Deskripsi Singkat Hasil Belajar Indikator Hasil Belajar Manfaat Rangkuman

2 Operasionalisasi Pelayanan Prima pengkajian menyeluruh terhadap sistem pelayanan masyarakat. Di mata masyarakat pelayanan oleh pemerintah dirasakan berbelit-belit, semena-mena, kaku, mahal, mengada-ada, lama, pilih kasih, korup, kurang efisien, kurang demokratis, kurang terbuka, dan tidak bertanggung jawab. Pengkajian dari pihak pemerintah awalnya menghasilkan pandangan yang masih bercirikan birokratik. Namun dengan semakin kuatnya paksaan dari masyarakat, pemerintah mulai mau belajar mendengarkan, dan belajar memahami aspirasi mereka. Saat ini, pemerintah sungguh menyadari bahwa tujuan akhir dari pelayanan adalah mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang berdaya untuk mengurusi semua persoalan mereka sendiri. Agar dapat mencapai tujuan ini, pemerintah melakukan berbagai tindakan yang perlu seperti meningkatkan debirokratisasi, kewirausahaan, transparansi, akuntabilitas, dan pemberantasan korupsi. Pemerintah menunjukkan sikap yang sangat serius untuk memperbaiki pelayanannya kepada masyarakat. Pada tahun 1998, Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan Menko Wasbang menerbitkan Surat Edaran SE No 561998 bagi seluruh kementerian agar mulai menerapkan Pelayanan Prima di lingkungannya masing-masing. Surat Edaran ini kemudian dilanjutkan dengan SE Menko Wasbang No 1451999 yang berisi rincian jenis-jenis pelayanan masyarakat yang dan harus segera diterapkannya Pelayanan Prima di lingkungan pemerintah daerah. Selanjutnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara pada tahun 2003 mengeluarkan Kep. MENPAN No. 63KEPM.PAN72003 tentang Pedoman Modul Diklatpim Tingkat IV 3 Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik sebagai pengganti Kep. MENPAN No 81 tahun 1993, kemudian tahun 2004 Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mengeluarkan KepMENPAN No 25KEPM.PAN22004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, diikuti dengan Kep MENPAN No.26KEP.PAN22004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan tahun 2005 terbit Surat Edaran MENPAN N0 152005 tentang Peningkatan Investasi Pengawasan dalam Upaya Perbaikan Pelayanan Publik.

B. Deskripsi Singkat

Mata pelajaran ini membahas pengertian, konsep, prinsip pelayanan prima, jenis-jenis pelayanan dan teknik aplikasi pelayanan prima.

C. Hasil Belajar

Setelah membaca modul Operasionalisasi Pelayanan Prima ini peserta mampu memahami, menjelaskan dan menerapkan prinsip dan jenis pelayanan prima serta aplikasinya dalam pelaksanaan tugas.

D. Indikator Hasil Belajar

Indikator-indikator hasil belajar adalah: Peserta mampu memahami dan menjelaskan prinsip pelayanan prima 4 Operasionalisasi Pelayanan Prima Peserta mampu memahami dan menjelaskan konsep pelayanan prima Peserta mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis pelayanan prima Peserta mampu memahami dan menjelaskan teknis aplikasi pelayanan. E. Materi Pokok Materi pokok yang dibahas dalam modul operasionalisasi pelayanan prima adalah: 1. pengertian, prinsip dan konsep pelayanan prima; 2. jenis-jenis pelayanan; 3. teknik aplikasi pelayanan prima.

F. Manfaat

Berbekal hasil belajar pada modul Operasionalisasi Pelayanan Prima, peserta diharapkan mampu menerapkan konsep, prinsip pelayanan prima guna peningkatan kinerja instansinya. 5 BAB II PENGERTIAN, PRINSIP DAN KONSEP PELAYANAN PRIMA

A. Pengertian

Meskipun titik berat dari muatan buku ini mengarah pada teknik operasionalisasi namun sidang pembaca tetap perlu meletakkan wawasan dan pengetahuannya pada kerangka pikir dan gambaran yang menyeluruh tentang Pelayanan Prima. Teknik operasionalisasi sebenarnya merupakan penjabaran praktis dari pengertian, prinsip, dan konsep tentang Pelayanan Prima. Pembahasan tentang Pelayanan Prima dalam buku ini menggunakan berbagai istilah dengan batasan pengertian yang selama ini sudah dipakai secara luas di kalangan pemerintahan. Istilah-istilah ini mencakup pelayanan, pelanggan, layanan, pelayanan publik, pelayanan prima, standar pelayanan, dan janji pelayanan. Kita semua diharapkan dapat menyepakati batasan pengertian ini, sehingga dapat mengurangi gejala-gejala salah pengertian ketika membicarakan Pelayanan Prima dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampu memahami dan menjelaskan pengertian, prinsip dan konsep pelayanan prima 6 Operasionalisasi Pelayanan Prima

1. Pelayanan

Kita semua tentu pernah dilayani. Misalnya di sebuah restoran kita dilayani untuk menikmati hidangan makan malam. Di SPBU kita dilayani untuk mendapatkan bahan bakar bagi kendaraan kita. Dengan menelpon 108 kita dapat mengetahui alamat sebuah rumah sakit. Di lobi stasiun Gambir kita merasa sangat mudah memilih rangkaian KA untuk jurusan Yogyakarta, karena jadwal perjalanan dan tarifnya disajikan secara mudah dan jelas. Latihan. Dapatkah anda menambahkan contoh-contoh kegiatan dilayani oleh teman sejawat sendiri? Kita semua juga pernah melayani. Misalnya, suatu saat kita sibuk menyiapkan minuman untuk seorang sahabat yang sedang bertandang ke rumah. Bulan lalu kita sibuk menyiapkan laporan keuangan triwulan 1. Kita telah menghabiskan waktu hampir satu minggu untuk memeriksa kelengkapan surat-surat lamaran dari para calon pegawai baru. Kemarin kita sudah mengganti sepatu rem dari mobil dinas Pak Direktur. Latihan Dapatkah anda menambahkan contoh-contoh kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh unit anda? Modul Diklatpim Tingkat IV 7 Dari contoh-contoh di atas jelas terlihat bahwa pada setiap kegiatan pelayanan selalu terjadi tindakan atau upaya dari pihak yang melayani untuk memenuhi kebutuhan dari pihak yang dilayani. Dengan demikian, kita berani menyatakan: Pelayanan adalah upaya untuk membantu menyiapkan, menyediakan, atau mengurus keperluan orang lain.

