Hasil Uji Pendahuluan Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Proses ekstraksi dilakukan selama sekitar 8 jam, sampai cairan dalam tabung yang berisi simplisia berwarna bening, yang menunjukkan bahwa senyawa telah terekstraksi. Hasil ekstraksi yang didapatkan berupa larutan berwarna merah. Larutan tersebut kemudian dibuat menjadi ekstrak kental. Pemekatan ekstrak dilakukan dengan menguapkan pelarut dalam ekstrak. Pengupan pelarut dilakukan dengan menggunakan Vacuum Rotary Evaporator pada suhu 60°C. Prinsip dari alat tersebut adalah penguapan dengan mengurangi tekanan udara sehingga akan menurunkan titik didihnya. Penurunan titik didih akan mepercepat penguapan etanol karena pelarut akan mendidih dibawah titik didih normal 78,5°C. Adanya rotary, yaitu pemutar labu alas bulat yang berisi ekstrak, akan memperluas luas permukaan ekstrak, sehingga proses penguapan akan menjadi lebih cepat. Bobot ekstrak yang diperoleh sebesar 4,5926 g, sehingga didapatkan rendemen sebesar 15,3.

D. Hasil Uji Pendahuluan

Uji pendahuluan merupakan pengujian untuk mengetahui aktivitas antioksidan secara kualitatif. Pengujian ini hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya aktivitas antioksidan dari ekstrak, yang dibandingkan dengan kontrol. Uji ini dilakukan dengan mereaksikan radikal bebas DPPH dengan senyawa uji. Adanya aktivitas antioksidan pada senyawa uji akan ditunjukkan dengan pemudaran warna ungu, yang merupakan warna DPPH Molyneux, 2003. Pemudaran terjadi karena adanya penangkapan elektron radikal bebas oleh senyawa antioksidan. Uji pendahuluan dilakukan dengan menggunakan kontrol negatif berupa larutan DPPH, kontrol positif berupa kapsaisin, dan ektrak etanolik buah cabai rawit merah. Kontrol positif dan ekstrak ditambahkan larutan DPPH yang kemudian didiamkan selama 30 menit, yang merupakan OT teoritis. Hasil pengujian menunjukkan hasil positif karena adanya pemudaran warna ungu, dibandingkan terhadap larutan kontrol. Hal ini menujukkan bahwa ekstrak etanolik buah cabai rawit merah memiliki aktivitas antioksidan melalui penangkapan radikal bebas DPPH. Gambar 7. Hasil uji pendahuluan Ekstrak etanolik buah cabai rawit merah A, Blangko B, Kapsaisin C

E. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

1. Penentuan panjang gelombang maksimum Pententuan panjang gelombang maksimum DPPH bertujuan agar didapatkan absorbansi maksimal dan kepekaan analisis yang maksimal, dimana adanya perubahan konsentrasi akan memberikan perubahan absorbansi yang besar Gandjar dan Rohman, 2007. Panjang gelombang DPPH secara teori adalah 517 nm Molyneux, 2003. DPPH dapat memberikan serapan karena memiliki kromofor dan auksokrom, serta adanya delokalisasi elektron pada DPPH sehingga memberikan warna ungu. Scanning panjang gelombang dilakukan pada kisaran panjang gelombang 400-600 nm pada larutan kontrol DPPH dengan tiga konsentrasi. Tabel III. Hasil scanning panjang gelombang maksimum DPPH Konsentrasi DPPH mM λ maksimum hasil scanning nm Rata- rata λ maksimum 0,02 517,5 517,5 nm 0,04 517,0 0,08 518,0 Dari hasil scanning 3 konsentrasi, didapatkan rata-rata panjang gelombang maksimum DPPH 517,5 nm. Pajang gelombang ini yang akan digunakan untuk pengukuran selanjutnya. 2. Penentuan Operating Time Operting time OT merupakan waktu yang diperlukan agar senyawa dapat bereaksi secara optimal sehingga dapat memberikan absorbansi yang stabil. Penentuan operating time dilakukan pada larutan baku kapsaisin konsentrasi 25, 75, dan 125 µgml. Pengukuran dilakukan tiap 5 menit selama 60 menit dengan menggunakan spektrofotometer visibel. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang maksimal yang telah ditentukan, yaitu 517,5 nm. Hasil pengukuran tidak didapatkan absorbansi yang stabil atau tetap karean terjadi penurunan terus menerus. Oleh karena itu, penentuan dilakukan dengan melihat selisih absorbansi tiap waktu pengukuran, sehingga dapat diketahui waktu yang memiliki selisih absorbansi yang lebih kecil. Penurunan absorbansi kemudian dibuat dalam suatu grafik sehingga dapat diketahui waktu dimana absorbansi mendekati stabil. Gambar 8. Operating Time Kapsaisin Pada grafik diatas menunjukkan penurunan yang cukup besar, jika dilihat dari selisihnya, dari menit 0 – 30. Mulai dari menit ke-30 ke bawah terlihat absorbansi yang mulai stabil, sehingga OT ditentukan pada menit ke-30.

F. Hasil Validasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol, Propifenazon Dan Kafein Dari Sediaan Tablet Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri

40 290 127

Identifikasi Parasetamol Dalam Jamu Asam Urat Secara Kromatografi Lapis Tipis Dan Spektrofotometri

41 204 32

Optimasi metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-densitometri pada penetapan kadar asam ursolat dalam ekstrak etanol daun binahong.

0 1 1

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit merah (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

4 17 105

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

3 8 87

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri.

1 5 119

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol buah cabai rawit hijau dengan metode DPPH (1,1 difenil 2 pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) densitometri

3 9 85

Penetapan kadar nikotin dalam ekstrak etanolik daun tembakau Vorstenlanden Bawah Naungan (VBN) dan Na Oogst (NO) dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)-Densitometri - USD Repository

0 0 104

VALIDASI METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT)- DENSITOMETRI PADA PENETAPAN KADAR NIKOTIN DALAM EKSTRAK ETANOLIK DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) SKRIPSI

0 0 94

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanolik buah cabai rawit putih (Capsicum frutescens L.) dengan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penetapan kadar kapsaisin secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT) - densitometri - USD Repository

0 1 117