Barapan Kebo sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa

commit to user 5 Biro Perjalanan Wisata Agen Perjalanan Wisata Jumlah Biro Perjalanan Wisata Agen Perjalanan Wisata di Kabupaten Sumbawa sebanyak empat buah. 6 Pelayanan Informasi Pariwisata Pelayanan informasi pariwisata selain dilayani oleh para pengusaha di bidang pariwisata, juga melalui Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa. Informasi disampaikan melalui media promosi seperti Brossure, Tourist Map, Calender Of Event, Website; Lombok Sumbawa Promo; dan sebagainya.

4. Barapan Kebo sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa

a. Sejarah Barapan Kebo Menurut Aries Zulkarnain, seorang budayawan dan tokoh masyarakat di kota Sumbawa Besar, sejarah Barapan Kebo dimulai ketika masyarakat kabupaten Sumbawa yang pada waktu itu bermata pencaharian sebagai petani dan peternak, mengenal pengolahan lahan pertanian sawah secara teknis. Pengolahan lahan pertanian sawah secara teknis maksudnya adalah bahwa waktu itu, masyarakat Sumbawa yang memiliki sawah berhektar-hektar dan ternak beratus-ratus ekor, berusaha menemukan cara sistem tekonologi pengolahan sawah yang baik. Dengan potensi ternak yang mereka punyai, khususnya ternak kerbau; masyarakat mencoba memanfaatkan ternak kerbau ini untuk dijadikan alat dalam mengolah sawah-sawah tersebut. Maka kemudian munculah suatu commit to user sistem pengolahan sawah dengan memanfaatkan ternak kerbau, yang disebut Maruma. Maruma adalah memasukkan beberapa ekor kerbau ke dalam sawah, kemudian kerbau-kerbau tersebut digiring, dikejar, dan dihadang agar tidak keluar dari sawah. Hal ini dimaksudkan agar dengan injakan kaki kerbau-kerbau tersebut, maka kondisi tanah sawah menjadi hancur dan berlumpur. Dengan kondisi tanah sawah yang hancur dan berlumpur, maka proses menanam padi pun siap dilaksanakan. Setelah padi mulai tumbuh, ternyata ditemukan banyak sekali rumput atau gulma pengganggu di dalam sawah. Maka kemudian masyarakat pada waktu itu, mulai mengembangkan sistem maruma dengan membuat dan menambahkan Kareng serta Noga pada kerbaunya. Kareng adalah alat pembersih rumput yang terbuat dari kayu. sedangkan Noga adalah kayu penyatu untuk menyatukan dua ekor kerbau agar berpasangan, dimana di tengahnya diikatkan kareng yang nanti akan ditarik oleh kerbau tersebut. Untuk menngendalikan arah jalan kerbau, si pemilik pun menggunakan Mangkar untuk memecut kerbau. Mangkar adalah pecut yang terbuat dari ranting kayu sepanjang 1-1,5 meter. Karena sawah yang begitu luas, kegiatan maruma pun dilaksanakan secara bersama-sama dengan menggunakan beberapa pasang kerbau. Selama maruma, para penunggang kareng pun menemukan keasyikan tersendiri dengan kecepatan lari kerbau dan melihat air yang keluar dari bagian ujung belakang kareng; yang seperti ekor angsa. Maka mulai waktu itu, dijadikanlah maruma sebagai ajang bekerja sambil commit to user bermain bagi para pemilik sawah dan kerbau. Inilah awal lahirnya permainan Barapan Kebo. b. Pelaksanaan Barapan Kebo 1 Pelaksana Pelaksana brapan kebo adalah orang-orang dalam masyarakat yang mempunyai kerbau karapan. Pada Barapan Kebo zaman dulu, seorang tokoh masyarakat yang memiliki kerbau karapan adalah orang yang biasanya mencetuskan kapan dan dimana Barapan Kebo akan dilaksanakan. Tokoh masyarakat tersebut kemudian menyebarkan pengumuman tentang pelaksanaan Barapan Kebo kepada pemilik kerbau karapan di desanya sendiri maupun ke desa tetangga. Tokoh masyarakat yang berada di desa tetangga, juga melakukan hal yang sama. Maka tersebarlah pengumuman tersebut ke seluruh wilayah pada saat itu. Sebelum melaksanakan suatu Barapan Kebo, baik Barapan Kebo zaman dulu maupun Barapan Kebo zaman sekarang, biasanya dibentuk panitia terlebih dahulu. Menurut Abdul Wahab S.Z., panitia Barapan Kebo beranggotakan minimal 12 orang. Terdiri dari perangkat pemerintahan desa dan tokoh masyarakat di wilayah setempat. Orang-orang tersebut kemudian dibagi dalam beberapa bagian yang memiliki tugas masing-masing, seperti ketua panitia, penanggung jawab lokasi sawah, penanggung jawab Tango panggung penonton, penanggung jawab penyebaran undangan, commit to user penanggung jawab hadiah, penanggung jawab konsumsi, dan sebagainya. 