D. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa pemberi elektron atau reduktan. Senyawa antioksidan dapat menginaktivasi berkembangnya reaksi oksidasi,
dengan cara mencegah terbentuknya radikal bebas. Selain itu, antioksidan juga menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang
sangat reaktif, sehingga kerusakan sel dapat dihambat. Antioksidan dapat berupa enzim misalnya superoksida dismutase SOD, katalase, dan glutation
peroksidase, vitamin vitamin E, A, C, dan B karoten, dan senyawa lain flavonoid, albumin, bilirubin, dll Winarsi, 2007.
Antioksidan enzimatis merupakan sistem pertahanan utama primer terhadap kondisi stres oksidatif. Enzim-enzim tersebut merupakan suatu
metaloenzim sehingga aktivitasnya tergantung pada adanya ion logam. Enzim ini bekerja dengan menghambat terbentuknya radikal bebas baru. Jenis antioksidan
lain, yaitu antioksidan non enzimatis atau antioksidan sekunder karena diperoleh dari asupan makanan seperti vitamin C, E, A, dan beta karoten. Senyawa ini
menangkap senyawa oksidan serta mencegah terjadinya reaksi berantai Winarsi, 2007.
E. DPPH
Molekul 1,1-diphenyl-2-picryl-hydrazyl DPPH merupakan suatu radikal bebas yang stabil dengan adanya delokalisasi elektron bebas pada molekul
tersebut. Delokalisasi ini menyebabkan peningkatan warna violet, yang ditunjukkan dengan pita absorpsi dalam larutan etanol pada panjang gelombang
517 nm. Saat larutan DPPH dicampurkan dengan substansi yang dapat memberikan hidrogen radikal, akan menyebabkan terjadinya bentuk tereduksi
dengan pemudaran warna violet Molyneux, 2003. Metode DPPH menggunakan 1,1-diphenyl-2-picryl-hydrazyl sebagai
sumber radikal bebas. Prinsipnya adalah reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH dari zat antioksidan dengan reaksi sebagai berikut: Prakash, Rigelhof, Miller
2010.
Gambar 3. Reaksi penangkapan hidrogen oleh DPPH Prakash, Rigelhof, Miller 2010.
Harga EC umum digunakan untuk menyatakan aktivitas antioksidan suatu bahan uji dengan metode peredaman radikal bebas DPPH. EC
50
adalah bilangan yang menunjukkan konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat proses
oksidasi sebesar 50. Semakin kecil nilai EC
50
berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan. Secara spesifik, suatu senyawa dinyatakan sebagai antioksidan sangat
kuat jika nilai EC
50
kurang dari 50, kuat untuk EC
50
bernilai 50-100, sedang jika EC
50
bernilai 100-150, dan lemah jika EC
50
bernilai 151-200 Mardawati, 2008.
F. Ekstraksi