commit to user
5 Biro Perjalanan Wisata  Agen Perjalanan Wisata
Jumlah  Biro  Perjalanan  Wisata    Agen  Perjalanan  Wisata  di Kabupaten Sumbawa sebanyak empat buah.
6 Pelayanan Informasi Pariwisata
Pelayanan  informasi  pariwisata  selain  dilayani  oleh  para pengusaha  di  bidang  pariwisata,  juga  melalui  Dinas  Pemuda  Olah
Raga  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Kabupaten  Sumbawa.  Informasi disampaikan  melalui  media  promosi  seperti  Brossure,  Tourist  Map,
Calender  Of  Event,  Website;  Lombok  Sumbawa  Promo;  dan sebagainya.
4. Barapan Kebo sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa
a. Sejarah Barapan Kebo
Menurut  Aries  Zulkarnain,  seorang  budayawan  dan  tokoh masyarakat di kota Sumbawa Besar, sejarah Barapan  Kebo dimulai ketika
masyarakat kabupaten Sumbawa yang pada waktu itu bermata pencaharian sebagai  petani  dan  peternak,  mengenal  pengolahan  lahan  pertanian
sawah  secara  teknis.  Pengolahan  lahan  pertanian  sawah  secara  teknis maksudnya adalah bahwa waktu itu, masyarakat  Sumbawa  yang memiliki
sawah  berhektar-hektar  dan  ternak  beratus-ratus  ekor,  berusaha menemukan cara  sistem tekonologi pengolahan sawah yang baik. Dengan
potensi ternak  yang mereka punyai, khususnya ternak  kerbau; masyarakat mencoba  memanfaatkan  ternak  kerbau  ini  untuk  dijadikan  alat  dalam
mengolah  sawah-sawah    tersebut.  Maka    kemudian    munculah    suatu
commit to user
sistem  pengolahan  sawah  dengan  memanfaatkan  ternak  kerbau,  yang disebut Maruma.
Maruma  adalah  memasukkan  beberapa  ekor  kerbau  ke  dalam sawah,  kemudian  kerbau-kerbau  tersebut  digiring,  dikejar,  dan  dihadang
agar  tidak  keluar  dari  sawah.  Hal  ini  dimaksudkan  agar  dengan  injakan kaki  kerbau-kerbau  tersebut,  maka  kondisi  tanah  sawah  menjadi  hancur
dan  berlumpur.  Dengan  kondisi  tanah  sawah  yang  hancur dan  berlumpur, maka proses menanam padi pun siap dilaksanakan.
Setelah  padi  mulai  tumbuh,  ternyata  ditemukan  banyak  sekali rumput  atau  gulma  pengganggu  di  dalam  sawah.  Maka  kemudian
masyarakat  pada  waktu  itu,  mulai  mengembangkan    sistem  maruma dengan  membuat  dan  menambahkan  Kareng  serta  Noga  pada  kerbaunya.
Kareng  adalah  alat  pembersih  rumput  yang  terbuat  dari  kayu.  sedangkan Noga  adalah  kayu  penyatu  untuk  menyatukan  dua  ekor  kerbau  agar
berpasangan,  dimana  di  tengahnya  diikatkan  kareng  yang  nanti  akan ditarik oleh  kerbau tersebut. Untuk menngendalikan  arah  jalan  kerbau, si
pemilik  pun  menggunakan  Mangkar  untuk  memecut  kerbau.  Mangkar adalah pecut yang terbuat dari ranting kayu sepanjang 1-1,5 meter.
Karena  sawah  yang  begitu  luas,  kegiatan  maruma  pun dilaksanakan secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa pasang
kerbau.  Selama  maruma,  para  penunggang  kareng  pun  menemukan keasyikan  tersendiri  dengan  kecepatan  lari  kerbau  dan  melihat  air  yang
keluar dari bagian ujung belakang  kareng; yang seperti ekor angsa. Maka mulai  waktu  itu,  dijadikanlah  maruma  sebagai  ajang  bekerja  sambil
commit to user
bermain  bagi  para  pemilik  sawah  dan  kerbau.  Inilah  awal  lahirnya permainan Barapan Kebo.
b. Pelaksanaan Barapan Kebo
1 Pelaksana
Pelaksana    brapan kebo  adalah  orang-orang dalam  masyarakat yang  mempunyai  kerbau  karapan.  Pada  Barapan  Kebo  zaman  dulu,
seorang tokoh masyarakat yang memiliki kerbau karapan adalah orang yang  biasanya  mencetuskan  kapan  dan  dimana  Barapan  Kebo  akan
dilaksanakan.  Tokoh    masyarakat  tersebut  kemudian  menyebarkan pengumuman  tentang  pelaksanaan  Barapan  Kebo  kepada  pemilik
kerbau  karapan  di  desanya  sendiri  maupun  ke  desa  tetangga.  Tokoh masyarakat  yang  berada  di  desa  tetangga,  juga  melakukan  hal  yang
sama.    Maka  tersebarlah  pengumuman  tersebut  ke  seluruh  wilayah pada saat itu.