2 Waktu Pelaksanaan Seperti yang disampaikan oleh Abdul Wahab S.Z., Barapan Kebo zaman dulu hanya dilaksanakan pada bulan ke dua musim penghujan yaitu saat ketika sawah masih dalam tahap pengolahan tanah sebelum penanaman padi. Misalnya musim penghujan dimulai pada bulan januari dan berakhir pada bulan Juli, maka Barapan Kebo hanya boleh dilaksanakan pada bulan ke dua, yaitu bulan februari. Hal ini terkait dengan kondisi lahan pertanian di kabupaten Sumbawa yang bersifat Tadah Hujan, sehingga ketersediaan air irigasi pertanian terbatas pada waktu-waktu tersebut, serta terkait dengan sejarah pengolahan tanah pertanian masyarakat kabupaten Sumbawa seperti yang disampaikan Ariez Zulkarnain sebelumnya, yaitu sistem pengolahan tanah Maruma. Barapan Kebo dilaksanakan hanya dalam satu hari, yaitu dari pagi hingga sore hari. 3 Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Barapan Kebo berlokasi di area persawahan, yaitu satu petak sawah. Menurut Abdul Wahab S.Z., sawah yang dijadikan lokasi Barapan Kebo, harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : commit to user a Panjang dan lebar satu petak sawah cukup berdasarkan pada perkiraan saja, jika tidak cukup maka Lontak bangkat dua petak sawah digabung menjadi satu. b Kondisi tanah sawah harus datar, tidak boleh menanjak atau menurun. c Debit air dalam sawah harus cukup selutut orang dewasa. 4 Peserta Peserta Barapan Kebo adalah mereka yang memiliki kerbau karapan yang diundang untuk mengikuti Barapan Kebo oleh pelaksana penyelenggara Barapan Kebo. Pada zaman dulu, undangan bagi peserta disampaikan oleh tokoh masyarakat suatu desa ke tokoh masyarakat di desa yang lain secara “mulut ke mulut”. Kemudian tokoh masyarakat tersebut di desanya masing-masing, menyampaikan undangan kepada seluruh warganya. Bentuk undangan berupa potongan bambu kecil sepanjang kurang lebih 30 cm, yang disebut Pelilit. Menurut Aries Zulkarnaen, selain digunakan sebagai tanda undangan Barapan Kebo, pelilit juga dimaksudkan untuk mengharapkan seluruh warga desa yang memiliki kerbau kerapan ataupun tidak, untuk dapat berpartisipasi dalam Barapan Kebo dengan menyiapkan Jombe. Jombe adalah sehelai kain, baik berupa kain sarung, kain batik, baju, bahkan sapu tangan; yang akan dijadikan hadiah. Jombe ini disumbangkan oleh warga dengan suka rela. commit to user Untuk peserta yang desa wilayahnya jauh dari lokasi Barapan Kebo, maka undangan disampaikan satu sampai dua bulan sebelum Barapan Kebo dimulai. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu, belum ada alat transportasi yang memadai. Peserta yang datang dari desa yang jauh, berjalan kaki menuju ke lokasi Barapan Kebo. Tak jarang mereka harus menginap di perjalanan selama berhari-hari bersama kerbaunya. Perjalanan jauh ini biasanya dilakukan pada pagi dan malam hari. Ini dikarenakan kondisi biologis kerbau yang tidak tahan terhadap panas pada siang hari. 5 Peralatan dan Perlengkapan Ada beberapa peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam permainan Barapan Kebo, yaitu : a Sepasang kerbau Sepasang kerbau yang digunakan dalam Barapan Kebo adalah sepasang kerbau jantan. Secara fisik, kedua kerbau tersebut memiliki ukuran dan