2. Layanan

Ketika berlangsung kegiatan pelayanan, ada “sesuatu” yang disampaikan, disajikan, atau dilakukan oleh pihak yang melayani kepada pihak yang dilayani. “Sesuatu” ini disebut layanan. Layanan dapat berbentuk barang. Misalnya, di SPBU kita menerima layanan berupa bahan bakar. Di loket stasiun KA kita menerima tiket. Di kantor polisi kita menerima STNK atau SIM. Selain berupa barang-barang yang nyata tangible, layanan juga dapat berupa barang yang tak nyata “intangible”, seperti informasi. Misalnya, dari Tourist Information Center kita menerima keterangan tentang museum yang ada di Jakarta. Dari seorang sekretaris kita dapat mengetahui kapan Pak Direktur dapat kita temui. Kita dapat memilih hidangan dan daftar menu yang disajikan oleh pelayan restoran. 8 Operasionalisasi Pelayanan Prima Layanan juga dapat berupa jasa, yaitu apabila pihak yang melayani perlu menggunakan keahlian atau ketrampilan tertentu agar dapat mengurus keperluan dari pihak yang dilayani. Sebagai contoh, layanan-layanan yang diberikan oleh seorang teknisi, dosen, pengemudi, konsultan, pelawak, penyiar radio, jaringan telepon, dll. Latihan Jenis layanan apa saja yang dapat anda manfaatkan pada sebuah kantor pos? Barang nyata, tidak nyata atau jasa? 3. Pelanggan Pihak-pihak yang dilayani di dalam kegiatan pelayanan disebut pelanggan. Dalam pembahasan mengenai pelayanan prima pelanggan selalu merupakan topik utama. Hampir semua dimensi dalam pengembangan pelayanan selalu dipicu oleh kebutuhan pelanggan, dan ditujukan demi mewujudkan kepuasan pelanggan. Agar kita dapat memberikan pelayanan yang sungguh memuaskan, maka langkah pertama tentunya adalah mengenal karakteristik pelanggan. Kecerdikan dan ketepatan dalam mengenal karakteristik pelanggan merupakan prasyarat agar dapat menyusun sebuah sistem pelayanan yang bermutu tinggi. Kekeliruan dan kenaifan dalam mengenal karakterisitik pelanggan pasti akan berakhir dengan sebuah sistem pelayanan yang bermutu rendah. Modul Diklatpim Tingkat IV 9 Berbagai teknik telah dikembangkan untuk mengenal pelanggan. Salah satu teknik yang dapat memberikan hasil cukup memadai adalah teknik penggolongan. Individu- individu pelanggan dari golongan tertentu dianggap memiliki beberapa kesamaan, sehingga akan lebih mudah bagi kita untuk mempersiapkan sistem pelayanan yang sekiranya dapat memuaskan mereka. Biasanya, kesamaan mereka erat berkaitan dengan kebutuhan, harapan, pola nalar, ukuran kepuasan, dan perilaku. Menurut status keterlibatannya dengan lembaga yang melayani dapat dibedakan adanya 2 golongan pelanggan: a. Pelanggan eksternal: semua pelanggan yang berasal dari luar organisasi kita, bukan warga organisasi kita. Latihan: Dapatkah anda menyebutkan pelanggan-pelanggan eksternal dari organisasi sendiri? b. Pelanggan internal: yaitu para karyawan atau unit-unit lain di dalam organisasi kita yang memperoleh pelayanan dari unit kita. 10 Operasionalisasi Pelayanan Prima Latihan: Dapatkah anda menyebutkan pelanggan-pelanggan internal dan unit anda sendiri? Selain klasifikasi seperti di atas, pelanggan juga dapat digolongkan menurut status keterlibatannya dalam transaksi pelayanan. Sebagai contoh, pelanggan bagi rumah sakit tentunya adalah para pasien yang datang berkunjung atau sedang dalam perawatannya. Tetapi perlu diingat bahwa para pasien ini memiliki keluarga yang mengantar atau menjenguknya. Suatu hal yang unik dalam pelayanan rumah sakit, para keluarga pasien ini sering memiliki kekuatan pengambilan keputusan yang lebih menentukan dari pada para pasien sendiri dalam memanfaatkan pelayanan rumah sakit. Misalnya: menentukan kelas perawatan, memilih dokter, memberi persetujuan terhadap tindakan-tindakan medis, membeli obat, dll. Sehingga banyak manajemen rumah sakit memperlakukan keluarga pasien sebagai pelanggan yang lebih penting dari pada pasiennya sendiri. Sebagai akibatnya, sistem pelayanan bagi keluarga pasien mengalami pengembangan yang lebih pesat. Dalam situasi semacam ini, kita perlu tegas membedakan pelanggan menurut penggolongan seperti berikut: 1 Pelanggan langsung : pelanggan yang secara langsung menerima layanan dari organisasi kita. Modul Diklatpim Tingkat IV 11 2 Pelanggan tak langsung: pihak-pihak yang tidak langsung menerima layanan langsung dari organisasi kita, tetapi ikut menerima dampak dari pelayanan kita, dan memiliki pengaruh yang menentukan terhadap kelangsungan hidup pelayanan oleh organisasi kita. Latihan: Apakah unit anda memiliki pelalanggan tak langsung yang cukup berpengaruh? coba diungkapkan

