Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH

Berdasarkan data yang tercantum pada Tabel IX, seluruh replikasi memenuhi rentang presisi yang diijinkan untuk analit dengan kadar 0,1, yaitu ≤ 20 APVMA, 2004, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode yang digunkan telah memiliki presisi yang baik. 4. Spesifitas Spesifitas merupakan kemampuan untuk mengukur dan membedakan suatu analit dengan keberadaan komponen-komponen lain, meliputi ketidakmurnian, produk degradasi, dan komponen lain Bievre and Gunzler, 2005. Spesifisitas juga dapat diperiksa dengan melakukan penentuan terhadap zat yang diduga mengganggu analit Fajgelj and Ambrus, 2000. Pengujian spesifisitas dilakukan dengan mengukur larutan etanol yang digunakan sebagai pelarut, kapsaisin, larutan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah pada panjang gelombang 517,5 nm, yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH. Hasil scanning ketiga larutan tersebut Lampiran 6, tidak menunjukkan adanya serapan pada panjang gelombang 517,5 nm. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan telah spesifik untuk pengukuran DPPH, sehingga yang terbaca hanya absorbansi DPPH.

G. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH

Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan radikal bebas DPPH. Pengujian dilakukan dengan mereaksikan senyawa antioksidan dengan DPPH, kemudian diukur dengan spektofotometer. Pengukuran dengan metode spektrofotometri berdasarkan penurunan absorbansi dari DPPH karena keberadaan antioksidan Pisoschi, Cheregi, and Danet, 2009. Antioksidan akan mendonorkan elektron untuk radikal bebas DPPH, sehingga konsentrasi radikal bebas DPPH akan berkurang diikuti dengan penurunan absorbansi. Gambar 11. Gugus kromofor dan auksokrom DPPH Prakash et al, 2001. Pada DPPH terjadi delokalisasi elektron yang menyebabkan terbentuknya warna ungu sehingga DPPH dapat diukur pada panjang gelombang 520 nm. Selain itu, adanya kromofor dan auksokrom juga yang menyebabkan DPPH dapat diukur pada panjang gelombang visibel. Ketika DPPH direaksikan dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, maka DPPH akan berubah menjadi bentuk tereduksi. Perubahan menjadi bentuk tereduksi ini akan mengakibatkan pemudaran warna ungu atau berubah menjadi kuning Molyneux, 2003. Gambar 12. Reaksi DPPH dengan antioksidan Pisoschi, et al., 2009 O H 3 C N H CH 3 CH 3 O O H R O H 3 C N H CH 3 CH 3 O O O H 3 C N H CH 3 CH 3 O O O H 3 C N H CH 3 CH 3 O O O H 3 C N H CH 3 CH 3 O O H 3 C N H CH 3 CH 3 O O + RH O Gambar 13. Mekanisme penghambatan radikal bebas DPPH oleh kapsaisin Dalam buah cabai rawit mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid, resin, minyak menguap, vitamin A, dan vitamin C Ipteknet, 2008. Aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh cabai rawit dikarenakan adanya kandungan kapsaisin sebesar 0,1-1,5. Kapsaisin memliki aktivitas antioksidan disebabkan adanya gugus fenol, sehingga dapat mendonorkan elektron pada radikal bebas DPPH gambar 13. Vitamin C hanya akan sedikit mempengaruhi karena vitamin C akan rusak akibat adanya pemanasan yang digunakan saat ekstraksi. Pada penelitian ini, digunakan kapsaisin sebagai pembanding karena telah diketahui bahwa aktivitas antioksidan yang ditimbulkan karena senyawa kapsaisin serta kandungannya yang lebih dominan dalam kapsaisinoid. Parameter aktivitas antioksidan dengan metode penangkapan radikal bebas DPPH ditentukan dengan IC 50 . IC 50 menujukkan konsentrasi yang mampu menagkap radikal bebas sebesar 50. Semakin kecil nilai IC 50 maka semakin kuat atau tinggi aktivitas antioksidan Mardawati, 2008. Tabel X. Nilai IC 50 Kapsaisin dan Ekstrak etanolik buah cabai rawit merah Larutan uji IC 50 µgml SD CV Replikasi I Replikasi II Replikasi III Rata- rata µgml Kapsaisin 16,0778 16,3601 15,5368 15,99 0,42 2,62 Ekstrak etanolik 114,2887 93,6181 115,3377 107,75 12,25 11,37 Berdasarkan data yang tercantum pada Tabel X menujukkan nilai CV yang didapat untuk kapsaisin dan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah telah memenuhi syarat CV yang dapat diterima, yaitu ≤20 untuk kadar analit 0,1 APVMA, 2004. Hasil IC 50 untuk kapsaisin, yaitu 15,99 ± 4,18 µgml dan untuk ekstrak etanolik diperoleh sebesar 107,75 ± 12,25 µgml, yang artinya besarnya konsentrasi tersebut yang dibutuhkan untuk mengurangi 50 radikal bebas DPPH. Penggolongan kekuatan aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC 50 , yaitu sangat kuat 50 µgml, kuat 50-100 µgml, sedang 100-150 µgml, dan lemah 151-200 µgml. berdasarkan penggolongan tersebut maka aktivitas antioksidan kapsaisin pada tingkat sangat kuat, dan untuk ekstrak etanolik buah cabai rawit merah pada tingkat sedang.

H. Penetapan kadar kapsaisin

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol, Propifenazon Dan Kafein Dari Sediaan Tablet Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri

40 290 127

Identifikasi Parasetamol Dalam Jamu Asam Urat Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan Spektrofotometri

41 204 32

Optimasi metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri pada penetapan kadar asam ursolat dalam ekstrak etanol daun binahong.

0 1 1

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

4 17 105

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

3 8 87

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

1 5 119

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau dengan metode DPPH (1,1 difenil 2 pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri

3 9 85

Penetapan kadar nikotin dalam ekstrak etanolik daun tembakau Vorstenlanden Bawah Naungan (VBN) dan Na Oogst (NO) dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri - USD Repository

0 0 104

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)- DENSITOMETRI PADA PENETAPAN KADAR NIKOTIN DALAM EKSTRAK ETANOLIK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) SKRIPSI

0 0 94

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri - USD Repository

0 1 117