kecepatan lari yang sama. Pada zaman dulu, pasangan kerbau yang digunakan untuk Barapan Kebo adalah sepasang kerbau jantan dewasa yang berumur di atas enam tahun. Pada waktu itu, ada pengawasan yang ketat dari pemuka adat desa. Kerbau yang belum dewasa, dilarang untuk dijadikan kerbau karapan. Berbeda dengan saat ini, kerbau yang berumur kurang dari satu tahun pun boleh dijadikan commit to user kerbau karapan. Maka munculah kelas-kelas dalam Barapan Kebo, yang dikelompokkan berdasarkan umur kerbau. Kerbau-kerbau zaman dulu maupun zaman sekarang, memang dipilih dan dirawat sejak masih kecil. Menurut pengalaman para pemilik kerbau, kerbau yang baik untuk dijadikan kerbau karapan sejak kecil sudah memiliki ciri – ciri tertentu, seperti bentuk kakinya, letak pusarnya, ekornya, lututnya, tinggi badannya, dan sebagainya. Namun, tidak hanya aspek kekuatan dan kecepatan yang utama. Penampilan kerbau yang dihiasi dengan manik-manik juga menjadi perhatian para pemilik kerbau. Berbagai macam hiasan dikenakan. Seperti Tolang linung, yaitu hiasan yang terbuat dari anyaman benang – benang aneka warna yang dipasang di kepala kerbau; Grosong turis; Sipu, yaitu pembungkus tanduk kerbau dari kain; dan sebagainya. Bagi kerbau karapan, pemilik kerbau biasanya melakukan perawatan khusus untuk menjaga kondisi kerbau. Misalnya dengan pemilihan pakan rumput yang baik, pemandian kerbau, dan sebagainya. Sebelum mengikuti Barapan Kebo, kerbau karapan biasanya juga dilatih fisiknya. Latihan ini dinamakan Nyampo. Nyampo biasanya dilakukan di area sawah, sungai, dan sebagainya. Bentuk latihannya adalah latihan lari. Pasangan kerbau juga bisa disebut dengan Kebo luar dan Kebo dalam. Kebo luar menunjuk kepada kerbau di bagian kanan commit to user noga samping kanan juki. Sedangkan Kebo dalam menunjuk kepada kerbau di bagian kiri noga samping kiri juki. Hal ini berdasarkan prinsip Liuk Ka’bah Jalur Ka’bah dimana dalam agama Islam, seorang muslim mengelilingi Ka’bah melawan arah jarum jam. b Noga Noga terbuat dari kayu, yang masing-masing ujungnya dipasang dan diikat di atas leher kerbau. Noga berfungsi untuk menyatukan pasangan kerbau, agar kerbau yang satu dengan yang lain tidak terpisah. Panjang noga kurang lebih 2 meter. Noga juga merupakan tempat diikatnya Kareng. Bahan noga adalah kayu pilihan yang kuat. Untuk mempercantik tampilan noga, terkadang noga dicat ataupun diukir dengan motif-motif khas Sumbawa, seperti motif Lonto engal. c Kareng Kareng terbuat dari kayu yang berbentuk seperti huruf “A“. Ujung atasnya terikat menjadi satu dengan noga. Panjang kareng sekitar 2 meter. Letak kareng berada di tengah-tengah pasangan kerbau. Kareng berfungsi sebagai tempat berdirinya Juki Joki atau pengendara kerbau. Untuk menjaga keseimbangan juki, pada bagian ujung atas kareng, dipasang kayu pegangan sepanjang kurang lebih 1,5 meter. Sama halnya dengan noga, untuk commit to user mempercantik tampilan kareng, kareng dicat ataupun diukir dengan motif – motif khas Sumbawa. d Mangkar Mangkar adalah tongkat kayu berdiameter kecil kurang lebih 2 cm dengan panjang sekitar 1 meter. Mangkar digunakan oleh juki untuk memukul punggung kerbau agar kerbau dapat berlari dengan kencang dan menuju Saka. Selain untuk memukul dan mengarahkan kerbau, mangkar juga dipergunakan untuk Ngumang seni berpantun Sumbawa. Ngumang biasanya dilakukan oleh pemilik ataupun juki kerbau saat mereka tiba di lokasi Barapan Kebo. Selain itu ada juga Ngumang, Lawas seni berpantun Sumbawa , dan Saketa sebagai ekspresi kegembiraan pemilik dan juki kerbau ketika kerbau melanggar saka. Oleh karena itu, mangkar pun dihias sedemikian rupa guna mempercantik penampilannya. Mangkar biasanya dihias dengan Benrangang rambut