Uji Instrumen METODE PENELITIAN

Tabel 8. Hasil AVE Sumber: Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa semua variabel memiliki nilai AVE di atas 0,5; sehingga dapat disimpulkan bahwa antar konstruk berbeda.Artinya, pengujian konstruk dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya. b. Divergent Validity Divergent validity diukur berdasarkan correlation matrix dan discriminant validity . Divergent validity digunakan untuk menguji apakah antar konstruk signifikan berbeda. Discriminant validity meliputi nilai korelasi dan reliabilitas dia antara dua konstruk yang digunakan untuk menaksir konstruk mana yang saling tumpah tindih. Nilai discriminant validity harus kurang dari 0.85 Campbell dan Fiske, 1959. Tabel 9. AVE , Square Correlation dan Discriminat Validity Sumber: Data Primer Diolah, 2016 Keterangan: Nilai AVE ditunjukkan pada angka bercetak tebal; Discriminant validity ditunjukkan pada sisi kiri nilai AVE Berdasarkan hasil Tabel 9, menunjukkan bahwa nilai diskriminan yang terletak padasisi kiri nilai AVE kurang dari 0,85; sehingga dapat disimpulkan Variabel AVE Stres Kerja 0,688 Kesempatan Promosi 0,709 Turnover Intention 0,735 Variabel Stres Kerja Kesempatan Promosi Turnover Intention Stres Kerja 0,688 0,578 0,640 Kesempatan Promosi 0,649 0,709 0,664 Turnover Intention 0,725 0,750 0,735 bahwa antar variabel berbeda secara signifikan. Dengan demikian, konstruk yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengalami tumpang tindih dan dapat dilanjutkan untuk proses selanjutnya.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias dan menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen Sekaran, 2006. Dalam penelitian ini, pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran satu kali dengan membandingkan hasilnya terhadap pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan, menggunakan uji statistik Cronbach Alpha dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai 0,6 - 1,0 Sekaran, 2006.Hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Sumber: Data Primer Diolah, 2016 Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan dari tiga variabel yang diteliti adalah reliabel karena mempunyai nilai Cronbach Alpha 0,60. Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan Stres Kerja 10 item Stres Kerja 5 item 0,960 0,942 Reliabel Kesempatan Promosi 0,945 Reliabel Turnover Intention 0,937 Reliabel

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Dengan menggunakan statistik deskriptif maka dapat diketahui nilai rata-rata mean , standar deviasi, varian, maksimum, minimum Ghozali, 2011. Adapun berdasarkan kriteria yang dipakai pada kategori jawaban responden, maka untuk lebih memudahkan digunakan 3 kategori yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Cara pengkategorian data berdasarkan rumus dari Azwar 2009 adalah sebagai berikut: a. Rendah : X M - SD b. Sedang : M - SD = X M + SD c. Tinggi : X = M + SD

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear. Penulis menggunakan model regresi linear berganda untuk mengetahui hubungan dan pengaruh antara stres kerja, kesempatan promosi dan turnover intention karyawan.

J. Analisis Uji Prasyarat

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data Santosa dan Ashari, 2005. Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui sebuah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, menggunakan Uji Kolmogrov-smirnov dengan pedoman sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas 0,05 maka Ho diterima b. Jika nilai probabilitas 0,05 maka Ho ditolak

2. Uji Linieritas

Uji linieritas adalah untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat linier atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi liniear. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan test of linearity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan liniear bila signifikansi lebih dari 0,05 Ghozali, 2011.

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali 2011 uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Pola yang tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari residual Santosa dan Ashari, 2005. Ada beberapa metode pengujian yang dapat digunakan yaitu Uji Park, Uji Glesjer, melihat Pola Grafik Regresi dan Uji Koefisien Spearman.

4. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear antara variabel independen model regresi. Adapun prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Dalam hal ini ada beberapa model pengujian yang bisa digunakan yaitu : a. Dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. b. Dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual R 2 dengan nilai determinasi simultan R 2 . c. Dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index . Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa persamaan tersebut tidak mengalami multikolinearitas tinggi. Sebaliknya jika nilai VIF variabel bebasnya lebih besar dari 10 maka menunjukkan persamaan tersebut masih mengalami multikolinearitas tinggi Sarwoko 2005.

K. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen stres kerja dan kesempatan promosi terhadap variabel dependen turnover intention . Pengujian hipotesis menggunakan uji regresi berganda. Dalam analisis regresi, dikembangkan sebuah persamaan yaitu suatu formula yang mencari nilai variabel dependen dari nilai variabel independen yang diketahui. Regresi berganda digunakan jika satu variabel dependen dan dua atau lebih cariabel independen.

1. Analisis Regresi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara stres kerja dan kesempatan promosi terhadap turnover intention . Persamaan umum regresi berganda yaitu: Y= a+ bX 1 + cX 2 Keterangan: X 1 = stres kerja, X 2 = kesempatan promosi Y = turnover intention a = konstanta, b dan c = konstanta regresi Melalui persamaan regresi berganda, dapatdiketahui apakah variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen, maka dapat dilihat dari taraf signifikansinya dengan standar signifikansi 5. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh dari hasil lebih besar dari 5 maka hipotesis ditolak, sebaliknya jika hasil uji hipotesis berada diantara 0-5 maka hipotesis diterima. Sementara itu, untuk melihat regresi yang dihasilkan berpengaruh positif atau negatif melalui koefisien beta β. Apabila koefisien beta β memiliki tanda minus - maka pengaruh yang dihasilkan adalah negatif. Sebaliknya, apabila koefisien beta β tidak memiliki tanda minus - maka pengaruh yang dihasilkan adalah positif + Ghozali, 2011.

2. Uji Delta Koefisien Determinasi

ΔR 2 Delta koefisien determinasi ΔR 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Nilai koefisien determinasi terletak diantara nol dan satu. Nilai ΔR 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai ΔR 2 yang mendekati satu berarti variabel- variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Royal Ambarrukmo

a. Sejarah Hotel

Berawal dari bangunan berupa pendopo dengan nama Kedaton Ambarrukmo yang didirikan pada abad ke-18 oleh Raja Hamengkubuwono VI, tempat ini berfungsi sebagai tempat pertemuan Jendral Gubernur dari Hindia Belanda, serta sebagai rumah peristirahatan keluarga kerajaan. Mengalami renovasi yang dilakukan oleh Raja Hamengkubuwono VII dan difungsikan sebagai tempat bertemunya raja-raja dari Surakarta dan rumah Raja Hamengkubuwono VII setelah turun tahta. Pada tahun 1966, Presiden Soekarno membangun hotel mewah pertama yang berkelas di Yogyakarta, letaknya tepat di area sekitar pendopo, dan diberi nama Ambarrukmo Palace Hotel yang beroperasi sampai dengan tahun 2005. Pada tahun 2006, dilakukan renovasi yang meliputi 3 bagian penting, yaitu pusat perbelanjaan, restorasi Kedaton Ambarrukmo, dan hotel. Ketiga bagian penting tersebut terkenal dengan nama The Ambarrukmo Heritage Site , yang merupakan integrasi dari tujuan destinasi wisata berupa Plaza Ambarrukmo, Kedaton Ambarukmo yang terletak di tengah, dan Royal Ambarrukmo Hotel yang terletak di bagian sisi timur.