4. Pelayanan Publik

Pelayanan oleh lembaga-lembaga pemerintah kepada masyarakat disebut dengan berbagai istilah, seperti pelayanan masyarakat, pelayanan umum, atau pelayanan publik. Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No:63KepM.PAN72003 yang dimaksud pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang di laksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hakekat dari pelayanan publik adalah pemberian pemenuhan pelayanan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban pemerintah sebagai abdi masyarakat LAN RI ; 2004 . 12 Operasionalisasi Pelayanan Prima Pelayanan publik memiliki ciri-ciri yang sama dengan pelayanan oleh dunia usaha antara lain: • Berusaha memenuhi harapan pelanggan, dan merebut kepercayaannya; • Kepercayaan pelanggan adalah jaminan atas kelangsungan hidup organisasi. Selain memiliki kesamaan, pelayanan publik memiliki ciri- ciri khusus yang membedakannya dari pelayanan oleh swasta, yaitu: a. Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa, dan barang tak nyata . Sebagai contoh: perijinan, sertifikat, jaringan komunikasi, informasi, peraturan, keamanan, ketertiban, kebersihan, transportasi, infrastruktur, kredit lapangan kerja, santunan, dll. b. Selalu terkait dengan pelayanan lain, dan membentuk sebuah jalinan sebuah sistem pelayanan yang berskala regional, atau bahkan nasional. Pelayanan bis kota akan bergabung dengan pelayanan-pelayanan mikrolet, bajaj, taksi, dan kereta api untuk membentuk sistem pelayanan angkutan umum di Jakarta. Peta semacam ini menuntut manajer pelayanan untuk mampu berpikir dan bertindak koordinatif menurut kaidah-kaidah kesisteman dalam mengelola sistem pelayanannya. Modul Diklatpim Tingkat IV 13 Latihan: Bagaimanakah dengan pelayanan di lembaga anda? Terkait dengan sistem pelayanan apa? Berapa besar skalanya? c. Pelanggan internal cukup menonjol , sebagai akibat dan tatanan organisasi pemerintah yang cenderung birokratis. Dalam dunia pelayanan berlaku prinsip utamakan pelanggan eksternal lebih dari pelanggan internal. Namun peta situasi nyata dalam hal hubungan antar lembaga pemerintahan sering memojokkan petugas pelayanan agar mendahulukan pelanggan internal. Sebagai contoh: pelayanan rumah sakit sering terganggu karena adanya hubungan yang birokratis dengan PT. Asuransi Kesehatan. Inilah tantangan nyata bagi para manajer pelayanan di kalangan lembaga-lembaga pemerintah, menemukan keseimbangan yang optimum antara pelanggan eksternal dan internal. Latihan: Bagaimana dengan situasi pelayanan oleh lembaga anda? Adakah unit-unit lain yang menghambat pelayanan anda? 14 Operasionalisasi Pelayanan Prima d. Efisiensi dan efektivitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu pelayanan . Semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat, semakin percaya masyarakat kepada pemerintah, dan akan semakin tinggi peran serta masyarakat dalam kegiatan pelayanan. Hal ini akan menyebabkan kontribusi dana dan tenaga dari masyarakat menjadi semakin besar, dan daya ungkit pelayanan terhadap perbaikan taraf hidup masyarakat akan semakin nyata. Latihan: Dapatkah anda menemukan contoh konstribusi masyarakat dalam meningkatkan pelayanan oleh pemerintah? e. Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai pelanggan tak langsung, yang sangat berpengaruh pada upaya-upaya pengembangan pelayanan. Desakan untuk memperbaiki pelayanan polisi bukan dilakukan oleh hanya pelanggan mereka yang pernah mengalami gangguan keamanan, tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat. f. Tujuan akhir adalah menciptakan tatanan kehidupan masyarakat yang berdaya untuk mengurus persoalannya sendiri. Modul Diklatpim Tingkat IV 15 Latihan: Bagaimana komentar anda tentang Jaring Pengamanan Sosial? Bagaimana dengan dana kompensasi sebagai hasil pengurangan subsidi BBM?

5. Pelayanan Prima

Kata prima memiliki arti harfiah “yang terbaik”. Pelayanan prima diartikan sebagai pelayanan yang terbaik, yang dapat diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Ukuran ” terbaik” ini sangat relative, dan biasanya dikaitkan dengan Standar Pelayanan Prima SPP. Sebagai patokan, pelayanan prima dibedakan atas 3 tingkatan: a. Pelayanan yang dianggap Terbaik oleh lembaga- lembaga pemerintah yang belum memiliki SPP. Lembaga semacam ini memiliki kewajiban untuk segera menyusun SPP. b. Pelayanan yang sesuai dengan SPP, bagi lembaga pemerintah yang sudah memiliki SPP. c. Pelayanan terobosan yang mampu melebihi persyaratan SPP , bagi lembaga pemerintah yang selama ini tingkat pelayanannya sudah secara rutin dapat memenuhi SPP mereka. Lembaga semacam ini wajib memperbaharui SPP untuk menampung upaya terobosan- terobosan yang sudah mulai dilakukan. 16 Operasionalisasi Pelayanan Prima Batasan pengertian di atas adalah sisi kacamata pemerintah sebagai penyedia layanan publik. Namun masyarakat memiliki ukurannya sendiri. Sebuah pelayanan dikatakan terbaik apabila paling tidak dapat memenuhi rasa kepuasan mereka. Kepuasan tercapai jika layanan yang nyata-nyata mereka terima dapat melebihi apa yang mereka harapkan. Kedua ukuran ini dapat saling memberikan negasi. Sebuah pelayanan yang sudah dinyatakan terbaik oleh pemerintah dapat saja tetap tidak memuaskan pelanggan, karena pemerintah tidak mengenal harapan masyarakatnya. Sebagai contoh: pembatasan konsumsi BBM oleh pemerintah, atau pajak ekspor CPO. Atau sebaliknya, sebuah pelayanan sudah dapat memenuhi harapan pelanggan tetapi sebenarnya pemerintah masih dapat berbuat yang lebih baik lagi karena memiliki pengetahuan, teknologi, dan sarana yang lebih canggih. Sebagai contoh: program Pemberian Makanan Tambahan bagi siswa SD. Dengan demikian, kedua macam ukuran tersebut harus dapat dipadukan: pelayanan prima diartikan sebagai pelayanan terbaik oleh pemerintah dan dapat memuaskan harapan masyarakat .