Sebelum  melaksanakan  suatu  Barapan  Kebo,  baik  Barapan Kebo  zaman  dulu  maupun    Barapan  Kebo  zaman  sekarang,  biasanya
dibentuk  panitia  terlebih  dahulu.  Menurut  Abdul  Wahab  S.Z.,  panitia Barapan  Kebo  beranggotakan    minimal  12  orang.  Terdiri  dari
perangkat  pemerintahan  desa  dan  tokoh  masyarakat  di  wilayah setempat.  Orang-orang  tersebut  kemudian  dibagi  dalam  beberapa
bagian  yang  memiliki  tugas  masing-masing,  seperti  ketua  panitia, penanggung  jawab  lokasi    sawah,  penanggung  jawab  Tango
panggung  penonton,  penanggung  jawab  penyebaran  undangan,
commit to user
penanggung  jawab  hadiah,  penanggung  jawab  konsumsi,  dan sebagainya.
2 Waktu Pelaksanaan
Seperti  yang  disampaikan  oleh  Abdul  Wahab  S.Z.,  Barapan Kebo  zaman  dulu  hanya    dilaksanakan  pada  bulan  ke  dua  musim
penghujan  yaitu  saat  ketika  sawah  masih  dalam  tahap  pengolahan tanah  sebelum  penanaman  padi.  Misalnya  musim  penghujan  dimulai
pada bulan  januari dan berakhir  pada bulan Juli, maka Barapan Kebo hanya boleh dilaksanakan pada bulan ke dua, yaitu bulan februari. Hal
ini  terkait  dengan  kondisi  lahan    pertanian  di  kabupaten  Sumbawa yang bersifat Tadah  Hujan,  sehingga  ketersediaan air irigasi pertanian
terbatas  pada  waktu-waktu  tersebut,  serta  terkait  dengan  sejarah pengolahan  tanah  pertanian  masyarakat  kabupaten  Sumbawa  seperti
yang  disampaikan  Ariez  Zulkarnain  sebelumnya,  yaitu  sistem pengolahan tanah Maruma.
Barapan  Kebo dilaksanakan    hanya  dalam  satu  hari,  yaitu  dari pagi hingga sore hari.
3 Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan Barapan Kebo  berlokasi di area persawahan, yaitu satu  petak  sawah.  Menurut  Abdul  Wahab  S.Z.,  sawah  yang  dijadikan
lokasi Barapan Kebo, harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
commit to user
a Panjang  dan  lebar  satu  petak  sawah  cukup  berdasarkan  pada
perkiraan  saja,  jika  tidak  cukup  maka Lontak bangkat  dua  petak sawah digabung menjadi satu.
b Kondisi  tanah  sawah  harus  datar,  tidak  boleh  menanjak  atau
menurun. c
Debit air dalam sawah harus cukup selutut orang dewasa.
4 Peserta
Peserta  Barapan  Kebo  adalah  mereka    yang  memiliki  kerbau karapan yang diundang untuk mengikuti Barapan Kebo oleh pelaksana
penyelenggara Barapan Kebo. Pada  zaman  dulu,  undangan  bagi  peserta  disampaikan  oleh
tokoh  masyarakat  suatu  desa  ke  tokoh  masyarakat  di  desa  yang  lain secara  “mulut  ke  mulut”.  Kemudian  tokoh  masyarakat  tersebut  di
desanya  masing-masing,  menyampaikan    undangan  kepada  seluruh warganya. Bentuk undangan  berupa potongan bambu kecil  sepanjang
kurang  lebih  30  cm,  yang  disebut  Pelilit.  Menurut  Aries  Zulkarnaen, selain  digunakan  sebagai  tanda  undangan  Barapan  Kebo,  pelilit  juga
dimaksudkan  untuk  mengharapkan  seluruh  warga  desa  yang  memiliki kerbau  kerapan  ataupun  tidak,  untuk  dapat  berpartisipasi  dalam
Barapan Kebo dengan menyiapkan Jombe. Jombe adalah sehelai  kain, baik  berupa  kain  sarung,  kain  batik,  baju,  bahkan  sapu  tangan;  yang
akan  dijadikan  hadiah.  Jombe  ini    disumbangkan  oleh  warga  dengan suka rela.
commit to user
Untuk peserta  yang desa  wilayahnya jauh dari lokasi Barapan Kebo,  maka  undangan  disampaikan  satu  sampai  dua  bulan  sebelum
Barapan Kebo dimulai. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu, belum ada  alat    transportasi  yang  memadai.    Peserta  yang  datang  dari  desa
yang jauh, berjalan  kaki  menuju ke lokasi Barapan Kebo. Tak jarang mereka  harus  menginap  di  perjalanan  selama  berhari-hari  bersama
kerbaunya.  Perjalanan  jauh  ini  biasanya  dilakukan  pada  pagi  dan malam hari. Ini dikarenakan kondisi  biologis kerbau yang tidak tahan
terhadap panas pada siang hari.
