anaknya. Anak-anak dengan yang tidak memperoleh
secure attachment
lebih mungkin untuk melakukan
bullying
terhadap orang lain. Semakin tinggi
secure attachment
yang dimiliki remaja maka mereka akan cenderung tidak terlibat sebagai pelaku
bullying.
3. Hubungan antara Kontrol Diri dengan
Bullying
Kontrol diri merupakan kemampuan yang sangat diperlukan oleh remaja dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-
hari remaja tidak dapat dipisahkan dari berbagai permasalahan yang muncul, mulai dari masalah pribadi, masalah di lingkungan keluarga
hingga sekolah. Di sekolah terjadi berbagai permasalahan yang timbul, seperti
bullying. Bullying
dapat dihindari apabila seseorang memiliki kontrol diri yang baik.
Kontrol diri merupakan pengendalian tingkah laku dimana seseorang melakukan
pertimbangan-pertimbangan terlebih
dahulu sebelum
memutuskan untuk bertindak sesuatu. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki seseorang, maka akan semakin intens pula orang tersebut
mengadakan pengendalian terhadap tingkah laku. Sedangkan menurut
Sarafino 2012 kontrol diri adalah kemampuan untuk menahan diri dari emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan.
Gottfredson dan Hirsch dalam Gibson, 2010 yang menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan pada hampir
semua jenis tindakan kejahatan dan penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek. Seperti
kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan penyimpangan umum sepanjang kehidupan. Kontrol diri yang rendah seringkali dikaitkan dengan berbagai
tindakan menyimpang, seperti perilaku delikuen Permono, 2014, bahkan tindak kriminal.
Remaja yang melakukan kontrol diri yang baik akan cenderung melakukan perimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum bertindak.
Mereka akan memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga remaja dengan kontrol diri yang baik
akan memilih untuk tidak terlibat dalam berbagai perilaku negatif seperti
bullying.
Beberapa penelitian mencoba mengaitkan antara kontrol diri dan perilaku
bullying
. Chui dan Chan 2013 melakukan penelitian terhadap 365 siswa di Macau yang berusia antara 10 dan 17 tahun. Dari penelitian
tersebut menunjukkan hasil bahwa
bullying
berhubungan negatif dengan tingkat kontrol diri siswa. Penelitian terbaru dari Moon dan Alarid 2015
dengan partisipan 300 orang pemuda, mendapatkan hasil bahwa pemuda dengan kontrol diri yang rendah kemungkinan besar akan terlibat
bullying
fisik dan psikologis. Kontrol diri yang baik akan menjembatani dari berbagai dorongan-
dorongan dan tingkah laku negatif, termasuk
bullying.
Dengan demikian,
kontrol diri dimungkinkan menjadi salah satu penyebab timbulnya
bullying
di sekolah. Remaja memiliki kontrol diri yang baik cenderung
tidak melakukan
bullying.
Sementara remaja yang memiliki kontrol diri yang rendah cenderung akan melakukan
bullying.
E. Kerangka Pemikiran