangunan atau kawasan lain yang memiliki nilai-nilai historis Suriyadi, 2008 4. Secara garis besar, karakteristik waterfront adalah sebagai berikut: memiliki pola penataan tersendiri baik secara arsitektural maupun teknologi pada situasi pantai yang direncanakan; memiliki pola pengembangan massa yang dinamis sesuai dengan karakter air; memiliki karakter yang unik diciptakan secara keseluruhan meliputi sungai sebagai latar depan, sebagai penghubung aktivitas yang menyertai; orientasi bangunan, kegiatan pada air sebagai Universitas Sumatera Utara elemen utama kawasan sebagai salah satu cara penyatuan karakter kawasan Suriyadi, 2008. 5. Budaya sungai dapat diartikan sebagai cara hidup masyarakat yang berada dekat dengan sungai, menjadikan sungai sebagai way of lifenya, sungai sebagai tempat berkehidupan dan sungai membentuk karakter masyarakat yang akan tercermin dalam kehidupan fisik, sosial dan ekonominya, Sedangkan cara beradaptasi dan bertahan hidup dilakukan dengan cara menyesuaikannya dengan karakter sungai, kehidupan ekologi dan sumber daya yang dimiliki sungai Goenmiandari dkk, 2010. 6. Untuk mendapatkan konsep penataan permukiman pinggir sungai dilakukan analisa berdasarkan sasaran yang dicapai, yaitu dengan analisa deskriptif kualitatif bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik suatu populasi secara factual dan cermat; analisa trianggulasi dipergunakan untuk merumuskan konsep penataan permukiman pinggir sungai yang sesuai dengan budaya setempat Goenmiandari dkk, 2010. 7. Strategi pengendalian bagi pemanfaatan ruang publik sebagai tempat negosiasi berbagai pihak, dilakukan dengan dua cara: pendekatan menyeluruh dengan memperhatikan berbagai aspek pengelolaan keterkaitan, peruntukan lahan, bentukan elemen fisik ruang publik yang diharapkan serta adanya cetak biru pengembangan kota; pendekatan insentif yang member peluang terjadinya negosiasi antara sektor pribadi dan wilayah publik Asvada, 2013. Universitas Sumatera Utara Dari ke tujuh jurnal di atas, maka diperoleh pengetahuan tentang mengatasi solusi permasalahan-permasalahan permukiman di area tepi sungai, sehingga memudahkan dalam melakukan analisa permasalahan kawasan yang akan direncanakan. Universitas Sumatera Utara 22

BAB II SEBUAH PEMAHAMAN TERHADAP KASUS PROYEK