5 Peralatan dan Perlengkapan
Ada  beberapa  peralatan  dan  perlengkapan  yang  digunakan dalam permainan Barapan Kebo, yaitu :
a Sepasang kerbau
Sepasang  kerbau  yang  digunakan  dalam  Barapan  Kebo adalah sepasang kerbau  jantan. Secara fisik, kedua kerbau tersebut
memiliki ukuran dan kecepatan lari yang sama. Pada  zaman  dulu,  pasangan  kerbau  yang  digunakan  untuk
Barapan  Kebo  adalah  sepasang  kerbau  jantan  dewasa  yang berumur  di  atas  enam    tahun.  Pada  waktu  itu,  ada  pengawasan
yang  ketat  dari  pemuka  adat    desa.  Kerbau  yang  belum  dewasa, dilarang untuk dijadikan  kerbau karapan. Berbeda dengan saat ini,
kerbau  yang  berumur    kurang  dari  satu  tahun  pun  boleh  dijadikan
commit to user
kerbau karapan. Maka munculah kelas-kelas dalam Barapan Kebo, yang dikelompokkan berdasarkan umur kerbau.
Kerbau-kerbau  zaman  dulu  maupun  zaman  sekarang, memang  dipilih  dan  dirawat  sejak  masih  kecil.  Menurut
pengalaman    para  pemilik  kerbau,  kerbau  yang  baik  untuk dijadikan  kerbau  karapan  sejak  kecil  sudah  memiliki  ciri  –  ciri
tertentu, seperti bentuk kakinya, letak pusarnya, ekornya, lututnya, tinggi badannya, dan sebagainya.
Namun,  tidak  hanya  aspek  kekuatan  dan  kecepatan  yang utama.  Penampilan  kerbau  yang  dihiasi  dengan  manik-manik  juga
menjadi  perhatian  para  pemilik  kerbau.  Berbagai  macam  hiasan dikenakan.  Seperti  Tolang  linung,  yaitu  hiasan  yang  terbuat  dari
anyaman  benang  –  benang  aneka  warna  yang  dipasang  di  kepala kerbau; Grosong turis; Sipu, yaitu pembungkus tanduk kerbau dari
kain; dan sebagainya. Bagi  kerbau  karapan,  pemilik  kerbau  biasanya  melakukan
perawatan  khusus  untuk  menjaga    kondisi  kerbau.    Misalnya dengan  pemilihan  pakan    rumput  yang  baik,  pemandian  kerbau,
dan sebagainya. Sebelum mengikuti Barapan Kebo, kerbau karapan biasanya  juga  dilatih  fisiknya.  Latihan  ini  dinamakan  Nyampo.
Nyampo  biasanya  dilakukan  di  area  sawah,  sungai,  dan sebagainya. Bentuk latihannya adalah latihan lari.
Pasangan  kerbau  juga  bisa  disebut  dengan  Kebo  luar  dan Kebo dalam. Kebo luar  menunjuk kepada kerbau di bagian kanan
commit to user
noga    samping  kanan  juki.  Sedangkan  Kebo  dalam  menunjuk kepada  kerbau  di  bagian  kiri  noga    samping  kiri  juki.  Hal  ini
berdasarkan  prinsip  Liuk  Ka’bah  Jalur  Ka’bah  dimana  dalam agama  Islam,  seorang  muslim  mengelilingi  Ka’bah  melawan  arah
jarum jam. b
Noga Noga  terbuat  dari  kayu,  yang  masing-masing  ujungnya
dipasang  dan  diikat  di  atas  leher  kerbau.  Noga  berfungsi  untuk menyatukan  pasangan  kerbau,  agar  kerbau  yang  satu dengan  yang
lain tidak terpisah. Panjang noga kurang  lebih 2  meter. Noga juga merupakan tempat diikatnya Kareng.
Bahan  noga  adalah  kayu  pilihan  yang  kuat.  Untuk mempercantik tampilan noga, terkadang noga dicat ataupun diukir
dengan motif-motif khas Sumbawa, seperti motif Lonto engal. c
Kareng Kareng  terbuat  dari  kayu  yang  berbentuk  seperti  huruf  “A“.
