Kriteria Seorang Pemimpin Teori Kepemimpinan .1 Pengertian Kepemimpinan

bawahan untuk menunjukkan kinerja yang baik pula. Hal tersebut juga akan berimbas kepada adanya hubungan yang harmonis dari pimpinan ke bawahan. Sehingga untuk mencapai tujuan organisasi akan dicapai dengan kerjasama yang baik.

2.2.1.5 Gaya Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional Hersey dan Blanchard Thoha, 2013: 63, adalah kepemimpinan yang didasarkan atas hubungan saling mempengaruhi antara lain : a. Jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan oleh pimpinan, b. Jumlah dukungan sosioemosional yang diberikan oleh pimpinan, c. Tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu. Hersey dan Blanchard dalam Thoha 2013:66 menyatakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma yang digunakan sewaktu mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang dilihat oleh orang lain tersebut. Oleh sebab itu ketika seorang pemimpin melakukan proses pemecahan masalah serta pembuatan keputusan ada empat gaya dasar kepemimpinan diidentifikasikan pada gambar 2.2 di bawah ini : P e ri la k u M e n d u k u n g Tinggi Dukungan dan Rendah Pengarahan G3 Partisipasi Tinggi Pengarahan dan Tinggi Dukungan G2 Konsultasi Rendah Dukungan dan Rendah Pengarahan G4 Delegasi Tinggi Pengarahan dan Rendah Dukungan G1 Instruksi Rendah Perilaku Mengarahkan Tinggi Gambar 2.2 Empat Gaya Dasar Kepemimpinan Hersey dan Blanchard 1. Gaya Kepemimpinan Instruksi Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan rendah dukungan G1 dirujuk sebagai instruksi karena gaya ini dicirikan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin memberikan batasan peranan pengikutnya dan memberitahu mereka tentang apa, bagaimana, bilamana, dan dimana melaksanakan berbagai tugas. Inisiatif pemecahan masalah dan pembuatan keputusan semata-mata dilakukan oleh pemimpin. 2. Gaya Kepemimpinan Konsultasi Perilaku pemimpin yang tinggi pengarahan dan tinggi dukungan G2 dirujuk sebagai konsultasi. Karena dalam menggunakan gaya ini, pemimpin masih banyak memberikan pengarahan dan masih membuat hampir sama dengan keputusan, tetapi hal ini diikuti dengan meningkatkan komunikasi dua arah dan perilaku mendukung, dengan berusaha mendengar perasaan pengikut tentang Tinggi keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan saran-saran mereka. Meskipun dukungan ditingkatkan, pengendalian control atas pengambilan keputusan tetap pada pemimpin. 3. Gaya Kepemimpinan Partisipasi Perilaku pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan G3 dirujuk sebagai partisipasi, karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Dengan menggunakan gaya 3 ini, pemimpin dan pengikut saling tukar menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Komunikasi dua arah ditingkatkan, dan peranan pemimpin adalah adalah secara akif mendengar, memberikan pengarahan yang jelas, tanggungjawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut. Hal tersebut sudah sewajarnya karena pengikut memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas. 4. Gaya Kepemimpinan Delegasi Perilaku pemimpin yang rendah dukungan dan rendah pengarahan G4 dirujuk sebagai delegasi, karena pemimpin mendiskusikan masalah bersama-sama dengan bawahan sehingga tercapai kesepakatan mengenai definisi masalah yang kemudian proses pembuatan keputusan didelegasikan secara keseluruhan kepada bawahan. Sekarang bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukkan mereka sendiri karena mereka memilih kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggungjawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri. Hersey dan Blanchard dalam Thoha 2013:71 membagi tingkat kematangan bawahan pengikut di bawah model kepemimpinan ke dalam empat tingkat yaitu: rendah M1, rendah ke sedang M2, sedang ke tinggi M3, dan tinggi M4, maka beberapa tanda yang menunjukkan tingkat kematangan itu dapat dirujuk. Tiap tingkat perkembangan ini menunjukkan kombinasi kemampuan dan kemauan yang berbeda seperti yang dirujuk pada ilustrasi di bawah ini : Mampu dan Mau Mampu Tetapi Tidak Mau Atau Kurang Yakin Tidak Mampu Tetapi Mau Tidak Mampu dan Tidak Mau Atau Tidak Yakin M 4 M 3 M 2 M 1 Gaya Delegasi Gaya Partisipasi Gaya Konsultasi Gaya Instruksi Gambar 2.3 Hubungan Tingkat Kematangan Bawahan Dengan Gaya Kepemimpinan Yang Sesuai Dari Hersey dan Blanchard