Plumbing Listrik Kebakaran sampah

77

BAB VI KONSEP UTILITAS

Konsep utilitas pada hunian ini akan dibagi menjadi sistem pembuangan dan pengolahan air limbah atau kotor dimana air limbah kamar mandi dan air kotor dikumpulkan dan dialirkan dalam satu saluran. Sistem Ven yang diterapkan adalah ven tegak tunggal dengan ukuran sama dengan pipa tegak air limbah, sistem ini akan memberikan penghematan penggunaan pipa dan efisiensi pengaliran air dalam sistem plumbing. Pengolahan air limbah rumah tangga menggunakan sistem Biokontraktor. Sistem ini dapat menurunkan beberapa parameter yang dapat dijadikan indikator pencemaran.

6.1 Plumbing

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1405MENKESSKXI2002, bahwa air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Sistem plumbing air bersih yang diterapkan pada rumah susun ini adalah sistem Pemompaan dan Gravitasi. Air dari sumur dalam dipompa ke ground tank, untuk kemudian dipompa ke roof tank. Air dari roof tank didistribusikan ke tiap unit Universitas Sumatera Utara dengan sistem gravitasi. Setiap unit dilengkapi meteran air dan listrik untuk mencatat penggunaan air. Air kotor dan air hujan kawasan diasalurkan melalui saluran sekunder dengan sistem tertutup untuk kemudian dialirkan ke riol kota. Limbah padat disalurkan melalui septictank dan peresapan pada masing-masing bangunan. Pada mikro kawasan dan bangunan diarahkan penggunaan IPAL dan rainwater harvesting system. Tiap kamar mandi ataupun ruang cuci yang terdapat pada bangunan rumah susun memiliki shaft air secara langsung turun ke lantai basement. ini untuk memudahkan pengontrolan pada pipa air bila terjadi penyumbatan. Penggunaan shaft ini harus memenuhi penyediaan air pada bangunan sesuai jumlah pada penghuni rumah susun. Penyediaan air tersebut haruslah bersih, higienis dan tidak menyebabkan penghuni menjadi sakit akibat air yang tercemar.

6.2 Listrik

Sumber listrik berasal dari PLN, sistem pendistribusian kawasan makro menggunakan sistem jaringan udara dihubungkan ke gardutrafo pada tapak yang kemudian dihubungkan dengan panel utama dan panel distribusi ke masing-masing bangunan. Sistem control menggunakan terminal box. Pada mikro kawasan dan bangunan diarahkan sistem jaringan bawah tanah dengan sumber listrik cadangan berupa genset. Universitas Sumatera Utara

6.3 Kebakaran sampah

Kawasan ini akan dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran hydrant dengan jarak jangkauan 25-30 m dan diletakkan diluar bangunan mempertimbangkan akses mobil pemadam kebakaran. Hydrant Pillar dengan jarak antar maksimal 100 m. Pada mikro kawasan dan bangunan dilengkapi dengan APAr berupa Fire Estinguisher dan Springkler pada koridor pejalan kaki di setiap hunian. Kawasan ini sebelumnya tidak menyediakan adanya tempat sampah sehingga warga menggunakan parit dan sungai sebagai media sampah, yang membuat kawasan dan area sungai menjadi tercemar. Untuk itu, pembangunan rumah susun ini akan menyediakan tempat pembuangan sampah sementara sebelum akhirnya dibuang ke tempat pembuangan akhir TPA.

6.4 Transportasi vertikal