Ujung  atasnya  terikat  menjadi  satu  dengan  noga.  Panjang  kareng sekitar  2  meter.  Letak  kareng  berada  di  tengah-tengah  pasangan
kerbau. Kareng berfungsi sebagai tempat berdirinya Juki  Joki  atau
pengendara  kerbau.  Untuk  menjaga  keseimbangan  juki,  pada bagian  ujung  atas  kareng,    dipasang  kayu  pegangan  sepanjang
kurang  lebih  1,5  meter.  Sama  halnya  dengan  noga,  untuk
commit to user
mempercantik  tampilan  kareng,  kareng  dicat  ataupun  diukir dengan motif – motif khas Sumbawa.
d Mangkar
Mangkar  adalah  tongkat  kayu  berdiameter  kecil    kurang lebih  2  cm   dengan  panjang  sekitar  1  meter.  Mangkar  digunakan
oleh  juki  untuk  memukul  punggung  kerbau  agar  kerbau  dapat berlari  dengan  kencang  dan  menuju  Saka.  Selain  untuk  memukul
dan  mengarahkan  kerbau,  mangkar  juga  dipergunakan  untuk Ngumang seni berpantun Sumbawa.
Ngumang  biasanya  dilakukan  oleh  pemilik  ataupun  juki kerbau saat mereka tiba di lokasi Barapan Kebo. Selain itu ada juga
Ngumang, Lawas  seni berpantun Sumbawa , dan Saketa sebagai ekspresi  kegembiraan  pemilik  dan  juki  kerbau  ketika  kerbau
melanggar saka. Oleh  karena  itu,  mangkar  pun  dihias  sedemikian  rupa  guna
mempercantik  penampilannya.  Mangkar  biasanya  dihias  dengan Benrangang rambut ekor kuda dan di-sipu dibalut dengan kain.
e Saka
Saka adalah tiang yang terbuat dari kayu yang ditancapkan ke dalam  lumpur  di  area  sawah  tempat  pelaksanaan  Barapan  Kebo.
Saka  ditancapkan  sehingga  dapat  berdiri  tegak  setinggi  lebih kurang satu meter.
Saka berfungsi  sebagai  sasaran  yang dituju oleh  kerbau. Jika pasangan  kerbau  dapat  melanggar  saka,  maka  pasangan  kerbau
commit to user
tersebut  adalah  pemenangnya.  Jika  tidak,  maka  pasangan  kerbau dinyatakan kalah.
Ujung  saka biasanya  dibaluti  dengan  kain,  namun  terkadang ada juga  yang dibiarkan   polos. Bahkan ada  yang dibentuk  seperti
orang-orangan. Sebelum Barapan Kebo dimulai, seluruh peserta mengelilingi
saka  dengan  Liuk  Ka’bah  Jalur  Ka’bah  dengan  saka  berada  di sebelah  kiri  pasangan  kerbau  melawan  arah  jarum  jam.  Hal  ini
dilakukan  sambil  berdoa  agar  pasangan  kerbau  dapat  melanggar saka nantinya.
f Tiang pancang
Tiang pancang  adalah  kayu  atau bambu  yang  berjumlah  dua buah  yang  ditancapkan  sebelum  tempat  saka  dan  berdiri  tegak
lebih kurang satu meter. Setiap  pasangan  kerbau  yang  akan  menuju  ke  saka,  terlebih
dahulu  harus  melalui  celah  antara  kedua  tiang  pancang.  Jika  ada pasangan  kerbau  karapan  yang  mampu  melanggar  saka  namun
tidak  melalui  celah  tiang  pancang  sebelumnya,  maka  pasangan kerbau  karapan  tersebut  dianggap  kalah.  Jadi,  tiang  pancang
berfungsi sebagai “pintu masuk“ pasangan kerbau karapan sebelum menuju ke saka.
g Bendera
Bendera  yang  digunakan  dalam  permainan  Barapan  Kebo sebanyak  dua  buah,  yaitu  satu  buah  dipakai  oleh  juri  di  garis
commit to user
Palepas  garis strart dan  lainnya  di  pakai  oleh  juri  di  dekat  saka garis finish.
Bendera berfungsi : 1
Sebagai pemberi tanda bahwa pasangan kerbau mulai berlari. 2
Sebagai pemberi tanda bahwa pasangan kerbau telah melanggar saka atau tidak.