6. Janji Pelayanan

Dalam rangka memberikan kepastian pelayanan kepada para pelanggannya, beberapa organisasi berani menyatakan janji pelayanan. Janji ini berupa sebuah pernyataan yang eksplisit mengenai spesifikasi layanan yang pasti diperoleh oleh para pelanggannya, dan janji mengenai apa yang akan dilakukan Modul Diklatpim Tingkat IV 17 organisasi jika spesifikasi tersebut ternyata tidak dapat dipenuhi. Sebagai contoh: untuk setiap menit keterlambatan pesawat, uang anda akan kami kembalikan sebesar seribu rupiah. Latihan: Apakah anda pernah menerima janji-janji pelayanan? Dapatkah terpenuhi?

7. Standar Pelayanan

Standar pelayanan berbentuk suatu dokumentasi berisi rincian teknis dari sebuah pelayanan. Rincian yang biasanya tercantum dalam dokumen ini mencakup pernyataan visi dan misi pelayanan, prosedur pelayanan, dana alur pelangan, ketentuan tarif, prasyarat pelayanan, klasifikasi pelanggan, jenis layanan, jaminan mutu dan janji pelayanan. Manfaat standar pelayanan ada dua. Pertama, merupakan jaminan mutu bagi para pelanggan. Dari standar pelayanan ini pelanggan dapat mengetahui apa saja yang dapat diharapkan dari sebuah pelayanan. Pelanggan setiap kali dapat menggugat lembaga pelayanan jika ternyata apa yang mereka peroleh kurang dari yang dicantumkan dalam standar pelayanan. Kedua, merupakan ukuran baku mutu yang harus ditampilkan oleh para petugas pelayanan. 18 Operasionalisasi Pelayanan Prima

8. Mutu Pelayanan

Kata “mutu” mengacu pada tingkatan baik tidaknya, atau berharga tidaknya sesuatu. Oleh karena itu, kata “mutu pelayanan” mengacu pada tingkatan baik tidaknya sebuah pelayanan. Namun ukuran bagi baik tidaknya sebuah pelayanan tidak mudah untuk disepakati, karena setiap jenis pelayanan memiliki ciri-ciri khas masing-masing, berkembang untuk memenuhi kebutuhan yang khusus, dan digunakan dalam lingkungan pelayanan yang saling berbeda. Sampai saat ini telah ditawarkan berbagai ukuran bagi mutu pelayanan, dengan titik pusat penilaian yang saling berbeda, dan cara pengukuran yang beraneka ragam pula. Namun demikian, terdapat beberapa kesamaan ukuran mutu pelayanan yang sering dijumpai di berbagai bidang kajian, yaitu: 1 Proses pelayanan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan yang standar. 2 Petugas pelayanan memiliki kompetensi yang perlukan. 3 Pelaksanaan pelayanan didukung teknologi, sarana, dan prasarana yang memadai. 4 Pelayanan dilaksanakan dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan kode etik. 5 Pelaksanaan layanan dapat memuaskan pelanggan. 6 Pelaksaan pelayanan dapat memuaskan petugas pelayanan. Modul Diklatpim Tingkat IV 19 7 Pelaksanaan pelayanan mendatangkan keuntungan bagi lembaga penyedia pelayanan. Latihan: Bagaimana dengan mutu pelayanan anda? berapa macam ukuran yang biasanya anda gunakan?

B. Prinsip Pelayanan Prima

Bentuk-bentuk pelayanan oleh pemerintah kepada masyarakat berjumlah ribuan dan secara teknis berbeda satu sama lainnya. Dari sekian ribu ini yang sudah dapat dinilai sebagai pelayanan prima masih belum banyak. Sebuah pelayanan dinilai sebagai pelayanan prima jika desain dan prosedurnya mematuhi beberapa prinsip, yaitu mengutamakan pelanggan, merupakan sistem yang efektif, melayani dengan hati nurani, melakukan perbaikan yang berkelanjutan, dan memberdayakan pelanggan.

1. Mengutamakan Pelanggan

Pelanggan pada dasarnya adalah pemilik dari pelayanan kita. Tanpa pelanggan tidak akan pernah ada pelayanan. Mereka memiliki kekuatan untuk menghentikan atau terus menghidupkan pelayanan kita. Mengutamakan pelanggan secara praktis diartikan sebagai berikut: 20 Operasionalisasi Pelayanan Prima a. Prosedur pelayanan harus disusun demi kemudahan dan kenyamanan pelanggan , bukan untuk memperlancar pekerjaan kita sendiri. Mengapa orang harus melewati beberapa loket untuk mendapatkan SIM? mengapa harus ada loket yang terpisah-pisah untuk pendaftaran pasien, kasir, laboratorium, apotek, dan kamar periksa dokter? Hal-hal semacam ini terjadi mungkin karena kita memang masih belum cakap dalam menggalang koordinasi dan integrasi dengan teman-teman sekerja, dan pelanggan yang ternyata harus menanggung akibatnya. b. Jika pelayanan kita memiliki pelanggan eksternal dan pelanggan internal, maka harus ada prosedur yang berbeda, dan terpisah untuk keduanya. Pelayanan bagi pelanggan eksternal harus lebih diutamakan dari pada untuk pelanggan internal. c. Jika pelayanan kita juga memiliki pelanggan tak langsung, selain pelanggan langsung, maka harus dipersiapkan jenis-jenis layanan yang sesuai untuk keduanya. Pelayanan bagi pelanggan tak langsung perlu lebih diutamakan dari pada untuk pelanggan langsung. Latihan: Bagaimana dengan pelayanan oleh unit anda sendiri? Sudah mengutamakan pelanggan? Modul Diklatpim Tingkat IV 21

