commit to user 17
Di bidang pelayanan medis, Kim
et al
. 2008b mengadopsi konsep kepuasan pelanggan dan mendefinisikan kepuasan pasien sebagai
anggapan atas nilai yang dirasakan dan respon terhadap layanan terkait stimulus sebelumnya, selama atau setelah konsumsi pelayanan medis oleh
pasien. Kepuasan pasien berkaitan dengan sejauh mana harapan pasien
dipenuhi oleh layanan medis dan merupakan indikator penting bagi industri jasa medis Wu, 2011. Penyedia layanan kesehatan perlu
memahami harapan pasien dan mencoba untuk menemui mereka Lee
et al
., 2010. Pada rumah sakitpenyedia jasa kesehatan, pasien yang puas
merupakan hal yang penting karena mereka lebih mungkin untuk tetap menggunakan layanan medis, mengikuti rencana pengobatan yang
diresepkan, dan memelihara hubungan dengan penyedia layanan kesehatan tertentu, dan merekomendasikan rumah sakit untuk orang lain Hekkert
et al
. dalam Wu, 2011. Dengan kata lain, kepuasan pasien merupakan faktor kunci untuk profitabilitas dalam pengaturan rumah sakitpenyedia jasa
kesehatan.
B. Posisi Studi
Sub bab ini bertujuan untuk menjelaskan posisi studi ini dibandingkan dengan studi-studi terdahulu terkait dengan variabel-variabel yang menjadi
objek amatan dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian. Adapun variabel tujuan dalam penelitian ini adalah kepercayaan pasien dan loyalitas
pasien Lihat Alrubaiee dan Alkaaida, 2011; dan Wu, 2011. Selanjutnya,
commit to user 18
studi ini menggunakan lima variabel amatan yaitu: 1 citra merek yang diadopsi dari penelitian Wu 2011; 2 kualitas layanan kesehatan
yang diadopsi dari penelitian Alrubaiee dan Alkaaida 2011, Wu 2011; 3
kepuasan pasien yang diadopsi dari penelitian Alrubaiee dan Alkaaida 2011, Wu 2011; 4 kepercayaan pasien yang diadopsi dari penelitian Alrubaiee
dan Alkaaida 2011; dan 5 loyalitas pasien yang diadopsi dari Wu 2011. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian Wu 2011 yang
menyarankan dengan menambahkan variabel kepercayaan pasien untuk mengetahui lebih lanjut hubungan pengaruh di antara variabel-variabel yang
diteliti. Kajian studi terdahulu yang menjadi dasar pembentukan konstruk
alternatif disajikan pada Tabel II.1.
commit to user 19
Tabel II.1 Posisi Studi
Peneliti tahun
Variabel Independen
Variabel Mediasi Variabel
Dependen Alat
Analisis
Alrubaiee dan
Alkaaida 2011
Healthcare quality
Patient satisfaction Patient
trust multiple
regression analysis,
ANOVA and T-test
Wu 2011
Hospital brand image
Service quality, Patient satisfaction
Loyalty: re-visit
intention
SEM
Suki 2011
Doctor’s reputation
Patient satisfaction,
Patient trust, Patient
commitment Patient
Loyalty
SEM
Hu
et al.
2010
Image Customer
expectation, Perceived quality,
Perceived value, Customer
satisfaction Customer
loyalty
SEM
Posisi Studi
Brand Image Healthcare quality,
Patient satisfaction,
Patient trust,
Patient Loyalty
SEM
C. Pengembangan Hipotesis
Sub bab ini bertujuan untuk memberikan landasan teori yang berkaitan dengan hubungan antar variabel amatan yang selanjutnya digunakan untuk
mengkontruksi perumusan hipotesis. Hal ini dimaksudkan agar hipotesis yang didesain memiliki landasan teori yang kuat. Berikut ini landasan teori
mengenai hubungan antar variabel dan perumusan hipotesis penelitian.
commit to user 20
Citra merek dipandang sebagai faktor penting dalam evaluasi layanan Bitner dalam Wu, 2011. Ada bukti yang cukup bahwa citra secara signifikan
mempengaruhi penilaian evaluatif pelanggan seperti persepsi kualitas Andreassen dan Lindestad, 1998.
Selain itu, Bloemer
et al
. 1998 meneliti isu-isu citra terkait di bank dan menunjukkan bahwa citra merek positif dari
bank dirasakan secara signifikan meningkatkan kualitas layanan. Artinya, citra
merek merupakan penentu penting dari kualitas layanan. Dalam konteks perawatan kesehatan, kemungkinan bahwa citra rumah sakit meningkatkan
kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pasien. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H1: Citra merek berpengaruh positif pada persepsi pasien terhadap kualitas layanan kesehatan.
Citra merek merupakan anteseden penting dari kepuasan pelanggan Wu, 2011. Andreassen dan Lindestad 1998 mengusulkan bahwa citra
mempengaruhi kepuasan pelanggan melalui efek penyaringan. Demikian juga, Davies
et al
. dalam penelitian Wu 2011 menyarankan bahwa citra merek berkorelasi dengan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, citra merek rumah
sakit yang positif akan cenderung menghasilkan kepuasan pasien yang tinggi di rumah sakit. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H2: Citra merek berpengaruh positif pada kepuasan pasien.