3 Sebagai  tanda  untuk  menghitung  kecepatan  pasangan  kerbau
yang berlari. h
Sanro Saka dan Sanro Kebo Sanro  adalah  seorang  laki-laki  yang  dianggap  berilmu  tinggi
dan  dituakan  di  tengah-tengah  masyarakat.  Sanro  saka  adalah orang  yang  diberi  tugas  oleh  pelaksana  Barapan  Kebo    panitia
guna  mengurus  saka.  Sedangkan  sanro  kebo  adalah  orang  yang diberi tugas oleh pemilik kerbau untuk melindungi kerbaunya.
Sanro saka berfungsi untuk : 1
Mengurus saka, baik menancapkan maupun mencabut saka. 2
Menjaga  saka  agar  jangan  sampai  dipengaruhi  oleh  kekuatan- kekuatan  ilmu  hitam  yang  bisa  mencelakakan  peserta Barapan
Kebo. Sanro kebo berfungsi untuk :
1 Menjaga kerbau dari ilmu hitam peserta lain
2 Menangkal  ilmu  yang  ada  di  saka,  agar  kerbau  dapat
melanggar saka.
commit to user
i Pengukur waktu
Pengukur waktu yang biasa digunakan adalah stop watch atau alroji.  Pengukur  waktu  digunakan  untuk  menentukan  waktu  yang
telah  digunakan  oleh  pasangan  kerbau  sejak  tanda  dari  bendera start sampai tanda pada bendera di dekat saka.
Fungsi pengukur waktu adalah : 1
Untuk  mengetahui  berapa  waktu  yang  dihabiskan  oleh sepasang kerbau sejak dilepas hingga mencapai saka.
2 Untuk  mengetahui  apakah  pasangan  kerbau  yang  berhasil
melanggar saka dapat diberi kesempatan untuk mengikuti tahap berikutnya  atau  tidak.  Walaupun  pasangan  kerbau  telah
berhasil  melanggar  saka  tetapi  larinya  lamban  maka  pasangan kerbau itu tidak berhak mengikuti tahap berikutnya.
6 Aturan permainan
Jika melihat Barapan Kebo zaman sekarang, maka setelah kerbau didaftarkan  ke  pelaksana    panitia  oleh  pemiliknya  untuk  menjadi
peserta,  pasangan  kerbau  akan  dikelompokkan  berdasarkan  umurnya, yaitu :
a Kelas TK Cilik
umurnya kurang dari 1 tahun b
Kelas TK A umurnya 1 tahun
c Kelas TK B
umurnya 2 tahun d
Kelas O umurnya 3 tahun
e Kelas Harapan
umurnya 4 tahun
commit to user
f Kelas Tunas
umurnya 5 tahun g
Kelas Dewasa umurnya 6 tahun atau lebih
Tiap  pasang  kerbau  diberi  nama  oleh  pemiliknya,  agar  mudah dibedakan antara pasangan yang satu dengan pasangan yang lainnya.
Adapun peraturan permainan pada Barapan Kebo adalah : a
Aturan di Palepas  Garis Start  : 1
Pasangan  kerbau  yang  telah  terdaftar  sebagai  peserta  Barapan Kebo, akan dilepas di Palepas sesuai dengan gilirannya.
2 Pada  tahap  pertama,  akan  dilepas  kerbau  –  kerbau  dari  kelas
terkecil yaitu Kelas TK Cilik, kemudian Kelas TK A, TK B, O, Harapan, dan terakhir Kelas Dewasa.
3 Panitia akan memanggil nama pasangan kerbau yang mendapat
giliran untuk dilepas. 4
Pasangan kerbau yang telah siap-siap untuk dilepas, baru dapat berlari  jika  tanda  lepas  telah  diberikan  oleh  juri  pemegang
bendera start. 5
Kerbau  yang  berlari  sebelum  tanda  diberikan,  harus  kembali lagi ke palepas.
6 Kecepatan  kerbau berlari  mulai  dihitung  pada  saat  tanda  lepas
diberikan. b
Aturan selama berlari sampai mencapai Saka  Garis Finish  : 1
Pasangan  kerbau  yang  telah  dilepas  dapat  berlari  secepat- cepatnya menuju ke saka.
commit to user
2 Pasangan  kerbau  saat  berlari  dapat  mempergunakan  seluruh
arena  balapan,  asalkan  tidak  melewati  bagian  belakang  daerah saka.
3 Selama  kerbau  berlari,  juki  tidak  boleh  terjatuh  sehingga  pada
saat  mencapai  saka,  pasangan  kerbau  dalam  keadaan  lengkap dengan jukinya.
4 Untuk  mencapai  saka,  pasangan  kerbau  yang  berlari  harus
melaui  celah  tiang  pancang.  Jika  tidak,  maka  meskipun pasangan kerbau melanggar saka tetap dianggap tidak sah.