ekor kuda dan di-sipu dibalut dengan kain. e Saka Saka adalah tiang yang terbuat dari kayu yang ditancapkan ke dalam lumpur di area sawah tempat pelaksanaan Barapan Kebo. Saka ditancapkan sehingga dapat berdiri tegak setinggi lebih kurang satu meter. Saka berfungsi sebagai sasaran yang dituju oleh kerbau. Jika pasangan kerbau dapat melanggar saka, maka pasangan kerbau commit to user tersebut adalah pemenangnya. Jika tidak, maka pasangan kerbau dinyatakan kalah. Ujung saka biasanya dibaluti dengan kain, namun terkadang ada juga yang dibiarkan polos. Bahkan ada yang dibentuk seperti orang-orangan. Sebelum Barapan Kebo dimulai, seluruh peserta mengelilingi saka dengan Liuk Ka’bah Jalur Ka’bah dengan saka berada di sebelah kiri pasangan kerbau melawan arah jarum jam. Hal ini dilakukan sambil berdoa agar pasangan kerbau dapat melanggar saka nantinya. f Tiang pancang Tiang pancang adalah kayu atau bambu yang berjumlah dua buah yang ditancapkan sebelum tempat saka dan berdiri tegak lebih kurang satu meter. Setiap pasangan kerbau yang akan menuju ke saka, terlebih dahulu harus melalui celah antara kedua tiang pancang. Jika ada pasangan kerbau karapan yang mampu melanggar saka namun tidak melalui celah tiang pancang sebelumnya, maka pasangan kerbau karapan tersebut dianggap kalah. Jadi, tiang pancang berfungsi sebagai “pintu masuk“ pasangan kerbau karapan sebelum menuju ke saka. g Bendera Bendera yang digunakan dalam permainan Barapan Kebo sebanyak dua buah, yaitu satu buah dipakai oleh juri di garis commit to user Palepas garis strart dan lainnya di pakai oleh juri di dekat saka garis finish. Bendera berfungsi : 1 Sebagai pemberi tanda bahwa pasangan kerbau mulai berlari. 2 Sebagai pemberi tanda bahwa pasangan kerbau telah melanggar saka atau tidak. 3 Sebagai tanda untuk menghitung kecepatan pasangan kerbau yang berlari. h Sanro Saka dan Sanro Kebo Sanro adalah seorang laki-laki yang dianggap berilmu tinggi dan dituakan di tengah-tengah masyarakat. Sanro saka adalah orang yang diberi tugas oleh pelaksana Barapan Kebo panitia guna mengurus saka. Sedangkan sanro kebo adalah orang yang diberi tugas oleh pemilik kerbau untuk melindungi kerbaunya. Sanro saka berfungsi untuk : 1 Mengurus saka, baik menancapkan maupun mencabut saka. 2 Menjaga saka agar jangan sampai dipengaruhi oleh kekuatan- kekuatan ilmu hitam yang bisa mencelakakan peserta Barapan Kebo. Sanro kebo berfungsi untuk : 1 Menjaga kerbau dari ilmu hitam peserta lain 2 Menangkal ilmu yang ada di saka, agar kerbau dapat melanggar saka. commit to user i Pengukur waktu Pengukur waktu yang biasa digunakan adalah stop watch atau alroji. Pengukur waktu digunakan untuk menentukan waktu yang telah digunakan oleh pasangan kerbau sejak tanda dari bendera start sampai tanda pada bendera di dekat saka. Fungsi pengukur waktu adalah : 1 Untuk mengetahui berapa waktu yang dihabiskan oleh sepasang kerbau sejak dilepas hingga mencapai saka. 2 Untuk mengetahui apakah pasangan kerbau yang berhasil melanggar saka dapat diberi kesempatan untuk mengikuti tahap berikutnya atau tidak. Walaupun pasangan kerbau telah berhasil melanggar saka tetapi larinya lamban maka pasangan kerbau itu tidak berhak mengikuti tahap berikutnya. 6 Aturan permainan Jika melihat Barapan Kebo zaman sekarang, maka setelah kerbau didaftarkan ke pelaksana panitia oleh pemiliknya untuk menjadi peserta, pasangan kerbau akan dikelompokkan berdasarkan umurnya, yaitu : a Kelas TK Cilik umurnya kurang dari 1 tahun b Kelas TK A umurnya 1 tahun c Kelas TK B umurnya 2 tahun d Kelas O umurnya 3 tahun e Kelas Harapan umurnya 4 tahun commit to user f Kelas Tunas umurnya 5 tahun g Kelas Dewasa umurnya 6 tahun atau lebih Tiap pasang kerbau diberi nama oleh pemiliknya, agar mudah dibedakan antara pasangan yang satu dengan pasangan yang lainnya. Adapun peraturan permainan pada Barapan Kebo adalah : a Aturan di Palepas Garis Start : 1 Pasangan kerbau yang telah terdaftar sebagai peserta Barapan Kebo, akan dilepas di Palepas sesuai dengan gilirannya. 