Batasan Masalah Analisis Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri 2 Pemecutan Kota Denpasar).
sekolah ini mengembangkan pendekatan kepemimpinan yang memungkinkan mereka untuk memimpin komunitas sekolah agar berhasil. Mereka lebih
menekankan untuk memotivasi dan untuk mendukung serta mengembangkan staf, mereka juga memastikan perbaikan dalam proses belajar mengajar.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khumalo pada tahun 2015 dalam bentuk journal International Education Studies di Tshwane University of
Technology TUT yang berjudul : The Implications of System 4 Approach on School Leadership Practices, dengan hasil temuan bahwa perilaku kepemimpinan
memiliki efek langsung pada kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas cara kepala sekolah mengelola sekolah serta
memotivasi guru agar mereka dapat berkomitmen untuk pekerjaan yang ditekuni. Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam sekolah yakni gaya partisipatif, hal
itu dikarenakan gaya tersebut dapat mengubah budaya sekolah disana. Kepala sekolah sering terlibat dalam proses pengambilan keputusan, banyak tanggung
jawab dan akuntabilitas yang harus dipikul. Selain itu kepala sekolah akan memberi sebuah penghargaan apabila mereka dapat melakukan sesuatu yang baik
untuk sekolahnya. Peneliti mengamati bahwa cara yang kepala sekolah untuk memimpin serta mengelola akan memunculkan motivasi guru dan kepuasan kerja.
Hal tersebut menyebabkan guru akan memiliki komitmen dan secara langsung mengakibatkan kinerja yang lebih tinggi.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Jinan Hatem Issa pada tahun 2011 dalam bentuk International Journal of Business and Management
di Universitas Sains Malaysia yang berjudul : Perceptions towards Distributed Leadership in
School Improvement, dengan hasil temuan bahwa pemimpin yang efektif memainkan pengaruh tidak langsung pada efektivitas sekolah dan prestasi siswa.
Kepemimpinan didistribusikan oleh seorang individu kepada orang lain. Dalam hal bentuk kepemimpinan yang diterapkan di sekolah, kepala sekolah
menggunakan sistem top-down dan didistribusikan melalui bottom-up. Kepemimpinan otokratis sudah ada di sekolah mereka sejak kepala sekolah
memberikan tugas kepada guru untuk memiliki kesempatan berbagi ide yang luar biasa serta saran yang baik. Tujuannya agar guru dan siswa menuangkan ide
kreatifnya melalui kegiatan ekstra di sekolah dan kepala sekolah serta guru membimbing dan memberikan petunjuk kepada siswanya. Akibat dari gaya
kepemimpinannya ini, sekolah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Banyak siswa yang datang dari seluruh daerah untuk bersekolah, karena sekolah tersebut
masuk ke dalam sepuluh besar sekolah terbaik.