5 Jika  dalam  permainan  tidak  terdapat  tiang  pancang,  maka
berlaku ketentuan  khusus  yang telah disepakati bersama antara panitia dengan pemilik kerbau peserta karapan.
6 Perhitungan  waktu  atau  kecepatan  kerbau  berakhir  pada  saat
ada tanda bendera dari petugas bendera di sekitar saka. 7
Pasangan  kerbau  yang  tidak  melanggar  saka,  tidak  perlu dihitung waktunya.
8 Pasangan  kerbau  yang  dinyatakan  menang  adalah  pasangan
kerbau  yang  dapat  melanggar  tiang  saka  dengan  waktu tercepat.
Iskandar D., Hasanuddin, Nuhayati, 2001 : 7 – 12
7 Hadiah
Pada  zaman  dulu,  hadiah  bagi  peserta  Barapan  Kebo  adalah berupa  helai-helai  kain,  seperti  kain  sarung,  kain  batik,  baju,  handuk,
commit to user
sapu  tangan,  dan  sebagainya;  yang  disebut  dengan  Jombe.  Jombe- jombe  ini  dipasang    ditancapkan  di  sebatang  bambu  panjang  yang
disebut  Lasang.  Lasang  ini  kemudian  ditancapkan  di  tanah.  Seperti yang disampaikan Abdul Wahab S.Z., pada zaman dulu, jumlah lasang
dalam  Barapan  Kebo  ada dua  sampai  tiga  buah. Setiap  lasang  kurang lebih  terdiri  dari  seratus  jombe.  Maka  bisa  dibayangkan,  begitu
indahnya  lasang dengan  ratusan jombe  warna-warni melambai-lambai terkena terpaan angin.
Pada  zaman  sekarang,  karena  telah  menggunakan  sistem penghitungan  waktu  tercepat  dengan  alat  bantu  stop  watch,  maka
pemenang  dapat  dengan  pasti  ditentukan.  Panitia  akan  menentukan pemenang dari tiap-tiap kelas. Tiap kelas tidak hanya terdiri dari juara
I, II, dan III, tapi terkadang juga bisa sampai juara V. Bentuk  hadiah  zaman  sekarang  biasanya  berupa  televisi,  lemari,
parang, kain sarung, dan sebagainya.
c. Potensi Barapan Kebo sebagai Wisata Budaya
Barapan Kebo memiliki potensi yang sangat besar menjadi salah satu obyek  wisata  budaya  bahkan  menjadi  ikon  pariwisata  Kabupaten
Sumbawa.  Menurut  Ir.  Padusung,  MM  yang  menjabat  sebagai  Kepala Dinas  Pemuda  Olah  Raga  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Kabupaten
Sumbawa,  Barapan  Kebo  memiliki  potensi  besar  untuk  menjadi  ikon pariwisata  Kabupaten  Sumbawa,  khususnya  wisata  budaya  mengingat
Barapan  Kebo  adalah  satu-satunya  kebudayaan  asli  masyarakat  Indonesia
commit to user
yang  tidak dapat ditemui di daerah manapun  kecuali di daerah Sumbawa, bahkan  tidak  akan  ditemui  di  belahan  dunia  manapun  selain  di  daerah
Sumbawa.  Seperti  halnya  Isatana  Dalam  Loka  Istana  Kesultanan Sumbawa  yang  telah  terlebih  dahulu  menjadi  ikon  wisata  budaya
Kabupaten Sumbawa. Apalagi  semenjak  tahun  2005,  melalui  Surat  Keptusan  yang
diterbitkan  oleh  Bupati  Kabupaten  Sumbawa,  telah  dibentuk  Ikatan Penggemar  Barapan  Kebo  sebagai  sebuah  tindak  lanjut  upaya  pelestarian
budaya  oleh  pemrintah.  Menurut  Hasanuddin,  Spd.,  Kepala  Seksi Pengembangan  Nilai  Budaya;  semenjak  dibentuknya  ikatan  Penggemar
Barapan  Kebo,  diharapkan  budaya  Barapan  Kebo  ini  akan  tetap  lestari sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah  ikon pariwisata Kabupaten
Sumbawa  mengingat  Barapan  Kebo  memiliki  posisi  yang  sagat  penting dalam
kehidupan masyarakat
Kabupaten Sumbawa.