2. Sistem yang Efektif

Sebuah proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah sistem yang nyata “hard system”, yaitu tatanan yang memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai unit dalam organisasi kita. Perpaduan ini harus terlihat sebagai sebuah proses pelayanan yang berlangsung dengan tertib dan lancar di mata para pelanggan. Jika perpaduan ini sungguh baik, pelanggan bahkan tidak pernah merasakan bahwa mereka sebenarnya telah berhadapan dengan beberapa unit yang berbeda. Dari segi desain pengembangannya, setiap pelayanan selayaknya memiliki prosedur yang memungkinkan perpaduan hasil kerja ini dapat mencapai batas maksimum. Pelayanan juga harus dilihat sebagai sebuah sistem yang ” halus” soft system yaitu sebuah tatanan yang mempertemukan manusia satu dengan yang lain. Pertemuan semacam ini tentu melibatkan sentuhan-sentuhan emosi, perasaan, harapan, keinginan, harga diri, penilaian, sikap, dan perilaku. Agar kita berhasil merebut hati pelanggan, maka proses pelayanan sebagai ”soft system” ini harus berjalan efektif, artinya mengungkit munculnya kebanggaan pada diri petugas dan membentuk citra positif dimata pelanggan . Sebagai ”soft system”, desain pelayanan memiliki kekuatan sistemik untuk ”membentuk” pola perilaku baik pada petugas pelayanan, maupun pada pelanggan. Jika ternyata muncul perilaku-perilaku yang kurang menguntungkan selama 22 Operasionalisasi Pelayanan Prima berlangsung proses pelayanan, baik itu pihak petugas maupun di pihak pelanggan, sebaiknya dikoreksi lewat perbaikan desain sistemnya terlebih dahulu. Jangan terburu- buru menyalahkan manusia, kemungkinan besar yang salah adalah justru tatanannya. Orang cenderung menunjukkan pola perilaku yang sama jika berada pada satu tatanan yang sama.

3. Melayani Dengan Hati Nurani

Sebaik apapun desain dan prosedur sebuah pelayanan, akhirnya tetap para petugas pelayanan yang harus berhadapan muka secara langsung dengan para pelanggan. Saat-saat terjadinya transaksi antar manusia seperti ini sangat berharga. Penilaian pelanggan terhadap mutu sebuah layanan sebagian besar terjadi ketika mereka bertemu muka langsung dengan petugas pelayan. Meskipun sarana dan prasarana pelayanan sering dijadikan ukuran mutu oleh para pelanggan, namun ukuran utama penilaian tetap sikap dan perilaku pelayanan yang ditampilkan oleh para petugas. Sikap dan perilaku yang baik oleh petugas sering dapat menutupi kekurangan dalam hal sarana dan prasarana. Dalam transaksi tatap muka dengan pelanggan, yang utama adalah keaslian sikap dan perilaku sesuai dengan hati nurani kita. Perilaku yang dibuat-buat, atau berlebihan sangat mudah dikenali oleh pelanggan dan justru dapat memperburuk penilaian mereka. Keaslian perilaku hanya bisa muncul pada pribadi yang sudah matang, pribadi yang sudah menghayati bahwa kebahagiaan hidup hanya dapat diperoleh melalui Modul Diklatpim Tingkat IV 23 pengabdian dan pelayanan. Sebagai “soft system” jika dirancang dengan baik proses pelayanan dapat menjadi wahana belajar yang sangat efektif untuk mempercepat kematangan pribadi. Latihan: Bagaimana dengan pelayanan oleh unit anda sendiri? Dapat memacu kematangan pribadi para petugas pelaksana?

4. Perbaikan Berkelanjutan

Pelanggan pada dasarnya juga belajar mengenali kebutuhan dirinya dari proses pelayanan kita. Semakin baik mutu pelayanan akan menghasilkan pelanggan yang semakin sulit untuk dipuaskan, karena tuntutannya juga semakin tinggi dan kebutuhannya semakin meluas serta beragam. Kita lihat dunia perbankan. Dahulu kita cukup dilayani oleh karyawati sebagai teller. Kemudian bank memperkenalkan kartu ATM. Segera tuntutan kita meningkat, mengapa hanya bisa untuk menarik uang kontan? Mengapa tidak dapat digunakan untuk setor? Bukankah lebih praktis lagi jika juga dapat digunakan sebagai kartu debet langsung ketika belanja, dari pada harus menarik uang kontan dahulu? Bukankah akan lebih bermanfaat jika dapat juga digunakan untuk membayar tagihan listrik? 24 Operasionalisasi Pelayanan Prima Fenomena aksi-reaksi antara mutu layanan dan tuntutan pelanggan semacam ini akan terus bergulir, semakin lama semakin cepat. Fenomena ini telah memacu kita untuk mampu terus menerus meningkatkan mutu pelayanan. Jika ada pejabat Negara yang sudah tidak mau lagi memperbaharui desain pelayanannya berarti sudah tidak mengenal lagi pertumbuhan masyarakat yang dilayaninya. Latihan: Kapan terakhir kali pelayanan pada organisasi anda diperbarui disainnya?

