Isu Utama: Loyalitas Pasien Kepercayaan Pasien

commit to user 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini bertujuan untuk memberikan dasar teoritical yang valid mengenai variabel-variabel yang membentuk loyalitas pasien sehingga hasil pengujian yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Secara keseluruhan, bab ini menjelaskan tinjauan pustaka meliputi pengertian isu utama: loyalitas pasien, kepercayaan pasien, citra merek, kualitas layanan kesehatan dan skala SERVQUAL, dan kepuasan pasien; posisi studi; pembahasan teori dan hipotesis; serta pengembangan model penelitian. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing sub bahasan tersebut.

A. Tinjauan Pustaka

1. Isu Utama: Loyalitas Pasien

Loyalitas pelanggan merupakan hubungan emosional antara pelanggan dan perusahaan Nogami, 2009. Secara umum, loyalitas telah dipandang dalam berbagai cara, seperti kata positif dari mulut ke mulut, niat pembelian kembali dan sebagainya Wu, 2011. Dick dan Basu 1994 sebelumnya menyarankan bahwa konsep loyalitas dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu konstruksi dua dimensi, sikap dan perilaku. Kebanyakan penelitian telah mengkonseptualisasikan loyalitas sebagai niat perilaku atau respon perilaku Shukla dalam Wu, 2011. commit to user 13 Beberapa studi mengunakan niat datang kembali sebagai pengganti untuk loyalitas pasien di lingkungan perawatan kesehatan Boshoff dan Gray, 2004; Kim et al ., 2008b. Loyalitas pasien mungkin lebih tepat dilihat sebagai niat perilaku. Oleh karena itu, loyalitas pasien dipandang sebagai aset kompetitif untuk rumah sakit Wu, 2011.

2. Kepercayaan Pasien

Mayoritas definisi kepercayaan digambarkan sebagai keyakinan suatu perusahaan bahwa mitra akan memberikan outcome yang positif bagi perusahaan Schurr dan Ozanne; Dwyer, Schurr dan Oh; Anderson dan Narus; Moorman, Deshpande dan Zaltman; Morgan dan Hunt; Sanzo et al. dalam Alrubaiee dan Alkaaida, 2011. Seperti yang dikemukakan oleh Sirdeshmukh et al. dalam Alrubaiee dan Alkaaida 2011, kepercayaan merupakan harapan konsumen bahwa penyedia jasa dapat diandalkan untuk memenuhi janjinya. Definisi kepercayaan menurut Moorman et al. 1993 meliputi keyakinan pada mitra pertukaran dan kemauan untuk bergantung pada mitra pertukaran. Kepercayaan penting karena merupakan dasar untuk kerjasama masa mendatang Dwyer et al ., dalam Alrubaiee dan Alkaaida, 2011. Mishra et al. dalam penelitian Alrubaiee dan Alkaaida 2011 mengemukakan bahwa ada empat dimensi kepercayaan yaitu, kehandalan, keterbukaan, kompetensi, dan perhatian dan menemukan bahwa commit to user 14 komunikasi sangat penting untuk menunjukkan semua aspek kepercayaan Alrubaiee dan Alnazer dalam Alrubaiee dan Alkaaida, 2011. Kepercayaan dalam konteks pelayanan kesehatan berhubungan dengan kesalahan perawatan kesehatan dan membahayakan pasien seperti keselamatan pasien. Hall dalam Alrubaiee dan Alkaaida 2011 menjelaskan bahwa mereka yang percaya memiliki harapan bahwa orang yang dipercaya akan berperilaku dengan niat baik terhadap mereka. Masalah keamanan pasien dapat menyebabkan pelanggan untuk berhenti menggunakan layanan rumah sakit tertentu karena kata negatif dari mulut ke mulut. Menurut Entwistle dan Quick dalam Alrubaiee dan Alkaaida 2011, kepercayaan pasien adalah waspada, yaitu kepercayaan bukan hanya harapan samar-samar atau berpikir secara optimis; penyedia layanan kesehatan harus tetap waspada terhadap pasien dalam perawatan mereka.

3. Citra Merek