Karakteristik Pelayanan Umum Konsep Pelayanan Prima

30 Operasionalisasi Pelayanan Prima kepentingan masyarakat luas. Untuk keperluan penilaian ini proses pengembangan setiap bentuk palayanan harus diawali dengan perumusan visi dan misi yang tepat. Sebuah pelayanan tidak akan pernah menjadi pelayanan prima jika tidak akuntabel, yaitu terbuka dan bertanggung jawab.

4. Gerakan Mutu

Gerakan perbaikan mutu manajemen terkenal dengan pendekatan “Total Quality Manajemen” TQM merupakan terobosan besar dalam perkembangan ilmu manajemen diakhir abad 20. Gerakan ini telah terbukti efektif diseluruh dunia dalam meningkatkan mutu manajemen organisasi, termasuk tentunya mutu pelayanan. Teknik-teknik TQM banyak digunakan dalam operasionalisasi pelayanan prima. TQM telah berhasil mengenalkan kepada kita budaya mutu, yaitu perbaikan terus-menerus terhadap mutu manusia, proses, barang, dan lingkungan organisasi. Khusus untuk manajemen pelayanan, tersedia varian dari TQM yang disebut dengan “Total Quality Service” TQS. Varian ini mengenalkan kita kepada budaya pelayanan, yang bertitik tolak pada norma-norma: a. Fokus kepada pelanggan : mengenal pelanggan, mengetahui kebutuhannya, mengembangkan proses pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Modul Diklatpim Tingkat IV 31 b. Melibatkan semua orang : mutu pelayanan adalah tanggung jawab semua warga organisasi. Pemimpin harus mendorong dan mendukung perbaikan oleh siapa saja. Warga organisasi perlu diberi kemerdekaan untuk memperbaiki mutu pelayanan, kapan saja. c. Memenuhi standar : menyusun standar pelayanan, mengukur penyimpangan, dan memperbaiki kekurangan. d. Perbaikan berkesinambungan : mempercepat siklus pekerjaan, menerima umpan balik, dan mengantisipasi perkembangan kebutuhan pelanggan. Metodologi TQS dan TQM yang bersifat lebih generik, sangat populer diseluruh dunia karena terbukti berhasil mengangkat mutu pelayanan. Satu hal yang paling dihargai dari metodologi ini adalah kemampuannya untuk mengungkit pengembangan sumber daya manusia. Bentuk-bentuk pelayanan prima yang tergolong kelas dunia sebagian besar dikembangkan dengan metodologi TQM.

5. Karakteristik Pelayanan Umum

Keputusan MENPAN No. 63 tahun 2003 memuat pedoman dasar bagi tata laksana pelayanan publik oleh lembaga pemerintah kepada masyarakat. Semua pelayanan publik diharapkan dapat memenuhi aspek-aspek sebagai berikut: 32 Operasionalisasi Pelayanan Prima Kesederhanaan: pelayanan publik harus mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. Kejelasan: dalam hal prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, unit dan pejabat yang bertanggung jawab, hak dan kewajiban petugas maupun pelanggan, dan pejabat yang menangani keluhan. Kepastian Waktu: yaitu bahwa pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Akurasi: bahwa produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. Keamanan: bahwa proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Tanggung Jawab: bahwa pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk dapat dan harus bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan publik. Kelengkapan sarana dan prasarana: yaitu ketersediaan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai, termasuk pula penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika. Kemudahan Akses: dalam hal ini tempat dan lokasi serta sarana pelayanan harus memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika. Kedisiplinan: kesopanan dan keramahan dimana pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. Modul Diklatpim Tingkat IV 33 Kenyamanan: lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, rapi, bersih, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan lainnya seperti toilet, tempat parkir, tempat ibadah, dan lain-lain. Pelayanan yang kita kembangkan secara berkala harus diaudit agar kandungan sepuluh unsur ini dapat terukur. Hasil audit kemudian disampaikan secara terbuka kepada masyarakat sebagai salah satu bukti akuntabilitas dari pelayanan kita.

6. Wawasan Kesisteman