5. Memberdayakan pelanggan

Memberdayakan pelanggan berarti menawarkan jenis-jenis layanan yang dapat digunakan sebagai sumber daya atau perangkat tambahan oleh pelanggan untuk menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari. Sebagai contoh, kredit usaha tani menolong petani untuk dapat terus memperoleh penghidupan dari kegiatan bertani, pembangunan jalan untuk membuka isolasi daerah terpencil, dll. Di sisi lain, cukup banyak layanan pemerintah yang sulit untuk dipahami apakah memang untuk memberdayakan masyarakat hanya untuk memberi pekerjaan kepada para karyawan, atau untuk hal-hal lain yang justru mengorbankan kepentingan orang banyak. Sebagai contoh Kartu Keluarga, Modul Diklatpim Tingkat IV 25 Hansip, SDSB, Ijin Mendirikan Bangunan, monopoli perniagaan, dll. Latihan: Apakah pelayanan oleh organisasi anda dapat sungguh- sungguh memberdayakan pelanggan?

C. Konsep Pelayanan Prima

Sebagai salah satu bidang kajian dalam administrasi publik pelayanan prima tidak tumbuh sendirian, tetapi mengalami pengayaan silang dari berbagai kajian lainnya. Berikut ini disajikan berbagai konsep yang telah mewarnai perkembangan dan ikut serta membentuk sosok pelayanan prima seperti yang kita lihat saat ini.

1. Falsafah Pelayanan

Pengembangan teknik-teknik pengenalan terhadap pelanggan berangkat dari kenyataan bahwa sering kali para pelanggan sendiri mengalami kesulitan untuk menyatakan kebutuhan-kebutuhannya. Ketika ditawari dengan sebuah pelayanan baru, biasanya mereka mulai dengan mencoba- coba dahulu, jika kemudian terbukti adanya nilai tambah bagi harkat hidupnya sebagai manusia mereka bilang itulah pelayanan yang selama ini mereka harapkan, dan terciptalah suatu kebutuhan. Oleh karena itu, pengembangan sistem pelayanan perlu dimulai dengan inisiatif, kreativitas dan 26 Operasionalisasi Pelayanan Prima tanggung jawab untuk menciptakan dinamika kehidupan yang lebih baik lagi bagi para pelanggan. Pelayanan prima harus mencerminkan falsafah prokreasi ini.

2. Gerakan Regom

Sejak tahun 1980, terjadi gerakan besar-besaran untuk menata ulang kiprah lembaga-lembaga pemerintahan dibanyak Negara. Gerakan ini dikenal dengan “Reinventing The Government Regom” . Gerakan yang dipelopori oleh kelompok Negara Persemakmuran ini telah terbukti sangat efektif untuk meningkatkan kinerja lembaga pemerintah. Pemerintah RI juga tidak mau ketinggalan. Gerakan ini sudah ditawarkan secara luas, dan disambut baik oleh beberapa pemerintah daerah provinsi dan kotakabupaten. Pada intinya, gerakan Regom mengajak lembaga pemerintah untuk tumbuh dan berkembang dengan menunjukkan ciri- ciri: a. Katalitik : mengarahkan untuk menumbuhkan pelayanan masyarakat yang mandiri. Pemerintah tidak perlu melakukan sendiri semua jenis pelayanan bagi masyarakat. b. Menjadi milik masyarakat : menjadikan pelayanannya sebagai perangkat dinamika masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan umum. Pemerintah tidak boleh hanya sekedar melayani kebutuhan masyarakat. Modul Diklatpim Tingkat IV 27 c. Kompetitif : menyajikan pelayanan dengan mutu yang terbaik, dan biaya yang terjangkau oleh masyarakat secara luas. d. Mengemban misi : aparatur pemerintah tidak boleh hanya sekedar menyelesaikan tugas pekerjaan. Mereka harus menyadari bahwa kekaryaannya mengemban misi suci untuk memberdayakan masyarakat. e. Mengutamakan hasil akhir : investasi pemerintah harus selektif, hanya khusus bagi kegiatan yang sungguh memiliki daya ungkit tinggi terhadap kemajuan masyarakat. f. Mengutamakan pelanggan : berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas. g. Mendapat keuntungan : berusaha untuk mampu mendapatkan laba dari kegiatan pelayanannya. Pemerintah bukan hanya bisa membelanjakan dana dari masyarakat. h. Melihat ke depan : berusaha untuk mencegah timbulnya masalah-masalah sosial, bukan lagi hanya melakukan upaya pemulihan setelah terjadi masalah dalam masyarakat. 28 Operasionalisasi Pelayanan Prima i. Desentralisasi : menghapus hirarki dalam pelayanan, dan menggalang partisipasi masyarakat dalam semua kegiatan pelayanan umum. j. Menciptakan pasar : menumbuhkan wirausaha dan wiraswasta dikalangan masyarakat luas. Pelayanan publik yang sudah mampu menerapkan Regom meskipun baru satu atau dua ciri saja terbukti mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat yang dilayaninya. Sebagai contoh: penghapusan monopoli dalam perniagaan berbagai komoditi, peningkatan kebebasan berpendapat, penerbitan ijin siaran bagi beberapa stasiun TV baru, otonomi daerah, desentralisasi, dll. Gerakan Regom telah memberikan warna yang sangat kuat dalam arah perkembangan pelayanan prima. Paling tidak, gerakan ini memicu lahirnya berbagai jenis layanan baru, seperti peraturan perundangan yang semakin memberdayakan masyarakat dalam mengurus persoalannya sendiri. Jenis-jenis layanan lainnya juga banyak yang mengalami penataan ulang secara teknis, atau mengalami pembaharuan filosofi. Sebagai contoh: tata niaga kayu, tata cara pengelolaan sumber pendapatan negara, dll.

