mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang akan diteliti. Dan wawancara mendalam dilakukan dengan intensif dan berulang-ulang.
72
Oleh karena itu, peneliti tidak menggunakan instrument yang tersusun secara terstruktur, tetapi menggunaan daftar pertanyaan berupa garis-
garis besar pertanyaan yang peneliti susun berdasarkan rumusan masalah dan fokus penelitian dimana daftar pertanyan tersebut telah
dipersiapkan sebelum dilakukan wawancara. 2. Observasi
Yaitu usaha-usaha mengumpulkan data dan pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena yang diselidiki yakni dengan
mengadakan pengamatan di lapangan terhadap objek kajian yang berkenaan dengan pembinaan pada suku anak dalam dan tujuan
peneliti. Observasi juga berarti mengamati dan mendengar dalam rangka memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap
fenomena sosial agama selama waktu tertentu tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat, merekam dan memotret
fenomena tersebut dalam rangka mengumpulkan data. Cara melaksanakannya adalah peneliti datang langsung ke objek penelitian
untuk melihat, mengamati, stuasi dan kondisi yang ada dimasyarakat suku anak dalam tersebut untuk mendapatkan data yang valid
kemudian mencatatnya secara sistematis.
73
Arikunto menuliskan tentang dokumentasi yaitu: mencari data mengenai hal-hal berupa
catatan, buku, manuskrif, majalah, agenda, surat kabar, dan lain sebagainya.
74
Yang kemudian langsung mengikuti kegiatan pembinaan agama suku anak dalam Bukit Duobelas.
E. Teknik Analisis Data
72
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, h. 146
73
Cholid Narbuko Dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h. 162
74
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta,2006, h. 132
Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah tehnik deskriptif, sebab dalam penelitian kualitataif, analisis data merupakan proses
penelaahan dan penyusunan secara sistematis terhadap transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan bahan-bahan masukan lainnya yang telah terkumpul
untuk memperluas pengetahuan dan menambah pengalaman serta berusaha untuk mengkomunikasikannya.
Lexy j moleng menyatakan bahwa: pada prinsipnya, data merupakan perkataan, kalimat-kaliamat, pragraf-pragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi
yang mendekripsikan tentang situasi, peristiwa, dan menyusun, mengurutkan, mengelompokkan, mengatur, membuat kode, dan mengkatagorikannya yang
bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja
75
Miles dan Huberman berpendapat bahwa proses analisis data dengan teknik deskriktif dilakukan dengan tiga alur kegiatan yang berlangsung secara
kebersamaan, yakni: reduksi atau penyederhanaan data, paparan atau sajian data; penarikan kesimpulan atau verifikasi.
76
Dan menggunakan proses analisis data dari Miles dan Huberman untuk penelitian ini.
F.
Pengecekan Keabsahan Temuan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kreteria tertentu yaitu:
1. Uji Kredibilitas data credibility: dapat melalui perpanjangan pengamatan, meningkatan ketekunan dalam meneliti, kemudian
melakukaan trianggulsi, baik dengan triangulasi sumber, teknik dan waktu, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif seperti mancari
data yang berbeda dilapangan dengan data yang telah ditemukan. Menggunakan referensi untuk mengumpulkan data yang telah
diperoleh.
75
Lexy J Moleong…, h. 211
76
M.B Miles, And A.M.Huberman, Qualitative Data Analisys;A Soaurcebook Of New Method, Ter. Tjetjep Rohendi, Analisis Data Kualitataif; Buku Sumber Tentang Metode-Metode
Baru, Jakarta : UI Press,1992, h.98
2. Pengujian Transferabilitas merupakan validitas eksternal menunjukan darajat ketetapan atau dapat diterapkan hasil
penelitian kepopulasi dimana sample tersebut diambil. Nilai transferability bergantung pada pemakaian, sehingga hasil
penelitian dapat digunakan dalam konteks dan stuasi sosial lain. Misalnya orang lain menerapkan hasil penelitian tersebut, maka
peneliti membuat laporan secara rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya. Dengan demikian pembaca dapat menerapkan hasil
penelitian tersebut dengan jelas. 3. Pengujian Dependabilitas Yaitu suatu penelitian yang mana
apabila orang lain dapat mengulangi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitataif disebut uji depenbility dilakukan
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses-proses penelitian, bila mana peneliti tidak melakukan proses penelitian
kelapangan tetapi bisa menyajikan data, peneliti seperti ini perlu diuji depenbilitynya yang dilakukan oleh auditor atau pembimbing.
4. Pengujian Konfirmabilitas, peneliti dapat dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Menguji
konfirmability berarti menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses penelitian maka penelitian tersebut telah memenuhi syarat standar konfirmability. Menurut Scriven 1971, selain itu masih
ada unsur kualitas yang melekat pada konsep objektifitas. Hal itu digali dari pengertian bahwa jika suatu itu objektif, berarti dapat
dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan.
77
77
Sugiono, Metopel Pendidikan Pendektan Kuantitatif, Kulaitataif, RD, Bandung: ALFBETA, 2009, h. 378
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab ini dipaparkan tentang strategi komunikasi Islam dalam upaya pembinaan agama pada suku anak dalam Bukit Duo Belas Aek Hitam,
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang mendalam dengan sejumlah informan penelitian, yang peneliti awali dengan:
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian.