Perencanaan Pesan Oleh Pembinaan Agama

ada disini selalu dengan mereka, agar nanti apa yang ingin mereka tanyakan dan mau mereka sampaikan dapat selalu kita respon dengan cepat dan baik, mengingat mereka memang sangat sensitif dengan orang lain yang baru mereka mereka kenal, mereka akan lebih nyaman dengan orang yang sudah lama mereka kenal, sehingga nantinya hasilnya pun dapat kita lihat, dan kepuasan bagi saya ustadz dapat dirasakan beribadah, beramal dan mengikhlaskan diri berjuang di jalan Allah Swt. Dari pengamatan ini peneliti melihat memang dari cara-cara beliau menyampaikan pesan-pesan berupa pesan moral yang wajib disampaikan oleh para tokoh atau pemuka masyarakat tak terlepas dari unsur-unsur dan strategi komunikasi Islam, yang ada aturan dan cara-cara kita sehingga pendengar atau mad’unya dapat menerima apa yang kita sampaikan, karena memang sangat tak mudah mengajak mereka yang dahulunya sangat kental dengan budaya anemisme keluarga mereka yang sangat percaya tentang mistis, dan percaya kepada hal-hal yang ghaib, berubah kepada yang memang tak boleh di percayai sama sekali, mengingat mempercayai selain Allah adalah dosa besar atau lebih dikenal syirik, mampu mengubah haluan mereka, meninggalkan kepercayaan leluhur mereka dengan menyembah Allah Swt, dan menyakini keesaannya, mengamalkan semua yang diwajibkan dan meninggalkan yang haram. Walau pun itu tidak secara langsung, dan membutuhkan waktu yang serius dan lumayan lama, untuk memberikan pembinaan dan meyakinkan mereka. Agar mereka tetap istiqomah berada dijalan atau agama yang mereka pilih, yaitu agama Islam.

F. Perencanaan Pesan Oleh Pembinaan Agama

Berdasarkan data yang telah dikemukakan di atas, maka pada proses perencanaan pesan yang dilakukan dalam pembinaan agama Islam oleh pemuka masyarakat mengacu pada angka-angka di lapangan. Oleh karena itu langkah- langkah yang diambil berangkat dari kondisi yang ada. Perencanaan pesan dan pembinaan agama merupakan proses pemikiran dan pengmbilan keputusan yang sistematis mengenai tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam rangka melakukan komunikasi. Dalam pemikiran dan pengambilan keputusan mengenai tindakan-tindakan yang akan dilakukan harus berdasarkan pada hasil perkiraan dan perhitungan yang sebaik mungkin agar apa yang diperkirakan atau diutuskan oleh pimpinan tentang pembinaan ini dapat tercapai sebaik mungkin. Berdasarkan hal itu, pembinaan agama dalam kegiatan pembinaan ini, mengikuti langkah-langkah penyusunan perencanaan pesan yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan strategi dalam pembinaan agama ini, yaitu: 1. Menetapkan Tujuan Pembinaan Pembinaan merupakan suatu proses kegiatan memberikan bimbingan dan arahan baik melalui kegiatan-kegiatan formal maupun non-formal untuk mencapai tujuan tertentu, jika itu mengenai pembinaan agama maka tentulah kiranya yang mengikuti pembinaan tersebut ada yang mereka dapat dan tentunya tujuan tersebut amat perlu untuk memberi arah kepada gerak langkah kegiatan pembinaan ini, sebab tanpa tanpa tujuan yang jelas maka aktifitas pembinaan tidak akan mempunyai arah yang jelas, mengingat jika ini tak terus dilaksanakan maka akan semakin banyak minat dari kalangan non-muslim, mengajak serta merangkul mereka kelompok suku anak dalam untuk memeluk agama selain Islam. Tentunya ini akan menjadi masalah yang semakin rumit, terbukti jika mereka tak beragama Islam tentulah akan semakin sulit bagi mereka untuk dapat selalu berdampingan dengan masyarakat setempat yang mayoritas beragama Islam, tidak jarang terjadi keributan, dan itu pun tidak dapat dipungkiri sering terjadi di antara mereka kelompok suku anak dalam dengan masyarakat setempat, namun tujuan umum dari pada pembinaan agama ini adalah merupakan suatu yang hendak dicapai dari keseluruhan rangkaian kegiatan pembinaan yang akan dilaksanakan. Dengan demikian seluruh rangkaian kegiatan pembinaan yang dilakukan ini merupakan tujuan yang diharapkan bisa dicapai menurut jangka waktu tertuntu. 2. Peran serta dari masyarakat. Pembinaan suku anak dalam perlu dilaksanakan secara partisipatif, mereka tidak lagi menjadi objek,tetapi menjadi subjek pembangunan kekuatan pemerdayaan suku anak dalam bertumpu pada masyarakat setempat, sementara Negara lebih berperan sebagai fasilitator, masyarakat harus terlibat aktif dalam seluruh proses pengabilan keputusan, sebab merekalah yang paling paham dengan kondisi setempat, problem-problem yang dihadapi serta solusi alternative pemecahannya. Penetapan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam setiap program komunikasi. Sebab, jika penatapan strategi salah atau keliru maka jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan bisa gagal. Terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Strategi juga merupakan rahasia yang harus diamankan oleh para ahli perencana kounikasi, utamnya, dalam pembinaan agama pada suku anak dalam.

G. Hambatan Yang Dihadapi