2 Pada tahap pertama, akan dilepas kerbau – kerbau dari kelas terkecil yaitu Kelas TK Cilik, kemudian Kelas TK A, TK B, O, Harapan, dan terakhir Kelas Dewasa. 3 Panitia akan memanggil nama pasangan kerbau yang mendapat giliran untuk dilepas. 4 Pasangan kerbau yang telah siap-siap untuk dilepas, baru dapat berlari jika tanda lepas telah diberikan oleh juri pemegang bendera start. 5 Kerbau yang berlari sebelum tanda diberikan, harus kembali lagi ke palepas. 6 Kecepatan kerbau berlari mulai dihitung pada saat tanda lepas diberikan. b Aturan selama berlari sampai mencapai Saka Garis Finish : 1 Pasangan kerbau yang telah dilepas dapat berlari secepat- cepatnya menuju ke saka. commit to user 2 Pasangan kerbau saat berlari dapat mempergunakan seluruh arena balapan, asalkan tidak melewati bagian belakang daerah saka. 3 Selama kerbau berlari, juki tidak boleh terjatuh sehingga pada saat mencapai saka, pasangan kerbau dalam keadaan lengkap dengan jukinya. 4 Untuk mencapai saka, pasangan kerbau yang berlari harus melaui celah tiang pancang. Jika tidak, maka meskipun pasangan kerbau melanggar saka tetap dianggap tidak sah. 5 Jika dalam permainan tidak terdapat tiang pancang, maka berlaku ketentuan khusus yang telah disepakati bersama antara panitia dengan pemilik kerbau peserta karapan. 6 Perhitungan waktu atau kecepatan kerbau berakhir pada saat ada tanda bendera dari petugas bendera di sekitar saka. 7 Pasangan kerbau yang tidak melanggar saka, tidak perlu dihitung waktunya. 8 Pasangan kerbau yang dinyatakan menang adalah pasangan kerbau yang dapat melanggar tiang saka dengan waktu tercepat. Iskandar D., Hasanuddin, Nuhayati, 2001 : 7 – 12 7 Hadiah Pada zaman dulu, hadiah bagi peserta Barapan Kebo adalah berupa helai-helai kain, seperti kain sarung, kain batik, baju, handuk, commit to user sapu tangan, dan sebagainya; yang disebut dengan Jombe. Jombe- jombe ini dipasang ditancapkan di sebatang bambu panjang yang disebut Lasang. Lasang ini kemudian ditancapkan di tanah. Seperti yang disampaikan Abdul Wahab S.Z., pada zaman dulu, jumlah lasang dalam Barapan Kebo ada dua sampai tiga buah. Setiap lasang kurang lebih terdiri dari seratus jombe. Maka bisa dibayangkan, begitu indahnya lasang dengan ratusan jombe warna-warni melambai-lambai terkena terpaan angin. Pada zaman sekarang, karena telah menggunakan sistem penghitungan waktu tercepat dengan alat bantu stop watch, maka pemenang dapat dengan pasti ditentukan. Panitia akan menentukan pemenang dari tiap-tiap kelas. Tiap kelas tidak hanya terdiri dari juara I, II, dan III, tapi terkadang juga bisa sampai juara V. Bentuk hadiah zaman sekarang biasanya berupa televisi, lemari, parang, kain sarung, dan sebagainya. c. Potensi Barapan Kebo sebagai Wisata Budaya Barapan Kebo memiliki potensi yang sangat besar menjadi salah satu obyek wisata budaya bahkan menjadi ikon pariwisata Kabupaten Sumbawa. Menurut Ir. Padusung, MM yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa, Barapan Kebo memiliki potensi besar untuk menjadi ikon pariwisata Kabupaten Sumbawa, khususnya wisata budaya mengingat Barapan Kebo adalah satu-satunya kebudayaan asli masyarakat Indonesia commit to user yang tidak dapat ditemui di daerah manapun kecuali di daerah Sumbawa, bahkan tidak akan ditemui di belahan dunia manapun selain di daerah Sumbawa. Seperti halnya Isatana Dalam Loka Istana Kesultanan Sumbawa yang telah terlebih dahulu menjadi