Kehidupan masyarakat  Kabupaten  Sumbawa,  tidak  akan  dapat  dipisahkan  dari
kegiatan  Barapan  Kebo,  sehingga  perlu  ada  wadah  yang  mampu mengakomodir  kebutuhan  masyarakat  akan  kecintaan  mereka  terhadapa
kegiatan  ini.  Pemerintah  melalui  Ikatan  Penggemar  Barapan  Kebo  ini, memberikan  dukungan  berupa  bantuan  dana  agar  kegiatan  Barapan  Kebo
dapat terus diadakan dan berkembang lebih baik. Kini Barapan Kebo dapat disaksikan  di  seluruh  kecamatan  di  Kabupaten  Sumbawa  hampir  tiap
minggu. Hal ini merupakan sebuah potensi pariwisata yang baik jika dapat “dikemas” dan “dijual” pada wisatawan.
commit to user
Disampaikan juga oleh Darmawan, S.Sos, Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran  Pariwisata;  bahwa  pariwisata  khususnya  wisata  budaya  di
Kabupaten Sumbawa, begitu diminati oleh wisatawan asing terutama yang berasal  dari  negara-negara  Eropa.  Selain  karena  keunikan  budaya,  juga
didukung  oleh  keindahan  panorama  alam  dimana  kegiatan  tersebut berlangsung.  Seperti  kita  ketahui,  Barapan  Kebo  selalu  dilaksanakan  di
area  persawahan.  Kolaborasi  keunikan  budaya  dan  alam  yang  masih  asli akan menjadi daya tarik tersendiri.
Menurut H. Habil  Hayus, salah seorang pengurus Ikatan Penggemar Barapan  Kebo,  animo  masyarakat  Kabupaten  Sumbawa  untuk  mengikuti
Barapan  Kebo  telah  meningkat.  Dibanding  pada  tahun  2004,  Barapan Kebo  hanya  diikuti  oleh  sekitar  50  pasang  kerbau.  Sekarang,  hampir  di
setiap  pelaksanaan  yang  di  koordinir  oleh  Ikatan  Penggemar  Barapan Kebo,  tidak  kurang  100  pasang  kerbau  yang  ikut  berpartisipasi.  Hal  ini
merupakan  potensi  yang  sangat  besar,  apalagi  pemerintah  melalui  dinas terkait, dapat mengusahakan sponsor dan pengemasan  yang baik, maka ke
depannya  Barapan  Kebo  bisa  dijadikan  sebuah  event  yang  bersekala nasional, seperti halnya Karapan Sapi di Madura.
d. Strategi Pemasaran dan Promosi Barapan Kebo yang telah dilakukan
Menurut  Darmawan,  S.Sos,  Kepala  Seksi  Promosi  dan  Pemasaran Pariwisata;  strategi  pemasaran  yang  dilaksanakan  guna  memasarkan
Barapan  Kebo  Kabupaten  Sumbawa  antara  lain  melalui  pembentukan Desa Wisata dan Promosi langsung ke daerah - daerah tujuan wisata.
commit to user
Di  Kabupaten  Sumbawa,  terdapat  tiga  buah  desa  wisata  yang dikembangkan  sebagai  sarana  pengenalan  berbagai  budaya  masyarakat
Sumbawa,  termasuk  di  dalamnya  Barapan  kebo;  yaitu  Desa  Pamulung, Perung,  dan  Semongkat  yang  terakhir  masih  dalam  tahap  perencanaan.
Misalnya  saja  di  Desa  Pamulung,  Barapan  Kebo  dijadikan  salah  satu rangkaian  acara  dalam  sebuah  upacara  adat    keramaian  adat.  Wisatawan
disuguhkan  kegiatan  Barapan  Kebo  sebagai  sebuah  atraksi  rekayasa pariwisata
tanpa meninggalkan
nilai-nilai tradisinya.
Walapun diselenggarakan  dalam  bentuk  mini,  namun  dari  segi  penyelenggaraan,
sudah  dapat  mengenalkan  apa  itu  Barapan  Kebo  kepada  para  wisatawan. Namun  sayangnya,  frekuensi  kegiatan  ini  sangat  kurang,  karena
tergantung  pada  jadwal  kedatangan  wisatawan  yang  dibawa  oleh  agen perjalanan wisata.
Selain  melalui  Desa  Wisata,  Dinas  Pemuda  Olah  Raga  Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa juga mengupayakan kegiatan promosi
Barapan  Kebo,  melalui  media-media  periklanan  dan  mengikuti  berbagai event budaya yang dilaksanakan di tingkat Regional maupun Nasional.
