digunakan secara menyeluruh akan menghasilkan tingkat dan kepuasan kinerja terhadap bawahan yang sangat tinggi. Seorang pemimpin juga harus mengetahui
bagaimana keadaan lingkungan di sekitar serta watak dari masing-masing individu.
2.2.1.2 Teori-Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat menentukan tingkat kepengikutan serta menerima pengaruh dari kepemimpinan dari seorang pemimpin. Menurut Veithzal 2004:11
ada beberapa teori kepemimpinan, yaitu: 1. Teori Sifat,
Dasar dari teori ini adalah keberhasilan dari seorang pemimpin yang disebabkan oleh sifat atau karakteristik, serta kemampuan yang sangat baik, yang
dimiliki oleh seorang pemimpin, dan oleh sebab itu seseorang tersebut dirasa layak untuk memimpin. Adapun sifat atau karakteristik, dan kemampuan yang
dimiliki seorang pemimpin, adalah sebagai berikut : a. Inteligensia.
Seorang pemimpin harus memiliki kecerdasan diantara bawahannya. Hal tersebut dikarenakan agar seorang pemimpin dapat mengarahkan bawahannya
untuk melakukan kegiatan yang diperintahkannya dengan cepat dan benar. Selain itu pula seorang pemimpin memberikan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
b. Kepribadian.
Seorang pemimpin harus memiliki kepribadian yang dapat dirasakan oleh bawahannya. Kepribadian tersebut dapat berupa sikap yang terpuji dan tidak
tercela. c. Karakteristik fisik.
Seorang pemimpin dikatakan layak menjadi seorang pemimpin apabila memiliki usia yang sepatutnya, berat badan yang ideal, tinggi serta berpenampilan
yang rapi dan sopan. 2. Teori perilaku,
Dalam teori ini perilaku pemimpin merupakan hal yang dapat dipelajari. Seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan meraih keefektifan
dalam memimpin. Dalam teori ini fokus perhatiannya yakni : fungsi kepemimpinan, dan gaya kepemimpinan
3. Teori situasional, Merupakan suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan
bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya, dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu.
Fiedler dalam Robbins 2008:58 mengembangkan teori model kepemimpinan kontijensi Fiedler yang menyatakan bahwa kinerja kelompok yang
efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya pemimpin dan sejauh mana situasi tersebut memberikan kendali kepada pemimpin tersebut. Fiedler meyakini bahwa
salah satu faktor utama bagi kepemimpinan yang berhasil adalah gaya kepemimpinan dasar seorang individu. Fiedler mengidentifikasi faktor-faktor
situasional kunci yang menentukan efektifitas kepemimpinan, faktor-faktor tersebut yakni :
1. Hubungan pemimpin-anggota : tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan
rasa hormat para anggota terhadap pemimpin mereka. 2.
Struktur tugas : tingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diproseduralkan terstruktur atau tidak terstruktur.
3. Kekuatan posisi : tingkat pengaruh yang dimiliki oleh seorang
pemimpin atas variabel-variabel kuasa seperti perekrutan, pemecatan, pendisiplinan, promosi, dan kenaikan gaji.
2.2.1.3 Kriteria Seorang Pemimpin
Dalam hal menjadi seorang pemimpin haruslah memiliki karakter yang dapat membangun jiwa seseorang agar dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Keberhasilan seorang pemimpin dipengaruhi oleh sifat atau karakter, dan kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin, dan oleh sebab itu seseorang dirasa
layak untuk dijadikan seorang pemimpin, adapun kriteria seorang pemimpin menurut Covey dalam Wirjana dan Supardo 2006:31 antara lain :
1. Penunjuk jalan
Esensi dan kekuatan peran sebagai “penunjuk jalan” adalah dimilikinya visi dan misi yang kuat. Penunjukkan jalan tersebut akan berurusan dengan masa
depan. Hal tersebut akan semakin membuat kultur semangat untuk menggapai tujuan yang besar. Tujuan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat dan
kepentingan stakeholders . Dengan demikian “penunjuk jalan” menghubungkan