3. Akuntabilitas Publik

Sejak dimulainya Gerakan Reformasi Nasional pada tahun 1998, pemerintah mengalami banyak tekanan untuk segera Modul Diklatpim Tingkat IV 29 berbenah diri, khususnya dibidang ekonomi, politik, dan administrasi pemerintah. Sosok pengelolaan pemerintah yang kita lihat saat ini adalah suatu fase transisi, menuju bentuknya yang lebih akuntabel. Pemerintah dinilai akuntabel apabila sanggup memberikan pelayanan publik yang bersifat terbuka, dan bertanggung jawab. Pelayanan publik yang bersifat terbuka paling tidak harus dapat menunjukkan ciri-ciri: a. Penyelenggaraannya tidak dimonopoli oleh pemerintah sendiri, melainkan mengundang peran serta masyarakat melalui penyertaan modal, privatisasi, kontrak kerja, dan lain-lain cara semacamnya. b. Pemanfaatannya oleh masyarakat ditawarkan melalui mekanisme pasar . c. Keputusan politik yang melandasi lahirnya setiap bentuk pelayanan diambil berdasarkan hasil konsensus bersama masyarakat. d. Membuka pintu pengawasan oleh masyarakat khususnya mengenai penggunaan sumber daya dan tingkat kinerjanya. Sebuah pelayanan publik dinilai bertanggung jawab apabila dilandasi dengan tata nilai yang jelas-jelas membela 30 Operasionalisasi Pelayanan Prima kepentingan masyarakat luas. Untuk keperluan penilaian ini proses pengembangan setiap bentuk palayanan harus diawali dengan perumusan visi dan misi yang tepat. Sebuah pelayanan tidak akan pernah menjadi pelayanan prima jika tidak akuntabel, yaitu terbuka dan bertanggung jawab.

4. Gerakan Mutu

Gerakan perbaikan mutu manajemen terkenal dengan pendekatan “Total Quality Manajemen” TQM merupakan terobosan besar dalam perkembangan ilmu manajemen diakhir abad 20. Gerakan ini telah terbukti efektif diseluruh dunia dalam meningkatkan mutu manajemen organisasi, termasuk tentunya mutu pelayanan. Teknik-teknik TQM banyak digunakan dalam operasionalisasi pelayanan prima. TQM telah berhasil mengenalkan kepada kita budaya mutu, yaitu perbaikan terus-menerus terhadap mutu manusia, proses, barang, dan lingkungan organisasi. Khusus untuk manajemen pelayanan, tersedia varian dari TQM yang disebut dengan “Total Quality Service” TQS. Varian ini mengenalkan kita kepada budaya pelayanan, yang bertitik tolak pada norma-norma: a. Fokus kepada pelanggan : mengenal pelanggan, mengetahui kebutuhannya, mengembangkan proses pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Modul Diklatpim Tingkat IV 31 b. Melibatkan semua orang : mutu pelayanan adalah tanggung jawab semua warga organisasi. Pemimpin harus mendorong dan mendukung perbaikan oleh siapa saja. Warga organisasi perlu diberi kemerdekaan untuk memperbaiki mutu pelayanan, kapan saja. c. Memenuhi standar : menyusun standar pelayanan, mengukur penyimpangan, dan memperbaiki kekurangan. d. Perbaikan berkesinambungan : mempercepat siklus pekerjaan, menerima umpan balik, dan mengantisipasi perkembangan kebutuhan pelanggan. Metodologi TQS dan TQM yang bersifat lebih generik, sangat populer diseluruh dunia karena terbukti berhasil mengangkat mutu pelayanan. Satu hal yang paling dihargai dari metodologi ini adalah kemampuannya untuk mengungkit pengembangan sumber daya manusia. Bentuk-bentuk pelayanan prima yang tergolong kelas dunia sebagian besar dikembangkan dengan metodologi TQM.

5. Karakteristik Pelayanan Umum

Keputusan MENPAN No. 63 tahun 2003 memuat pedoman dasar bagi tata laksana pelayanan publik oleh lembaga pemerintah kepada masyarakat. Semua pelayanan publik diharapkan dapat memenuhi aspek-aspek sebagai berikut: 32 Operasionalisasi Pelayanan Prima Kesederhanaan: pelayanan publik harus mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. Kejelasan: dalam hal prosedur pelayanan, persyaratan pelayanan, unit dan pejabat yang bertanggung jawab, hak dan kewajiban petugas maupun pelanggan, dan pejabat yang menangani keluhan. Kepastian Waktu: yaitu bahwa pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Akurasi: bahwa produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. Keamanan: bahwa proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Tanggung Jawab: bahwa pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk dapat dan harus bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan publik. Kelengkapan sarana dan prasarana: yaitu ketersediaan sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai, termasuk pula penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika. Kemudahan Akses: dalam hal ini tempat dan lokasi serta sarana pelayanan harus memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan informatika. Kedisiplinan: kesopanan dan keramahan dimana pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. Modul Diklatpim Tingkat IV 33 Kenyamanan: lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, rapi, bersih, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan lainnya seperti toilet, tempat parkir, tempat ibadah, dan lain-lain. Pelayanan yang kita kembangkan secara berkala harus diaudit agar kandungan sepuluh unsur ini dapat terukur. Hasil audit kemudian disampaikan secara terbuka kepada masyarakat sebagai salah satu bukti akuntabilitas dari pelayanan kita.

6. Wawasan Kesisteman

Pada tahun 1990an dunia manajemen mendapat suntikan darah baru berupa munculnya perangkat pikir yang dikenal dengan Wawasan Kesisteman System Thinking. Perangkat ini sangat bermanfaat untuk memecahkan persoalan-persoalan manajemen yang sangat rumit. Persoalan yang seolah-olah tampak seperti lingkaran setan tanpa ujung pangkal, persoalan-persoalan yang saling terkait, namun memiliki hubungan sebab-akibat yang terpisah jauh oleh ruang dan waktu. Wawasan kesisteman telah memacu munculnya pemikiran tentang bentuk organisasi yang sekiranya cocok untuk menghadapi tantangan masa depan, yaitu organisasi yang cakap belajar learning organization. Organisasi semacam ini diyakini mampu terus tumbuh dan berkembang ditengah- 34 Operasionalisasi Pelayanan Prima tangah suasana yang cepat berubah, dan penuh ketidakpastian. Dibidang pelayanan publik, wawasan kesisteman ini sangat bermanfaat, khususnya untuk memahami dampak pelayanan terhadap kesejahteraan rakyat. Banyak layanan publik yang jika dilihat sekilas tampak tidak langsung berhubungan dengan kesejahteraan umum. Namun ternyata jika dikaji dengan wawasan kesisteman akan terlihat kontribusinya yang sangat besar. Sebaliknya, lebih banyak lagi pelayanan publik yang sudah menghabiskan investasi besar-besaran, tetapi sebenarnya kurang dapat mengungkit kemakmuran umum jika disimak dengan wawasan kesisteman. Manfaat lain adalah memudahkan kita untuk menemukan pemecahan masalah pelayanan dengan pendekatan yang tidak konvensional, melainkan dengan lebih inovatif, kreatif dan lebih mendasar.