ikon wisata budaya Kabupaten Sumbawa. Apalagi semenjak tahun 2005, melalui Surat Keptusan yang diterbitkan oleh Bupati Kabupaten Sumbawa, telah dibentuk Ikatan Penggemar Barapan Kebo sebagai sebuah tindak lanjut upaya pelestarian budaya oleh pemrintah. Menurut Hasanuddin, Spd., Kepala Seksi Pengembangan Nilai Budaya; semenjak dibentuknya ikatan Penggemar Barapan Kebo, diharapkan budaya Barapan Kebo ini akan tetap lestari sehingga dapat dikembangkan menjadi sebuah ikon pariwisata Kabupaten Sumbawa mengingat Barapan Kebo memiliki posisi yang sagat penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa. Kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa, tidak akan dapat dipisahkan dari kegiatan Barapan Kebo, sehingga perlu ada wadah yang mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat akan kecintaan mereka terhadapa kegiatan ini. Pemerintah melalui Ikatan Penggemar Barapan Kebo ini, memberikan dukungan berupa bantuan dana agar kegiatan Barapan Kebo dapat terus diadakan dan berkembang lebih baik. Kini Barapan Kebo dapat disaksikan di seluruh kecamatan di Kabupaten Sumbawa hampir tiap minggu. Hal ini merupakan sebuah potensi pariwisata yang baik jika dapat “dikemas” dan “dijual” pada wisatawan. commit to user Disampaikan juga oleh Darmawan, S.Sos, Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Pariwisata; bahwa pariwisata khususnya wisata budaya di Kabupaten Sumbawa, begitu diminati oleh wisatawan asing terutama yang berasal dari negara-negara Eropa. Selain karena keunikan budaya, juga didukung oleh keindahan panorama alam dimana kegiatan tersebut berlangsung. Seperti kita ketahui, Barapan Kebo selalu dilaksanakan di area persawahan. Kolaborasi keunikan budaya dan alam yang masih asli akan menjadi daya tarik tersendiri. Menurut H. Habil Hayus, salah seorang pengurus Ikatan Penggemar Barapan Kebo, animo masyarakat Kabupaten Sumbawa untuk mengikuti Barapan Kebo telah meningkat. Dibanding pada tahun 2004, Barapan Kebo hanya diikuti oleh sekitar 50 pasang kerbau. Sekarang, hampir di setiap pelaksanaan yang di koordinir oleh Ikatan Penggemar Barapan Kebo, tidak kurang 100 pasang kerbau yang ikut berpartisipasi. Hal ini merupakan potensi yang sangat besar, apalagi pemerintah melalui dinas terkait, dapat mengusahakan sponsor dan pengemasan yang baik, maka ke depannya Barapan Kebo bisa dijadikan sebuah event yang bersekala nasional, seperti halnya Karapan Sapi di Madura. d. Strategi Pemasaran dan Promosi Barapan Kebo yang telah dilakukan Menurut Darmawan, S.Sos, Kepala Seksi Promosi dan Pemasaran Pariwisata; strategi pemasaran yang dilaksanakan guna memasarkan Barapan Kebo Kabupaten Sumbawa antara lain melalui pembentukan Desa Wisata dan Promosi langsung ke daerah - daerah tujuan wisata. commit to user Di Kabupaten Sumbawa, terdapat tiga buah desa wisata yang dikembangkan sebagai sarana pengenalan berbagai budaya masyarakat Sumbawa, termasuk di dalamnya Barapan kebo; yaitu Desa Pamulung, Perung, dan Semongkat yang terakhir masih dalam tahap perencanaan. Misalnya saja di Desa Pamulung, Barapan Kebo dijadikan salah satu rangkaian acara dalam sebuah upacara adat keramaian adat. Wisatawan disuguhkan kegiatan Barapan Kebo sebagai sebuah atraksi rekayasa pariwisata tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisinya. Walapun diselenggarakan dalam bentuk mini, namun dari segi penyelenggaraan, sudah dapat mengenalkan apa itu Barapan Kebo kepada para wisatawan. Namun sayangnya, frekuensi kegiatan ini sangat kurang, karena tergantung pada jadwal kedatangan wisatawan yang dibawa oleh agen perjalanan wisata. Selain melalui Desa Wisata, Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa juga mengupayakan kegiatan promosi Barapan