Sejarah Kabupaten Sumbawa Kebudayaan Masyarakat Kabupaten Sumbawa

commit to user

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Kabupaten Sumbawa dan Barapan Kebo

1. Sejarah Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Sumbawa lahir dari sebuah Kesultanan, yaitu Kesultanan Samawa. Sejak sekitar abad ke 14 Masehi, Pulau Sumbawa dikuasai oleh beberapa Kerajaan. Salah satunya adalah Kerajaan Samawa. Setelah ada invasi meliter dari Kesultanan Goa-Makassar sekitar tahun 1618, Kerajaan-kerajaan di bagian barat Pulau Sumbawa disatukan dalam sebuah Kesultanan, yaitu Kesultanan Samawa.Julmansyah, 2008 Kesultanan Sumawa dipimpin oleh beberapa Sultan. Salah salah satu Sultan yang paling besar dan berpengaruh dalam sejarah Kesultanan Samawa adalah Sultan Muhammad Kaharuddin III. Sultan Muhammad Kaharuddin III sangat berperan dalam perlawanan Kesultanan Samawa terhadap invasi Kerajaan Belanda VOC Belanda. Setelah lahirnya Proklamasi Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945, maka penjajahan oleh VOC Belanda yang kemudian diteruskan oleh pendudukan Jepang pun berakhir. Dan pada tahun 1950, seiring diterbitkannya Resolusi DPR RS tertanggal 18 April 1950 Kesultanan Samawa resmi bergabung ke dalam Negara Republik Indonesia menjadi daerah Swapraja Sumbawa Ibrahim Effendi, 1998. Dengan lahirnya Daerah Swatantra Tingkat II Sumbawa pada tanggal 22 Januari 1959 berdasarkan pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomor 69 Tahun commit to user 1958, maka berakhirlah masa Kesultanan Samawa dengan Sultan Muhammad Kaharuddin III sebagai Sultan terakhir. Tanggal 22 Januari kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sumbawa. Begawan Hamid BcHk, 2003 Berlanjut degan sistem Otonomi Daerah, maka pada tanggal 18 Desember 2003 ditetapkanlah Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang pemekaran Kabupaten Sumbawa, yakni Kabupaten Sumbawa secara resmi dimekarkan menjadi Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.

2. Kebudayaan Masyarakat Kabupaten Sumbawa

Jika menilik apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat mengenai definisi konsep kebudayaan, kebudayaan adalah “keseluruhan gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu” Koentjaraningrat, 1983 : 9, maka kebudayaan masyarakat Kabupaten Sumbawa dapat didefenisikan sebagai keseluruhan gagasan dan karya masyarakat Kabupaten Sumbawa beserta hasil budi dan karya masyarakat Kabupaten Sumbawa itu sendiri. Lebih jauh lagi, Koentjaraningrat juga menganalisa bahwa konsep kebudayaan itu terdiri dari beberapa unsur di dalamnya. Unsur-unsur tersebut dinamakan “unsur-unsur kebudayaan yang universal“ karena pasti bisa ditemukan di semua kebudayaan di dunia. Unsur-unsur universal, yang merupakan isi dari kebudayaan, adalah : a. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan, b. Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan, commit to user c. Sistem Pengetahuan, d. Bahasa, e. Kesenian, f. Sistem Mata Pencaharian Hidup, dan g. Sistem Teknologi dan Peralatan. Kebudayaan masyarakat Kabupaten Sumbawa begitu beragam, mulai dari sistem kepercayaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, dan sebagainya. Kebudayaan-kebudayaan tersebut ada yang telah punah dan ada yang masih bertahan hingga sekarang, namun telah bergeser dan berkembang seiring berubahnya zaman dan waktu.

3. Barapan Kebo Sebagai Budaya Masyarakat Kabupaten Sumbawa