Selain itu, penelitian sebelumnya mengindikasi bahwa citra merek memiliki efek positif langsung danatau tidak langsung terhadap loyalitas atau
niat perilaku. Merrilees dan Fry 2002 menemukan bahwa citra merek
commit to user 21
memiliki efek langsung terhadap loyalitas. Davies dan Chun 2002 menemukan bahwa citra merek memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas
melalui kepuasan pelanggan. Selain itu, citra merek bisa memiliki keduanya, baik efek langsung dan tidak langsung terhadap loyalitas Andreassen dan
Lindestad, 1998; Hart dan Rosenberger, 2004. Namun demikian, citra merek dapat dilihat jelas sebagai prediktor loyalitas pelanggan. Jadi, dalam konteks
rumah sakit, citra rumah sakit positif merek muncul untuk merangsang loyalitas pasien. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H3: Citra merek berpengaruh positif pada loyalitas pasien.
Beberapa studi meneliti hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan pelanggan. Lee
et al.
2010 menemukan adanya hubungan positif antara kualitas layanan medis dan kepuasan pasien. Vinagre dan Neves 2008
menunjukkan bukti empiris tentang pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien dengan layanan kesehatan. Kinerja rumah sakit diukur
dengan menggunakan pendekatan survei kepuasan pasien termasuk empat dimensi: keberwujudan, reliabilitas jaminan, komunikasi interpersonal dan
responsif Alrubaiee dan Alkaaida, 2011. Kim
et al
. 2008b menyatakan bahwa kualitas layanan medis seperti dokter, prosedur perawatan, dan
kehandalan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pasien. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H4: Persepsi pasien terhadap kualitas layanan kesehatan berpengaruh positif pada kepuasan pasien.
commit to user 22
Eisingerich dan Bell dalam penelitian Alrubaiee dan Alkaaida 2011 meneliti efek diferensial kualitas pelayanan yang dirasakan, kepercayaan, dan
kesetiaan pada niat pembelian kembali. Penelitian ini menemukan bahwa
kualitas pelayanan yang dirasakan memiliki dampak yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan dan kepercayaan, dan kepercayaan memiliki efek
signifikan terhadap niat pembelian kembali pelanggan. Zanzo
et al
dalam Alrubaiee dan Alkaaida 2011 menemukan bahwa kepuasan bertindak
sebagai anteseden untuk percaya, dan kepercayaan sebagai anteseden komitmen afektif.
Kualitas layanan harus menjadi salah satu anteseden kepuasan pasien dan kepuasan pasien bertindak sebagai anteseden untuk
percaya Alrubaiee dan Alkaaida, 2011. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H5: Persepsi pasien terhadap kualitas layanan kesehatan berpengaruh pada kepercayaan pasien.
Hubungan kausalitas antara kepercayaan dan kepuasan tidak muncul sangat jelas dalam literatur. Tergantung pada studi, kepuasan muncul baik
sebagai anteseden Selnes dalam Alrubaiee dan Alkaaida, 2011 atau sebagai akibat atau konsekuensi dari kepercayaan Anderson dan Narus dalam
Alrubaiee dan Alkaaida, 2011. Sesuai dengan Geyskens, Steenkamp dan Kumar dalam penelitian Alrubaiee dan Alkaaida 2011, hal itu dapat
diasumsikan bahwa kepuasan bertindak sebagai faktor pengkondisian kepercayaan, yang merupakan anteseden komitmen afektif. Alrubaiee dan
Alkaaida 2011 mempertimbangkan bahwa persepsi tentang kepuasan dalam
commit to user 23
hubungan yang terbentuk pertama, dalam tahap sebelumnya menghasilkan kepercayaan. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H6: Kepuasan pasien berpengaruh positif pada kepercayaan pasien.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap loyalitas Wu, 2011. Ketika produk atau
jasa melebihi harapan pelanggan, niat pembelian kembali mereka akan meningkat Boulding
et al
, 1993; Cronin
et al
, 2000. Kualitas pelayanan yang sangat baik memberikan kontribusi untuk retensi dan loyalitas pelanggan
Potluri dan Zeleke, 2009. Dalam konteks perawatan kesehatan, Boshoff dan Gray 1998 membuktikan adanya hubungan positif antara kualitas pelayanan
dan loyalitas yang diukur dengan niat membeli. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H7: Persepsi pasien terhadap kualitas layanan kesehatan berpengaruh positif pada loyalitas pasien.
Kepuasan mengarah pada penciptaan hubungan yang kuat antara penyedia layanan dan pelanggan, yang mengarah pada umur panjang dalam
hubungan, atau retensi pelanggan Gronroos dalam Gaur
et al
, 2011. Dalam lingkungan perawatan kesehatan, hubungan positif telah dicatat antara
kepuasan pasien dan loyalitas Woodside
et al
; Fisk
et al
dalam Wu, 2011. Kim
et al
. 2008b meneliti korelasi antara kepuasan pasien dan mengunjungi kembali niat di sebuah rumah sakit besar, dan menemukan bahwa pengaruh
kepuasan pasien pada niat datang kembali adalah signifikan. Oleh karena itu,
commit to user 24
kemungkinan besar bahwa pasien yang puas akan menjadi lebih loyal ke rumah sakit mereka. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan adalah :
H8: Kepuasan pasien berpengaruh positif pada loyalitas pasien.
D. Model Penelitian