Kebo, melalui media-media periklanan dan mengikuti berbagai event budaya yang dilaksanakan di tingkat Regional maupun Nasional. Promosi melalui media periklanan diupayakan melalui media iklan Above the Line ATL dan Below the Line BTL. Untuk media ATL, Barapan Kebo maupun obyek wisata yang lain, sering di iklankan melalui Surat Kabar Lombok Times Surat Kabar Regional NTB. Selain iklan, pihak Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa juga menyampaikan undangan-undangan peliputan bagi stasiun televisi nasional, seperti TV One dan Trans TV dimana mereka commit to user menampilkan Barapan Kebo dalam salah satu program acara yang mereka miliki. CNN, BBC London, dan NHK Jepang adalah beberapa stasiun televisi asing yang juga pernah meliput kegiatan Barapan Kebo. Untuk sekarang di tahun 2009 ini, Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa juga telah melaksanakan kerjasama melaui sebuah wadah promosi Lombok-Sumbawa Promo yang dibentuk oleh pemerintah provinsi NTB. Kerjasama tersebut antara lain dengan dibuatnya iklan televisi Barapan Kebo yang akan ditampilkan secara nasional. Namun iklan tersebut sampai sekarang masih dalam tahap penyelesaian. Selain itu, event Barapan Kebo juga diinformasikan di Website Pemerintah Kabupaten Sumbawa. Namun ulasannya tidak begitu mendalam, hanya berupa Calender of Event pelaksanaan Barapan Kebo. Untuk iklan dengan media BTL, Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa dalam mempromosikan Barapan Kebo juga telah mempublikasikan dan mendistribusikan Brosur, Tourist Map, dan Calender Of Event. Media BTL ini, didistribusikan di beberapa tempat, antara lain biro perjalanan wisata di Kabupaten Sumbawa maupun di Mataram, Bandara Udara Brang Biji Sumbawa dan Selaparang Mataram, Konjen Negara Asing di Mataram, saat mengikuti event budaya di tingkat regional maupun nasional, dan sebagainya. Selain berpromosi menggunakan media iklan ATL dan BTL di atas, Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa juga giat mengikuti berbagai event kebudayaan yang bersifat Regional dan Internasional. Seperti yang disampaikan oleh Darmawan, commit to user S.Sos, pariwisata Kabupaten Sumbawa harus dipromosikan di daerah- daerah tujuan wisata. Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa berusaha “jemput bola” dengan mengikuti event-event budaya untuk lebih mengenalkan pariwisata Kabupaten Sumbawa pada para calon wisatawan dan para investor pelaku usaha industri pariwisata. Event budaya yang secara berkala diikuti oleh Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa antara lain Festival Senggigi dan Bulan Citra Budaya tingkat Regional Provinsi NTB serta Bulan Budaya Bali dan Pekan Raya Jakarta tingkat Nasional. Selain mengikuti event-event budaya tersebut, Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa juga membuat event budaya sendiri yang dilaksanakan di Kabupaten Sumbawa, yaitu Pekan Budaya Samawa. Dalam event budaya tersebut pariwisata Kabupaten Sumbawa, termasuk di dalamnya Barapan Kebo, dikenalkan pada masyarakat luas dengan menampilkan atraksi seni kebudayaan maupun menggunakan media periklanan. Dan pada tahun 2009 ini, juga telah diresmikan oleh Gubernur NTB salah satu proyek pariwisata yang bertajuk Visit Lombok-Sumbawa 2012. Visil Lombok-Sumbawa 2012 ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dan mengembangkan pariwisata provinsi NTB. Untuk mendukung proyek tersebut, pihak Pemerintah Provinsi telah membangun sarana dan prasarana pendukung, antara lain Bandara Internasional di Lombok Tengah. Ditargetkan, melalui proyek ini, wisatawan yang berkunjung ke commit to user NTB, termasuk ke Kabupaten Sumbawa bisa mencapai 2 juat wisatawan pertahun.

B. Studi Komparasi