Promosi  melalui  media  periklanan  diupayakan  melalui  media  iklan Above  the  Line  ATL  dan  Below  the  Line  BTL.  Untuk  media  ATL,
Barapan Kebo maupun obyek wisata  yang lain, sering di iklankan melalui Surat  Kabar  Lombok  Times    Surat  Kabar  Regional  NTB.  Selain  iklan,
pihak  Dinas  Pemuda  Olah  Raga  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Kabupaten Sumbawa juga menyampaikan undangan-undangan  peliputan bagi stasiun
televisi  nasional,  seperti  TV  One  dan  Trans  TV  dimana  mereka
commit to user
menampilkan Barapan Kebo dalam salah satu program acara  yang mereka miliki.  CNN,  BBC  London,  dan  NHK  Jepang  adalah  beberapa  stasiun
televisi  asing  yang  juga  pernah  meliput  kegiatan  Barapan  Kebo.  Untuk sekarang  di  tahun  2009  ini,  Dinas  Pemuda  Olah  Raga  Kebudayaan  dan
Pariwisata  Kabupaten  Sumbawa  juga  telah  melaksanakan  kerjasama melaui  sebuah  wadah  promosi  Lombok-Sumbawa  Promo  yang  dibentuk
oleh  pemerintah  provinsi  NTB.  Kerjasama  tersebut  antara  lain  dengan dibuatnya  iklan  televisi  Barapan  Kebo  yang  akan  ditampilkan  secara
nasional.  Namun  iklan  tersebut  sampai  sekarang  masih  dalam  tahap penyelesaian.  Selain  itu,  event  Barapan  Kebo  juga  diinformasikan  di
Website  Pemerintah  Kabupaten  Sumbawa.  Namun  ulasannya  tidak  begitu mendalam, hanya berupa Calender of Event pelaksanaan Barapan Kebo.
Untuk  iklan  dengan  media  BTL,  Dinas  Pemuda  Olah  Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa dalam  mempromosikan
Barapan  Kebo  juga  telah  mempublikasikan  dan  mendistribusikan  Brosur, Tourist  Map,  dan  Calender  Of  Event.  Media  BTL  ini,  didistribusikan  di
beberapa  tempat,  antara  lain  biro  perjalanan  wisata  di  Kabupaten Sumbawa  maupun  di  Mataram,  Bandara  Udara  Brang  Biji  Sumbawa  dan
Selaparang  Mataram,  Konjen  Negara  Asing  di  Mataram,  saat  mengikuti event budaya di tingkat regional maupun nasional, dan sebagainya.
Selain  berpromosi menggunakan media  iklan ATL dan BTL di atas, Dinas  Pemuda  Olah  Raga  Kebudayaan  dan  Pariwisata  Kabupaten
Sumbawa  juga  giat  mengikuti  berbagai  event  kebudayaan  yang  bersifat Regional  dan  Internasional.  Seperti  yang  disampaikan  oleh  Darmawan,
commit to user
S.Sos,  pariwisata  Kabupaten  Sumbawa  harus  dipromosikan  di  daerah- daerah  tujuan  wisata.  Dinas  Pemuda  Olah  Raga  Kebudayaan  dan
Pariwisata Kabupaten Sumbawa berusaha “jemput bola” dengan mengikuti event-event  budaya  untuk  lebih  mengenalkan  pariwisata  Kabupaten
Sumbawa  pada  para  calon  wisatawan  dan  para  investor  pelaku  usaha industri pariwisata.
Event  budaya  yang  secara  berkala  diikuti  oleh  Dinas  Pemuda  Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa antara lain Festival
Senggigi  dan  Bulan  Citra  Budaya  tingkat  Regional  Provinsi  NTB  serta Bulan  Budaya  Bali  dan  Pekan  Raya  Jakarta  tingkat  Nasional.  Selain
mengikuti  event-event  budaya  tersebut,  Dinas  Pemuda  Olah  Raga Kebudayaan  dan  Pariwisata  Kabupaten  Sumbawa  juga  membuat  event
budaya  sendiri  yang  dilaksanakan  di  Kabupaten  Sumbawa,  yaitu  Pekan Budaya  Samawa.  Dalam  event  budaya  tersebut  pariwisata  Kabupaten
Sumbawa,  termasuk  di  dalamnya  Barapan  Kebo,  dikenalkan  pada masyarakat  luas  dengan  menampilkan  atraksi  seni  kebudayaan  maupun
menggunakan media periklanan. Dan pada tahun 2009 ini, juga telah diresmikan oleh Gubernur NTB
salah satu proyek pariwisata  yang bertajuk Visit Lombok-Sumbawa 2012. Visil  Lombok-Sumbawa  2012  ini  dimaksudkan  untuk  memperkenalkan
dan mengembangkan pariwisata provinsi NTB. Untuk mendukung proyek tersebut,  pihak  Pemerintah  Provinsi  telah  membangun  sarana  dan
prasarana  pendukung,  antara  lain  Bandara  Internasional  di  Lombok Tengah.  Ditargetkan,  melalui  proyek  ini,  wisatawan  yang  berkunjung  ke
commit to user
NTB,  termasuk  ke  Kabupaten  Sumbawa  bisa  mencapai  2  juat  wisatawan pertahun.
B. Studi Komparasi