Akuntabilitas Publik Gerakan Mutu

28 Operasionalisasi Pelayanan Prima i. Desentralisasi : menghapus hirarki dalam pelayanan, dan menggalang partisipasi masyarakat dalam semua kegiatan pelayanan umum. j. Menciptakan pasar : menumbuhkan wirausaha dan wiraswasta dikalangan masyarakat luas. Pelayanan publik yang sudah mampu menerapkan Regom meskipun baru satu atau dua ciri saja terbukti mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat yang dilayaninya. Sebagai contoh: penghapusan monopoli dalam perniagaan berbagai komoditi, peningkatan kebebasan berpendapat, penerbitan ijin siaran bagi beberapa stasiun TV baru, otonomi daerah, desentralisasi, dll. Gerakan Regom telah memberikan warna yang sangat kuat dalam arah perkembangan pelayanan prima. Paling tidak, gerakan ini memicu lahirnya berbagai jenis layanan baru, seperti peraturan perundangan yang semakin memberdayakan masyarakat dalam mengurus persoalannya sendiri. Jenis-jenis layanan lainnya juga banyak yang mengalami penataan ulang secara teknis, atau mengalami pembaharuan filosofi. Sebagai contoh: tata niaga kayu, tata cara pengelolaan sumber pendapatan negara, dll.

3. Akuntabilitas Publik

Sejak dimulainya Gerakan Reformasi Nasional pada tahun 1998, pemerintah mengalami banyak tekanan untuk segera Modul Diklatpim Tingkat IV 29 berbenah diri, khususnya dibidang ekonomi, politik, dan administrasi pemerintah. Sosok pengelolaan pemerintah yang kita lihat saat ini adalah suatu fase transisi, menuju bentuknya yang lebih akuntabel. Pemerintah dinilai akuntabel apabila sanggup memberikan pelayanan publik yang bersifat terbuka, dan bertanggung jawab. Pelayanan publik yang bersifat terbuka paling tidak harus dapat menunjukkan ciri-ciri: a. Penyelenggaraannya tidak dimonopoli oleh pemerintah sendiri, melainkan mengundang peran serta masyarakat melalui penyertaan modal, privatisasi, kontrak kerja, dan lain-lain cara semacamnya. b. Pemanfaatannya oleh masyarakat ditawarkan melalui mekanisme pasar . c. Keputusan politik yang melandasi lahirnya setiap bentuk pelayanan diambil berdasarkan hasil konsensus bersama masyarakat. d. Membuka pintu pengawasan oleh masyarakat khususnya mengenai penggunaan sumber daya dan tingkat kinerjanya. Sebuah pelayanan publik dinilai bertanggung jawab apabila dilandasi dengan tata nilai yang jelas-jelas membela 30 Operasionalisasi Pelayanan Prima kepentingan masyarakat luas. Untuk keperluan penilaian ini proses pengembangan setiap bentuk palayanan harus diawali dengan perumusan visi dan misi yang tepat. Sebuah pelayanan tidak akan pernah menjadi pelayanan prima jika tidak akuntabel, yaitu terbuka dan bertanggung jawab.

4. Gerakan Mutu

Gerakan perbaikan mutu manajemen terkenal dengan pendekatan “Total Quality Manajemen” TQM merupakan terobosan besar dalam perkembangan ilmu manajemen diakhir abad 20. Gerakan ini telah terbukti efektif diseluruh dunia dalam meningkatkan mutu manajemen organisasi, termasuk tentunya mutu pelayanan. Teknik-teknik TQM banyak digunakan dalam operasionalisasi pelayanan prima. TQM telah berhasil mengenalkan kepada kita budaya mutu, yaitu perbaikan terus-menerus terhadap mutu manusia, proses, barang, dan lingkungan organisasi. Khusus untuk manajemen pelayanan, tersedia varian dari TQM yang disebut dengan “Total Quality Service” TQS. Varian ini mengenalkan kita kepada budaya pelayanan, yang bertitik tolak pada norma-norma: a. Fokus kepada pelanggan : mengenal pelanggan, mengetahui kebutuhannya, mengembangkan proses pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Modul Diklatpim Tingkat IV 31 b. Melibatkan semua orang : mutu pelayanan adalah tanggung jawab semua warga organisasi. Pemimpin harus mendorong dan mendukung perbaikan oleh siapa saja. Warga organisasi perlu diberi kemerdekaan untuk memperbaiki mutu pelayanan, kapan saja. c. Memenuhi standar : menyusun standar pelayanan, mengukur penyimpangan, dan memperbaiki kekurangan. d. Perbaikan berkesinambungan : mempercepat siklus pekerjaan, menerima umpan balik, dan mengantisipasi perkembangan kebutuhan pelanggan. Metodologi TQS dan TQM yang bersifat lebih generik, sangat populer diseluruh dunia karena terbukti berhasil mengangkat mutu pelayanan. Satu hal yang paling dihargai dari metodologi ini adalah kemampuannya untuk mengungkit pengembangan sumber daya manusia. Bentuk-bentuk pelayanan prima yang tergolong kelas dunia sebagian besar dikembangkan dengan metodologi TQM.

5. Karakteristik Pelayanan Umum