D. Rangkuman

1. Pelayanan adalah upaya untuk membantu menyiapkan, menyediakan, atau mengurusi keperluan orang lain. Pihak yang dilayani disebut pelanggan. Pihak yang melayani menyampaikan layanan kepada pelanggannya. Bentuk layanan dapat berupa barang nyata, barang tak nyata, atau jasa. Modul Diklatpim Tingkat IV 35 Pelayanan publik adalah pelayanan terbaik yang dapat diberikan pemerintah, dan sesuai dengan harapan masyarakat. Sedangkan pelayanan prima adalah pelayanan publik yang sesuai, atau bahkan dapat melampaui standar pelayanan. Standar pelayanan adalah dokumentasi yang memuat semua rincian teknis dari sebuah pelayanan. Standar ini memuat antara lain janji pelayanan, yaitu spesifikasi layanan yang pasti akan didapatkan oleh pelanggan. Mutu pelayanan memiliki ukuran mutu yang sangat beragam, namun terdapat paling tidak 7 macam ukuran yang sering digunakan secara luas. 2. Pelayanan yang bermutu tinggi mampu mencerminkan prinsip-prinsip pelayanan prima. Prinsip pertama adalah mengutamakan pelanggan. Prinsip ini dicerminkan dengan penyusunan prosedur pelayanan yang lebih mengutamakan kemudahan dan kenyamanan pelanggan dari pada kemudahan petugas pelayanan dalam melakukan pekerjaannya. Pelanggan eksternal lebih diutamakan dari pada pelanggan internal. Pelanggan tak langsung lebih diutamakan dari pada pelanggan langsung. Prinsip kedua adalah sistem yang efektif. Pelaksanaan pelayanan yang prima selalu tampak tertib dan lancar, membangkitkan rasa bangga pada diri petugas pelayanan dan memupuk citra positif di mata pelanggan. 36 Operasionalisasi Pelayanan Prima Prinsip ketiga adalah melayani dengan hati nurani. Para petugas pelayanan menunjukkan perilaku pelayanan yang tulus dan orisinil, tidak dibuat-buat, tidak berlebihan. Prinsip keempat adalah perbaikan berkelanjutan. Desain dan prosedur pelayanan terus diperbaharaui secara berkala untuk mengantisipasi perkembangan kebutuhan pelanggan yang semakin tinggi dan meluas. Prinsip kelima adalah memberdayakan pelanggan. Pelayanan harus dapat menjadi tambahan sumber daya atau tambahan perangkat bagi para pelanggan dalam menyelesaikan persoalan hidup mereka sehari-hari. 3. Pelayanan prima di Indonesia tumbuh dan berkembang dengan mengalami pengayaan konsepsional dari berbagai bidang kajian. Filsafat prokreasi telah meletakkan landasan perkembangan pelayanan publik menjadi sebuah wahana untuk secara bertanggung jawab menciptakan peta-peta kehidupan masyarakat yang lebih baik di masa datang. Gerakan “Reinventing The Government” merupakan salah satu tonggak kemajuan ilmu administrasi publik diakhir abad 20. Gerakan ini telah mengubah paradigma manajemen pelayanan publik agar menjadi lebih efisien dan produktif. Peningkatan kesadaran berdemokrasi dikalangan masyarakat telah mendesak pemerintah untuk mampu menunjukkan akuntabilitas publik, antara lain dengan menyajikan pelayanan yang terbuka dan bertanggungjawab. Gerakan manajemen mutu merupakan lompatan kemajuan ilmu manajemen di akhir abad 20. Gerakan ini telah Modul Diklatpim Tingkat IV 37 berhasil menyediakan metodologi yang handal untuk meningkatkan mutu pelayanan, yaitu TQS Total Quality Service. Pihak Pemerintah telah merumuskan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan mutu pelayanannya kepada masyarakat Kep MENPAN No. 63KEPM.PAN72003 memuat pedoman bagi tatalaksana pelayanan publik. Wawasan kesisteman merupakan gerakan baru dalam ilmu manajemen. Gerakan ini telah menawarkan metodologi berpikir yang handal untuk mencari pemecahan masalah yang lebih mendasar di bidang pelayanan publik. . 38 BAB III JENIS-JENIS PELAYANAN Jenis-jenis pelayanan yang disampaikan pemerintah kepada masyarakat sangat beragam, mulai dari yang sangat sederhana seperti retribusi pedagang kaki lima, sampai yang sangat rumit seperti rancangan perubahan konstitusi. Mulai dari yang nyaris tanpa teknologi seperti parkir dipasar tradisional, sampai yang bermuatan teknologi canggih seperti komunikasi lewat satelit dan produksi pesawat udara. Untuk memudahkan upaya kita mempelajari ciri karakteristik pelayanan prima, keragaman itu dapat disederhanakan menjadi beberapa pola penggolongan pelayanan. Pola penggolongan yang disajikan berikut ini adalah menurut klasifikasi pelanggan, berdasarkan tahapan dalam proses pelayanan, dan menurut prioritas pengembangannya.

A. Menurut Klasifikasi Pelanggan