meningkatkan daya guna dan hasil guna tanah di daerah perkotaan dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan menciptakan lingkungan
pemukiman yang lengkap, serasi, dan seimbang.”
2.1.1 Latar Belakang
Permukiman dan perumahan merupakan kebutuhan utama bagi manusia yang harus dipenuhi. Tanpa ada tempat untuk bermukim, maka seseorang akan hidup
terlunta-lunta di jalan tanpa ada tujuan yang jelas. Dalam rangka untuk pengaturan daya guna lahan bagi permukiman dan
perumahan, serta menghindari terjadi adanya permukiman padat penduduk maka diperlukan penataan ulang terhadap bangunan sehingga seorang arsitek memikirkan
untuk menjadikan bangunan menjadi bangunan vertikal yang dapat digunakan secara bersama oleh masyarakat.
Gambar 2.1 Rumah Susun Habitat 67 Sumber: https:sites.google.comsitearkideapropertyinputinfo-rumah-
susunpengertian-rumah-susun
Universitas Sumatera Utara
Konsep bangunan rumah susun dengan bangunan bertingkat dapat dihuni bersama dimana unit dalam bangunan dapat dimilii secara terpisah baik secara
horizontal maupun secara vertikal seperti yang terlihat pada gambar 2.1.
2.1.2 Sistem Kepemilikan Individual
Sistem kepemilikan bangunan untuk rumah susun ataupun bangunan bertingkat lainnya dapat dimiliki secara individu oleh masyarakat dimana adanya
persetujuan antara pemilik utama dengan kita sebagai penyewa dari unit yang akan kita tempati nantinya.
Hubungan antara pemilik dan penghuni ini telah dijelaskan dalam Undang- undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun.
Pemilikan bersama atas suatu bendabangunan pada intinya dikenal adanya dua macam kepemilikan yaitu kepemilikan bersama yang terikat dan kepemilikan
bersama yang bebas. Muzay, diupload 2014 • Pemilikan bersama yang terikat yaitu adanya ikatan hukum yang terlebih
dahulu ada di antara para pemilik benda bersama, misalnya pemilikan bersama yang terdapat pada harta perkawinan. Para pemilik bersama tidak
dapat secara bebas melakukan pemindahan haknya kepada orang lain tanpa adanya persetujuan dari pihak lainnya, atau selama suami dan isteri masih
dalam ikatan perkawinan tidak memungkinkan untuk melakukan pembagian ataupun pemisahan harta perkawinan kecuali adanya perjanjian kawin.
Universitas Sumatera Utara
• Pemilikan bersama yang bebas adalah dimaksudkan bahwa setiap para pemilik bersama tidak terdapat ikatan hukum terlebih dahulu, selain dari hak
bersama menjadi pemilik dari suatu benda. Sehingga dalam hal ini adanya kehendak secara bersama-sama untuk menjadi pemilik atas suatu benda yang
untuk digunakan secara bersama-sama. Bentuk kepemilikan bebas inilah yang di sebut dan dikenal dengan kondominium.
2.2 Kasus Proyek Rancangan